Monday, April 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Desak KKB Segera Bebaskan Pilot Susi Air

JAKARTA – Enam bulan sudah pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru Philip Mehrtens disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Ya, enam bulan bukanlah waktu yang singkat, tarik ulur, tawaran dialog bahkan pendekatan telah dilakukan namun belum membuahkan hasil. Tak heran, Perdana Menteri Selandia Baru, Chris Hipkins mendesak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua segera membebaskan pilot Susi Air, Philip Mehrtens.  Ya, hal ini karena penyanderaan sang pilot itu sudah memasuki waktu enam bulan.

Seperti yang diketahui, Pilot Susi Air tersebut sedang menjalankan tugas penerbangan di Nduga, Papua pada bulan Februari lalu. Namun nasib tidak mengenakkan terjadi lantaran ia diculik oleh KKB pada saat di bandara.

“Philip adalah ayah, suami, saudara laki-laki dan anak yang sangat dicintai. Saya ingin mendesak, sekali lagi mereka yang menahan Philip untuk segera membebaskannya. Sama sekali tidak ada pembenaran untuk menyandera,” kata Hipkins dikutip dari Asia Pasific Reports pada Rabu (9/8)

Baca Juga :  TNI Polri Berhasil  Kuasai Distrik Paro

“Semakin lama Philip ditahan, semakin besar resiko terhadap kesejahteraannya dan semakin sulit bagi dia dan keluarganya” tambahnya.

Chris Hipkins mengatakan Kementerian Luar Negeri Selandia Baru terus bekerja sama dengan pihak berwenang Indonesia untuk membebaskan Philip dengan tetap memprioritaskan keamanan dan keselamatannya.

Sang Perdana Menteri juga mengatakan dia telah berbicara dengan keluarga Mehrtens minggu ini. “Saya mengakui ini adalah waktu yang sangat menantang bagi mereka,” tambah Hipkins dikutip dari AFP.

“Keselamatan dan kesejahteraan Philip tetap menjadi prioritas utama kami,” tutupnya.

Sebelumnya,  Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan pihaknya terus berusaha mengedepankan sisi kemanusiaan untuk menghindari jatuhnya korban dalam upaya penyelamatan sang pilot.

Baca Juga :  Enam Putra Asli Papua Jadi Prajurit Komando

“Tentunya juga kita gunakan cara kemanusiaan, supaya tidak timbul korban. Tidak timbul korban baik di pihak kita maupun di masyarakat. Iya humanisme untuk koordinasi dan ini sudah diusahakan ke bupati,” terang Yudo belum lama ini.

Yudo mengatakan upaya pembebasan masih terus dilakukan melalui negosiasi. Dia juga menjelaskan alasan sengaja tak melakukan penyerangan dalam upaya pembebasan itu.

“Negosiasi kan selalu saya sampaikan kita tetap negosiasi, negosiasi. Kalau penyerangan yang rugi siapa, kan pasti masyarakat nanti ada yang terkena. Makanya tetap kita kedepankan negosiasi,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Kapten Philip disandera sejak 7 Februari 2023 di Nduga, Papua Pegunungan, setelah pesawatnya dibakar KKB. Menjelang Hari Bhayangkara, 1 Juli lalu, beredar kabar KKB akan menembak sang pilot Philip Mehrtens. (jawapos.com)

JAKARTA – Enam bulan sudah pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru Philip Mehrtens disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Ya, enam bulan bukanlah waktu yang singkat, tarik ulur, tawaran dialog bahkan pendekatan telah dilakukan namun belum membuahkan hasil. Tak heran, Perdana Menteri Selandia Baru, Chris Hipkins mendesak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua segera membebaskan pilot Susi Air, Philip Mehrtens.  Ya, hal ini karena penyanderaan sang pilot itu sudah memasuki waktu enam bulan.

Seperti yang diketahui, Pilot Susi Air tersebut sedang menjalankan tugas penerbangan di Nduga, Papua pada bulan Februari lalu. Namun nasib tidak mengenakkan terjadi lantaran ia diculik oleh KKB pada saat di bandara.

“Philip adalah ayah, suami, saudara laki-laki dan anak yang sangat dicintai. Saya ingin mendesak, sekali lagi mereka yang menahan Philip untuk segera membebaskannya. Sama sekali tidak ada pembenaran untuk menyandera,” kata Hipkins dikutip dari Asia Pasific Reports pada Rabu (9/8)

Baca Juga :  BNPP: TNI-Polri Tutup Jalur Tradisional RI-PNG Terkait Omicron

“Semakin lama Philip ditahan, semakin besar resiko terhadap kesejahteraannya dan semakin sulit bagi dia dan keluarganya” tambahnya.

Chris Hipkins mengatakan Kementerian Luar Negeri Selandia Baru terus bekerja sama dengan pihak berwenang Indonesia untuk membebaskan Philip dengan tetap memprioritaskan keamanan dan keselamatannya.

Sang Perdana Menteri juga mengatakan dia telah berbicara dengan keluarga Mehrtens minggu ini. “Saya mengakui ini adalah waktu yang sangat menantang bagi mereka,” tambah Hipkins dikutip dari AFP.

“Keselamatan dan kesejahteraan Philip tetap menjadi prioritas utama kami,” tutupnya.

Sebelumnya,  Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan pihaknya terus berusaha mengedepankan sisi kemanusiaan untuk menghindari jatuhnya korban dalam upaya penyelamatan sang pilot.

Baca Juga :  BPKP: Baru 4 Pemda di Papua Gunakan Aplikasi FMIS

“Tentunya juga kita gunakan cara kemanusiaan, supaya tidak timbul korban. Tidak timbul korban baik di pihak kita maupun di masyarakat. Iya humanisme untuk koordinasi dan ini sudah diusahakan ke bupati,” terang Yudo belum lama ini.

Yudo mengatakan upaya pembebasan masih terus dilakukan melalui negosiasi. Dia juga menjelaskan alasan sengaja tak melakukan penyerangan dalam upaya pembebasan itu.

“Negosiasi kan selalu saya sampaikan kita tetap negosiasi, negosiasi. Kalau penyerangan yang rugi siapa, kan pasti masyarakat nanti ada yang terkena. Makanya tetap kita kedepankan negosiasi,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Kapten Philip disandera sejak 7 Februari 2023 di Nduga, Papua Pegunungan, setelah pesawatnya dibakar KKB. Menjelang Hari Bhayangkara, 1 Juli lalu, beredar kabar KKB akan menembak sang pilot Philip Mehrtens. (jawapos.com)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya