Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Keluarga Pasien Rusak Fasilitas RSUD Merauke

Gara-gara Tak Terima Dinyatakan Meninggal karena Covid

Direktur RSUD Merauke dr. Yenny Mahuze didampingi Kapolres  Merauke AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum, saat menggelar jumpa pers di RSUD Merauke, Minggu (21/3). ( FOTO: Sulo/Cepos)

MERAUKE-  Insiden  pengrusakan fasilitasi RSUD Merauke dilakukan oleh keluarga seorang pasien RSUD Merauke yang  dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19, Sabtu  (20/3) sekitar pukul 16.00 WIT.  Fasilitas rumah sakit  yang dirusak tersebut diantaranya kaca 2 mobil pengantar jenazah Covid,  kaca kamar jenazah RSUD Merauke dan kaca UGD RSUD  Merauke.

    Kronologi  kejadiannya, sekitar pukul 13.00 WIT, setelah mendapat kabar bahwa  saudara mereka dinyatakan meninggal dunia di RSUD Merauke dikarenakan positif Covid-19, keluarga pasien sekitar 40 Orang yang tidak terima langsung mendatangi RSUD Merauke dan mengeluarkan pernyataan – pernyataan bahwa keluarga mereka meninggal bukan disebabkan oleh Covid-19, namun dikarenakan sakit Malaria.

   Kemudian sekitar pukul 16.00 WIT, keluarga pasien semakin marah dikarenakan tidak ada pihak dari rumah skait yang datang menemui mereka untuk berikan penjelasan dan memaksa agar mengeluarkan Pasien untuk diurus sendiri oleh pihak keluarga sekaligus juga meminta surat kematian dari RSUD sebagai dasar mereka untuk mengirim pasien yang meninggal ke Kabupaten Mappi dengan biaya Pemkab Mappi.

   Kemudian pihak kepolisian bersama salah seorang suami dari petugas medis yang kebetulan berkerabat dengan keluarga pasien datang menemui mereka untuk coba menenangkan. Selanjutnya keluarga pasien sudah menerima dan meminta agar segera melakukan penanganan lanjut terhadap pasien yang meninggal.

   Namun karena penanganan rumah sakit dianggap lambat oleh pihak keluarga pasien, massa memaksa masuk ke dalam ruang IGD Covid dan mengambil pasien yang meninggal dengan digotong keluar, selanjutnya membawa jenazah ke rumah duka yang ada di belakang rumah sakit. Namun massa yang mengawal jenasah itu melakukan pelemparan batu ke mobil jenazah dan kamar Jenazah yang mengakibatkan kerusakan pada kaca mobil dan kamar jenazah.

Baca Juga :  Pemda Mamteng Bantu APD untuk Petugas Kesehatan

   Direktur RSUD Merauke  dr. Yenny Mahuze didampingi Kapolres Merauke AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum menegaskan  bahwa pihaknya tidak mengcovid-covidkan pasien,  tapi merupakan hasil pemeriksaan laboratorium Test Cepat Molekuler (TCM). ‘’Itu hasil TCM,’’ tandasnya.

   Dokter  Yenny Mahuze menjelaskan bahwa peristiwa yang dialami tersebut bukan baru kali ini namun sudah sering terjadi di Merauke. “Kabar-kabar yang beredar di luar bahwa RSUD Merauke sering mengcovidkan pasien, baik pasien maupun jenazah, untuk itu kita kumpul disini  karena keluarga membawa pulang jenazah yang sudah dinyatakan positif dari hasil laboratorium TCM. Saya berharap kepada media semua untuk bisa mensosialisasikan  lagi tentang Covid yang  gejalanya sekarang bermacam-macam,” katanya.

    Menurut Yenny, karena kurangnya sosialisasi  sehingga pasien yang datang ke rumah sakit  terkadang sudah berat, sehingga saat masuk UGD langsung meninggal. ‘’Selanjutnya kami lakukan swab, karena melihat perjalanan penyakit dan kondisi. Kalau pemeriksaan  TCM   dapat dilakukan kurang lebih 2 jam. Tapi kalau yang biasa dilakukan dengan jumlah banyak itu pemeriksaan PCR. Kalau TCM, satu sampel bisa diperiksa. Tapi kalau PCR harus  minimal 6 sampel baru pemeriksaan dilakukan,’’ jelansya.

Baca Juga :  Gandakan KTP, Calon Penumpang Dicekal Keberangkatannya

   Dengan kejadian yang berulang ini, Yenny   Mahuze  berharap pihak kepolisian bisa memberi pengamanan  di RSUD Merauke tersebut.  Sementara keluarga pasien yang membawa jenazah Covid-19 ke rumahnya, Yenny Mahuze menjelaskan  bahwa  untuk screening  nantinya akan dilakukan oleh Puskesmas Karang Indah. ‘’Terdekat disini adalah Puskesmas  Karang Indah,’’ terangnya.

    Kapolres  Merauke AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum mengatakan bahwa dirinya secara tegas seperti yang sudah ia sampaikan  kepada  keluarga  pasien, apabila  dirinya dan pasukannya melihat kejahatan di depan  petugas palang merah atau medis, tidak ada kata lain selain menembak. “Karena berkaitan dengan   orang yang kita selamatkan. Kalau kita mau menyelamatkan orang tiba-tiba kita diganggu maka dia itu sama dengan pembunuh.  Karena itu kita tidak ada kata lain, kita tembak,’’ tandas  Kapolres.

   Soal permintaan  direktur RSUD Merauke, Kapolres meminta untuk  segera memasang kamera  CCTV agar jika ada kejadian yang sama  maka orang-orang yang bertindak melanggar hukum  bisa segera  ditangkap. “Kasus pengrusakan   ini akan kita selidiki dan kita minta kepada pemerintah daerah untuk segera memasang CCTV. Kalau lambat, kita dari Polisi yang pasang nanti,” tandasnya. (ulo/tri)    

Gara-gara Tak Terima Dinyatakan Meninggal karena Covid

Direktur RSUD Merauke dr. Yenny Mahuze didampingi Kapolres  Merauke AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum, saat menggelar jumpa pers di RSUD Merauke, Minggu (21/3). ( FOTO: Sulo/Cepos)

MERAUKE-  Insiden  pengrusakan fasilitasi RSUD Merauke dilakukan oleh keluarga seorang pasien RSUD Merauke yang  dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19, Sabtu  (20/3) sekitar pukul 16.00 WIT.  Fasilitas rumah sakit  yang dirusak tersebut diantaranya kaca 2 mobil pengantar jenazah Covid,  kaca kamar jenazah RSUD Merauke dan kaca UGD RSUD  Merauke.

    Kronologi  kejadiannya, sekitar pukul 13.00 WIT, setelah mendapat kabar bahwa  saudara mereka dinyatakan meninggal dunia di RSUD Merauke dikarenakan positif Covid-19, keluarga pasien sekitar 40 Orang yang tidak terima langsung mendatangi RSUD Merauke dan mengeluarkan pernyataan – pernyataan bahwa keluarga mereka meninggal bukan disebabkan oleh Covid-19, namun dikarenakan sakit Malaria.

   Kemudian sekitar pukul 16.00 WIT, keluarga pasien semakin marah dikarenakan tidak ada pihak dari rumah skait yang datang menemui mereka untuk berikan penjelasan dan memaksa agar mengeluarkan Pasien untuk diurus sendiri oleh pihak keluarga sekaligus juga meminta surat kematian dari RSUD sebagai dasar mereka untuk mengirim pasien yang meninggal ke Kabupaten Mappi dengan biaya Pemkab Mappi.

   Kemudian pihak kepolisian bersama salah seorang suami dari petugas medis yang kebetulan berkerabat dengan keluarga pasien datang menemui mereka untuk coba menenangkan. Selanjutnya keluarga pasien sudah menerima dan meminta agar segera melakukan penanganan lanjut terhadap pasien yang meninggal.

   Namun karena penanganan rumah sakit dianggap lambat oleh pihak keluarga pasien, massa memaksa masuk ke dalam ruang IGD Covid dan mengambil pasien yang meninggal dengan digotong keluar, selanjutnya membawa jenazah ke rumah duka yang ada di belakang rumah sakit. Namun massa yang mengawal jenasah itu melakukan pelemparan batu ke mobil jenazah dan kamar Jenazah yang mengakibatkan kerusakan pada kaca mobil dan kamar jenazah.

Baca Juga :  Pemda Mamteng Bantu APD untuk Petugas Kesehatan

   Direktur RSUD Merauke  dr. Yenny Mahuze didampingi Kapolres Merauke AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum menegaskan  bahwa pihaknya tidak mengcovid-covidkan pasien,  tapi merupakan hasil pemeriksaan laboratorium Test Cepat Molekuler (TCM). ‘’Itu hasil TCM,’’ tandasnya.

   Dokter  Yenny Mahuze menjelaskan bahwa peristiwa yang dialami tersebut bukan baru kali ini namun sudah sering terjadi di Merauke. “Kabar-kabar yang beredar di luar bahwa RSUD Merauke sering mengcovidkan pasien, baik pasien maupun jenazah, untuk itu kita kumpul disini  karena keluarga membawa pulang jenazah yang sudah dinyatakan positif dari hasil laboratorium TCM. Saya berharap kepada media semua untuk bisa mensosialisasikan  lagi tentang Covid yang  gejalanya sekarang bermacam-macam,” katanya.

    Menurut Yenny, karena kurangnya sosialisasi  sehingga pasien yang datang ke rumah sakit  terkadang sudah berat, sehingga saat masuk UGD langsung meninggal. ‘’Selanjutnya kami lakukan swab, karena melihat perjalanan penyakit dan kondisi. Kalau pemeriksaan  TCM   dapat dilakukan kurang lebih 2 jam. Tapi kalau yang biasa dilakukan dengan jumlah banyak itu pemeriksaan PCR. Kalau TCM, satu sampel bisa diperiksa. Tapi kalau PCR harus  minimal 6 sampel baru pemeriksaan dilakukan,’’ jelansya.

Baca Juga :  Dilantik Mendagri, Cyfrianus Mambay Siap Percepat Pembangunan Yapen

   Dengan kejadian yang berulang ini, Yenny   Mahuze  berharap pihak kepolisian bisa memberi pengamanan  di RSUD Merauke tersebut.  Sementara keluarga pasien yang membawa jenazah Covid-19 ke rumahnya, Yenny Mahuze menjelaskan  bahwa  untuk screening  nantinya akan dilakukan oleh Puskesmas Karang Indah. ‘’Terdekat disini adalah Puskesmas  Karang Indah,’’ terangnya.

    Kapolres  Merauke AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum mengatakan bahwa dirinya secara tegas seperti yang sudah ia sampaikan  kepada  keluarga  pasien, apabila  dirinya dan pasukannya melihat kejahatan di depan  petugas palang merah atau medis, tidak ada kata lain selain menembak. “Karena berkaitan dengan   orang yang kita selamatkan. Kalau kita mau menyelamatkan orang tiba-tiba kita diganggu maka dia itu sama dengan pembunuh.  Karena itu kita tidak ada kata lain, kita tembak,’’ tandas  Kapolres.

   Soal permintaan  direktur RSUD Merauke, Kapolres meminta untuk  segera memasang kamera  CCTV agar jika ada kejadian yang sama  maka orang-orang yang bertindak melanggar hukum  bisa segera  ditangkap. “Kasus pengrusakan   ini akan kita selidiki dan kita minta kepada pemerintah daerah untuk segera memasang CCTV. Kalau lambat, kita dari Polisi yang pasang nanti,” tandasnya. (ulo/tri)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya