Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Sepakat Ibadah di Gereja Belum Dibuka

RAPAT: Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., saat memimpin rapat bersama para pendeta dan pastor dari berbagai denominasi gereja di Kota Jayapyura di rumah jabatan Wali Kota Jayapura, Rabu (10/6). ( FOTO: Humas Pemkot Jayapura for Cepos )

*Umat Muslim Belum Ada Keputusan 

JAYAPURA-Sebanyak 50 orang pimpuinan gereja se-Kota Jayapura bersama FKUB Kota Jayapura sepakat untuk mengikuti instruksi Wali Kota Jayapura untuk tidak melaksanakan kegiatan ibadah di gereja yang melibatkan warga jemaat.

Keputusan ini diambil dalam pertemuan antara pimpinan gereja dan FKUB dengan Wali Kota Jayapuram Dr. Benhur Tomi Mano, MM., di rumah dinas Wali Kota Jayapura, Rabu (10/6). 

Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa gereja dibuka hanya untuk memberikan pelayanan ibadah melalui toa, live streaming, zoom atau ibadah online yang selama masa PSDD (Pembatasan Sosial Diperluas dan Diperketat) dilaksanakan. 

Pelaksanaan ibadah di rumah masing-masing juga akan dilakukan oleh umat Buddha dan Hindu yang ada di Kota Jayapura.

Sebelum pengambilan keputusan dilakukan, Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., terlebih dahulu menyampaikan data penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Kota Jayapura. Selain menyampaikan data mengenai jumlah pasien positif, PDP, ODP dan pasien yang meninggal, Wali Kota Benhur Tomi Mano juga mengungkapkan wilayah yang  masuk kategori merah dan hijau. 

Dari penyampaian tersebut, akhirnya disepakati untuk tetap menggelar ibadah di rumah masing-masing. “Kalau pun gereja dibuka untuk ibadah, yang datang dibatasi hanya pendeta yang bisa menyampaikan Firman Tuhan. Sementara  jemaat bisa mengikutinya dari rumah dengan cara live streaming dan lainnya. Gereja sepakat tidak mengambil langkah sendiri arahan  tetapi mengikuti pemerintah dalam hal ini Pemkot Jayapura,” ungkap Wali Kota Benhur Tomi Mano.  

Baca Juga :  Keluarga Pasien Rusak Fasilitas RSUD Merauke

 Sementara itu, Ketua Klasis GKI Portnumbay Pdt. Hein Carlos Mano, S.Th., M.Si., mengatakan, pihaknya tetap mengikuti keputusan pemerintah. Karena pemerintah ingin warganya selamat dan sehat. Untuk itu, pihaknya memperhitungkan apa yang terjadi dengan kondisi saat ini, sehingga gereja-gereja diminta tetap bersabar sampai bulan depan.

 “Memang ada pernyataan lain dari beberapa teman jika memang masih dilakukan ibadah di rumah ibadah, nanti jika ada jemaatnya terpapar Covid-19 maka dia harus bertanggung jawab,’’ungkapnya.

Mengenai penerapan new normal menurut Pdt. Carlos Mano  menegaskan harus ada kajian di setiap daerah dan tidak bisa langsung disamakan antara di Jawa dan di Papua khususnya Kota Jayapura. Karena di Kota Jayapura tingkat penyebaran masih tinggi. Selain itu, tempat perawatan kurang, tenaga medis terbatas dan anggaran pemerintah saat ini sudah terserap banyak. “Untuk itu, pertimbangan ini yang juga harus dipikirkan secara bersama,” tuturnya.

Terkait dengan dibukanya pusat perbelanjaan dan pasar, Pdt. Carlos Mano berharap masyarakat harus tahu dalam menjalankan kehidupan tidak hanya bicara soal rohani tapi juga jasmani.

Baca Juga :  Jalin Silahturahmi, Danrem 173/PVB Tatap Muka Bersama Komponen Masyarakat Biak

 “Ini soal ekonomi dan soal kehidupan. Nah kita sepakat apa yang dilakukan pemerintah, gereja juga harus bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19,’’ tegasnya.

Dirinya mencotnohkan, apabila gereja-gereja yang erada di zona merah ditutup, tidak tertutup kemungkinan warga yang tinggal di zona merah akan beribadah di geraja yang berada di zona hijau. Kondisi seperti ini menurutnya sangat rawan mengakibatkan penularan virus Corona. Bahkan bisa menjadi kluster baru. “Hal ini yang harus kita perhitungkan secara bersama-sama,” tutupnya. 

Sementara itu, dalam rapat yang dipimpin Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, SH., MH., dengan para takmir masjid dan musala, hingga kemarin ada keputusan yang diambil. 

Namun dalam pertemuan yang juga dihadiri Kajari Jayapura, kepala kantor Kemenang Kota Jayapura dan ketua MUI Kota Jayapura, para takmir masjid dan musala yang hadir dalam rapat berharap masjid dan musala bisa dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Dengan belum adanya putusan ini, maka akan dilakukan rapat bersama Wali Kota Jayapura dan Forkopimda  dalam waktu dekat ini.(dil/nat) 

RAPAT: Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., saat memimpin rapat bersama para pendeta dan pastor dari berbagai denominasi gereja di Kota Jayapyura di rumah jabatan Wali Kota Jayapura, Rabu (10/6). ( FOTO: Humas Pemkot Jayapura for Cepos )

*Umat Muslim Belum Ada Keputusan 

JAYAPURA-Sebanyak 50 orang pimpuinan gereja se-Kota Jayapura bersama FKUB Kota Jayapura sepakat untuk mengikuti instruksi Wali Kota Jayapura untuk tidak melaksanakan kegiatan ibadah di gereja yang melibatkan warga jemaat.

Keputusan ini diambil dalam pertemuan antara pimpinan gereja dan FKUB dengan Wali Kota Jayapuram Dr. Benhur Tomi Mano, MM., di rumah dinas Wali Kota Jayapura, Rabu (10/6). 

Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa gereja dibuka hanya untuk memberikan pelayanan ibadah melalui toa, live streaming, zoom atau ibadah online yang selama masa PSDD (Pembatasan Sosial Diperluas dan Diperketat) dilaksanakan. 

Pelaksanaan ibadah di rumah masing-masing juga akan dilakukan oleh umat Buddha dan Hindu yang ada di Kota Jayapura.

Sebelum pengambilan keputusan dilakukan, Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., terlebih dahulu menyampaikan data penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Kota Jayapura. Selain menyampaikan data mengenai jumlah pasien positif, PDP, ODP dan pasien yang meninggal, Wali Kota Benhur Tomi Mano juga mengungkapkan wilayah yang  masuk kategori merah dan hijau. 

Dari penyampaian tersebut, akhirnya disepakati untuk tetap menggelar ibadah di rumah masing-masing. “Kalau pun gereja dibuka untuk ibadah, yang datang dibatasi hanya pendeta yang bisa menyampaikan Firman Tuhan. Sementara  jemaat bisa mengikutinya dari rumah dengan cara live streaming dan lainnya. Gereja sepakat tidak mengambil langkah sendiri arahan  tetapi mengikuti pemerintah dalam hal ini Pemkot Jayapura,” ungkap Wali Kota Benhur Tomi Mano.  

Baca Juga :  Giliran SD Negeri Dekai jadi Sasaran OTK

 Sementara itu, Ketua Klasis GKI Portnumbay Pdt. Hein Carlos Mano, S.Th., M.Si., mengatakan, pihaknya tetap mengikuti keputusan pemerintah. Karena pemerintah ingin warganya selamat dan sehat. Untuk itu, pihaknya memperhitungkan apa yang terjadi dengan kondisi saat ini, sehingga gereja-gereja diminta tetap bersabar sampai bulan depan.

 “Memang ada pernyataan lain dari beberapa teman jika memang masih dilakukan ibadah di rumah ibadah, nanti jika ada jemaatnya terpapar Covid-19 maka dia harus bertanggung jawab,’’ungkapnya.

Mengenai penerapan new normal menurut Pdt. Carlos Mano  menegaskan harus ada kajian di setiap daerah dan tidak bisa langsung disamakan antara di Jawa dan di Papua khususnya Kota Jayapura. Karena di Kota Jayapura tingkat penyebaran masih tinggi. Selain itu, tempat perawatan kurang, tenaga medis terbatas dan anggaran pemerintah saat ini sudah terserap banyak. “Untuk itu, pertimbangan ini yang juga harus dipikirkan secara bersama,” tuturnya.

Terkait dengan dibukanya pusat perbelanjaan dan pasar, Pdt. Carlos Mano berharap masyarakat harus tahu dalam menjalankan kehidupan tidak hanya bicara soal rohani tapi juga jasmani.

Baca Juga :  Lukas Enembe Tegaskan Tak Mau ke Jakarta

 “Ini soal ekonomi dan soal kehidupan. Nah kita sepakat apa yang dilakukan pemerintah, gereja juga harus bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19,’’ tegasnya.

Dirinya mencotnohkan, apabila gereja-gereja yang erada di zona merah ditutup, tidak tertutup kemungkinan warga yang tinggal di zona merah akan beribadah di geraja yang berada di zona hijau. Kondisi seperti ini menurutnya sangat rawan mengakibatkan penularan virus Corona. Bahkan bisa menjadi kluster baru. “Hal ini yang harus kita perhitungkan secara bersama-sama,” tutupnya. 

Sementara itu, dalam rapat yang dipimpin Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, SH., MH., dengan para takmir masjid dan musala, hingga kemarin ada keputusan yang diambil. 

Namun dalam pertemuan yang juga dihadiri Kajari Jayapura, kepala kantor Kemenang Kota Jayapura dan ketua MUI Kota Jayapura, para takmir masjid dan musala yang hadir dalam rapat berharap masjid dan musala bisa dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Dengan belum adanya putusan ini, maka akan dilakukan rapat bersama Wali Kota Jayapura dan Forkopimda  dalam waktu dekat ini.(dil/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya