Thursday, April 25, 2024
28.7 C
Jayapura

Evakuasi Terkendala Cuaca

Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab bersama Bupati Pegunungan Bintang Constan Oktemka berdiskusi dengan anggota TNI lainnya di Bandara Oksibil sebelum melakukan penerbangan pencarian lokasi jatuhnya helikopter MI-17, Senin (10/2) ( FOTO: Kodam XVII/Cenderawasih for Cepos)

Fokus Kodam XVII/Cenderawasih Evakuasi Korban Helikopter MI-17

JAYAPURA- Evakuasi helikopter MI-17 milik Pusat Penerbangan TNI AD (Puspenerbad) di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Pegunungan Bintang, Papua terkendala cuaca. Kemarin (11/2) helikopter dan pesawat CN-235 belum maksimal dalam misi pencarian. 

Untuk itu, Rabu (12/2), Kodam XVII/Cenderawasih akan melanjutkan proses dan upaya evakuasi bagi 12 jenazah prajurit TNI yang menjadi korban pada kecelakaan Helikpoter Mi-17 TNI Angkatan Darat nomor registrasi HA-5138 yang hilang sejak tanggal 28 juni tahun 2019.

Upaya pencarian dengan satu kali penerbangan yang dilakukan Selasa (11/2) dihentikan sementara akibat faktor cuaca yang tidak mendukung. Pasalnya apabila dipaksakan dengan situasi yang ada, maka akan mengancam keselamatan dari tim evakuasi yang sudah disiapkan oleh Kodam.

Titik kecelakaan yang berada di atas ketinggian 11.000 feet dan elevasi kemiringan lokasi yang curam di atas 90 derajat menurut Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letkol. Inf. Dax Sianturi, sangat sulit dilakukan jika cuaca tidak mendukung.

“Tadi kita sudah terbangkan 1 helikopter untuk mengecek lokasi dan mencari titik aman pendaratan. Namun sayangnya akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung terpaksa upaya itu gagal dilakukan,” ungkap Dax Sianturi kepada wartawan, Selasa (11/2).

Dikatakan, selain terkendala cuaca yang ekstrim, lokasi jatuhnya helikopter juga sangat sulit dijangkau dan berada jauh dari pemukiman penduduk. Untuk itu, tim harus berhati-hati dan mempersiapkan semaksimal mungkin untuk proses evakuasi berikutnya.

“Proses evakuasi direncanakan akan dilanjutkan Rabu (12/2). Itupun tergantung kondisi cuaca di lapangan. Jika memungkinkan akan memaksimalkan 3 unit helikopter TNI didukung 1 helikopter dari Pemda Pegunungan Bintasn serta 60 personel yang sudah disiapkan untuk proses evakuasi,” tuturnya.

Dalam proses evakuasi ini, Dax Sianturi menagaskan bahwa keselamatan personel yang akan melakukan evakuasi tetap menjadi prioritas.

Disinggung soal senjata milik anggota yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut, Dax enggan berkomentar. Menurutnya, yang menjadi fokus Kodam XVII/Cenderawasih saat ini adalah evakuasi. “Kami masih meyakini senjata yang dibawa korban masih berada di sekitar lokasi  atau mungkin sedang disembunyikan oleh masyarakat setempat yang tidak berpihak di OPM,” terangnya. 

Baca Juga :  KKB Serang Infrastruktur, Polri Kawal Pembangunan Papua

Lanjutnya, dugaan kuat kecelakaan helikopter disebabkan oleh faktor cuaca buruk hingga menabrak tebing yang ada di depannya. Dax secara tegas membantah jika helikopter tersebut ditembak TPN-OPM.

“Kita juga sudah memonitor hampir 20 tahun belakangan ini tidak ada kegiatan TPN-OPM di daerah tersebut. Foto yang disebarkan hanyalah propaganda dari TPN-OPM,” tegas Wakapendam.

Secara terpisah, Komandan Korem 172/PWY Kolonel Inf J. Binsar Parluhutan Sianipar yang memimpin peninjauan ulang lokasi jatuhnya helikopter Mi-17 di Tebing Puncak Mandala, Distrik Oskop, Kabupaten Pegunungan Bintang menyampaikan dalam evakuasi nanti akan melibatkan masyarakat setempat.

 Adapun peninjauan ulang tersebut lanjut Binsar Sianipar untuk menentukan titik-titik pendaratan pasukan dan tim evakuasi. Karena titik jatuhnya berada di daerah ketinggian dengan tinggi 12.500 feet, sehingga tidak dapat dilakukan evakuasi secara langsung menggunakan heli.

“Cuaca yang tidak menentu dan medan menuju ke sana juga sulit. Ini menjadi kendala bagi tim dalam evakuasi ini. Kami juga melibatkan masyarakat yang tahu daerah tersebut untuk membantu,” ucapnya.

Untuk pasukan yang disiapkan yakni kurang lebih 1 SSK dari Batalyon Inf 751/Raider Khusus serta Tim kesehatan gabungan TNI-Polri dan SAR. Sebagian pasukan sudah didrop sejak kemarin ke Posko di Koramil Oksibil menggunakan pesawat CN milik TNI AU dari Jayapura. 

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan, pihaknya telah menyiapkan personel di Oksibil untuk membantu pihak TNI. 

“Kami siap membantu pihak TNI untuk mengevakuasi para korban. Kami juga akan menyediakan tim identifikasi atau Disaster Victim Identification (DVI),” ucap Kamal kepada wartawan di Jayapura, Selasa (11/2). 

Baca Juga :  Rijatono Lakka telah Terlebih dahulu Disidangkan

Sementara itu,  Danlanud Silas Papare Marsekal Pertama TNI Tri Bowo Budi Santoso menyampaikan bahwa beberapa penerbangan yang disusun untuk memulai proses evakuasi batal dilakukan.

Keterangan tersebut dia sampaikan langsung kepada Jawa Pos melalui sambungan telepon. ”CN-235 rencananya dua sortie, pada sortie kedua cuacanya buruk. Sehingga tidak bisa melanjutkan misi,” ungkap Tri. Dalam misi evakuasi helikopter MI-17 bernomor register HA 5138, TNI AU bertugas untuk mengangkut pasukan, logistik, dan jenazah korban. ”Kami dukungan pasukan dan logistik dari Sentani menuju Oksibil,” imbuhnya. 

Sejauh ini, TNI AU sudah mengerahkan 20 personel dari Pasukan Khas serta empat prajurit lainnya bersiaga di Oksibil. Bersama Kodam XVII/Cendrawasih, pihaknya menarget evakuasi dapat diselesaikan secepat mungkin. Namun demikian, mereka juga tidak bisa memaksakan diri apabila cuaca tidak memungkinkan. ”Semua sangat tergantung dengan kondisi cuaca,” kata jenderal bintang satu TNI AU tersebut. 

Karena lokasi penemuan helikopter yang hilang sejak 28 Juni tahun lalu itu tidak bisa didarati helikopter maupun pesawat, Tri meneruskan, tim evakuasi akan diturunkan di titik-titik terdekat. Setelah itu, satu per satu puing helikopter dan jenazah korban akan diangkat menggunakan helikopter. ”Rencananya demikian. Tapi, untuk proses pengangkatan itu oleh tim dari Kodam, dari Korem 172 (Praja Wira Yakthi),” terang dia. 

Adapun penumpang helikopter terdiri dari tujuh awak helikopter dan lima anggota Batalyon Infanteri 725/Waroagi. Tujuh awak itu meliputi Kapten CPN Aris, Letnan CPN Ahwar, Kapten CPN Bambang, Sersan Kepala Suriatnae, Prajurit Satu Asharulf, Prajurit Kepala Dwi Pur, dan Sersan Dua Dita Ilham. Personel Yonif 725 meliputi Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddine, dan Prada Tegar Hadi Sentana. (fia/syn/nat) 

Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab bersama Bupati Pegunungan Bintang Constan Oktemka berdiskusi dengan anggota TNI lainnya di Bandara Oksibil sebelum melakukan penerbangan pencarian lokasi jatuhnya helikopter MI-17, Senin (10/2) ( FOTO: Kodam XVII/Cenderawasih for Cepos)

Fokus Kodam XVII/Cenderawasih Evakuasi Korban Helikopter MI-17

JAYAPURA- Evakuasi helikopter MI-17 milik Pusat Penerbangan TNI AD (Puspenerbad) di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Pegunungan Bintang, Papua terkendala cuaca. Kemarin (11/2) helikopter dan pesawat CN-235 belum maksimal dalam misi pencarian. 

Untuk itu, Rabu (12/2), Kodam XVII/Cenderawasih akan melanjutkan proses dan upaya evakuasi bagi 12 jenazah prajurit TNI yang menjadi korban pada kecelakaan Helikpoter Mi-17 TNI Angkatan Darat nomor registrasi HA-5138 yang hilang sejak tanggal 28 juni tahun 2019.

Upaya pencarian dengan satu kali penerbangan yang dilakukan Selasa (11/2) dihentikan sementara akibat faktor cuaca yang tidak mendukung. Pasalnya apabila dipaksakan dengan situasi yang ada, maka akan mengancam keselamatan dari tim evakuasi yang sudah disiapkan oleh Kodam.

Titik kecelakaan yang berada di atas ketinggian 11.000 feet dan elevasi kemiringan lokasi yang curam di atas 90 derajat menurut Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letkol. Inf. Dax Sianturi, sangat sulit dilakukan jika cuaca tidak mendukung.

“Tadi kita sudah terbangkan 1 helikopter untuk mengecek lokasi dan mencari titik aman pendaratan. Namun sayangnya akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung terpaksa upaya itu gagal dilakukan,” ungkap Dax Sianturi kepada wartawan, Selasa (11/2).

Dikatakan, selain terkendala cuaca yang ekstrim, lokasi jatuhnya helikopter juga sangat sulit dijangkau dan berada jauh dari pemukiman penduduk. Untuk itu, tim harus berhati-hati dan mempersiapkan semaksimal mungkin untuk proses evakuasi berikutnya.

“Proses evakuasi direncanakan akan dilanjutkan Rabu (12/2). Itupun tergantung kondisi cuaca di lapangan. Jika memungkinkan akan memaksimalkan 3 unit helikopter TNI didukung 1 helikopter dari Pemda Pegunungan Bintasn serta 60 personel yang sudah disiapkan untuk proses evakuasi,” tuturnya.

Dalam proses evakuasi ini, Dax Sianturi menagaskan bahwa keselamatan personel yang akan melakukan evakuasi tetap menjadi prioritas.

Disinggung soal senjata milik anggota yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut, Dax enggan berkomentar. Menurutnya, yang menjadi fokus Kodam XVII/Cenderawasih saat ini adalah evakuasi. “Kami masih meyakini senjata yang dibawa korban masih berada di sekitar lokasi  atau mungkin sedang disembunyikan oleh masyarakat setempat yang tidak berpihak di OPM,” terangnya. 

Baca Juga :  Hendak Menyeberang ke PNG, Mantan Tapol Diamankan

Lanjutnya, dugaan kuat kecelakaan helikopter disebabkan oleh faktor cuaca buruk hingga menabrak tebing yang ada di depannya. Dax secara tegas membantah jika helikopter tersebut ditembak TPN-OPM.

“Kita juga sudah memonitor hampir 20 tahun belakangan ini tidak ada kegiatan TPN-OPM di daerah tersebut. Foto yang disebarkan hanyalah propaganda dari TPN-OPM,” tegas Wakapendam.

Secara terpisah, Komandan Korem 172/PWY Kolonel Inf J. Binsar Parluhutan Sianipar yang memimpin peninjauan ulang lokasi jatuhnya helikopter Mi-17 di Tebing Puncak Mandala, Distrik Oskop, Kabupaten Pegunungan Bintang menyampaikan dalam evakuasi nanti akan melibatkan masyarakat setempat.

 Adapun peninjauan ulang tersebut lanjut Binsar Sianipar untuk menentukan titik-titik pendaratan pasukan dan tim evakuasi. Karena titik jatuhnya berada di daerah ketinggian dengan tinggi 12.500 feet, sehingga tidak dapat dilakukan evakuasi secara langsung menggunakan heli.

“Cuaca yang tidak menentu dan medan menuju ke sana juga sulit. Ini menjadi kendala bagi tim dalam evakuasi ini. Kami juga melibatkan masyarakat yang tahu daerah tersebut untuk membantu,” ucapnya.

Untuk pasukan yang disiapkan yakni kurang lebih 1 SSK dari Batalyon Inf 751/Raider Khusus serta Tim kesehatan gabungan TNI-Polri dan SAR. Sebagian pasukan sudah didrop sejak kemarin ke Posko di Koramil Oksibil menggunakan pesawat CN milik TNI AU dari Jayapura. 

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan, pihaknya telah menyiapkan personel di Oksibil untuk membantu pihak TNI. 

“Kami siap membantu pihak TNI untuk mengevakuasi para korban. Kami juga akan menyediakan tim identifikasi atau Disaster Victim Identification (DVI),” ucap Kamal kepada wartawan di Jayapura, Selasa (11/2). 

Baca Juga :  Rijatono Lakka telah Terlebih dahulu Disidangkan

Sementara itu,  Danlanud Silas Papare Marsekal Pertama TNI Tri Bowo Budi Santoso menyampaikan bahwa beberapa penerbangan yang disusun untuk memulai proses evakuasi batal dilakukan.

Keterangan tersebut dia sampaikan langsung kepada Jawa Pos melalui sambungan telepon. ”CN-235 rencananya dua sortie, pada sortie kedua cuacanya buruk. Sehingga tidak bisa melanjutkan misi,” ungkap Tri. Dalam misi evakuasi helikopter MI-17 bernomor register HA 5138, TNI AU bertugas untuk mengangkut pasukan, logistik, dan jenazah korban. ”Kami dukungan pasukan dan logistik dari Sentani menuju Oksibil,” imbuhnya. 

Sejauh ini, TNI AU sudah mengerahkan 20 personel dari Pasukan Khas serta empat prajurit lainnya bersiaga di Oksibil. Bersama Kodam XVII/Cendrawasih, pihaknya menarget evakuasi dapat diselesaikan secepat mungkin. Namun demikian, mereka juga tidak bisa memaksakan diri apabila cuaca tidak memungkinkan. ”Semua sangat tergantung dengan kondisi cuaca,” kata jenderal bintang satu TNI AU tersebut. 

Karena lokasi penemuan helikopter yang hilang sejak 28 Juni tahun lalu itu tidak bisa didarati helikopter maupun pesawat, Tri meneruskan, tim evakuasi akan diturunkan di titik-titik terdekat. Setelah itu, satu per satu puing helikopter dan jenazah korban akan diangkat menggunakan helikopter. ”Rencananya demikian. Tapi, untuk proses pengangkatan itu oleh tim dari Kodam, dari Korem 172 (Praja Wira Yakthi),” terang dia. 

Adapun penumpang helikopter terdiri dari tujuh awak helikopter dan lima anggota Batalyon Infanteri 725/Waroagi. Tujuh awak itu meliputi Kapten CPN Aris, Letnan CPN Ahwar, Kapten CPN Bambang, Sersan Kepala Suriatnae, Prajurit Satu Asharulf, Prajurit Kepala Dwi Pur, dan Sersan Dua Dita Ilham. Personel Yonif 725 meliputi Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddine, dan Prada Tegar Hadi Sentana. (fia/syn/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya