Ini dilihat dari banyaknya senjata – senjata mesin modern yang dimiliki OPM pimpinan Egianus Kogoya di Nduga, dan jika tak ada evaluasi penggunaan dana desa dari Presiden Prabowo, maka bisa diduga negara sedang merawat konflik dan kekerasan bersenjata di Nduga dengan ikut membiayai pengadaan senjata dan amunisi OPM atau KKB.
“Saya berterimakasih kepada Pak Syafi’ie Samsuddin karena saat kunjungi Nduga kali ini, tidak membawa dua orang staf khusus beliau, yakni Lenis Kogoya dan Edison Gwijangge karena keduanya bisa memantik kemarahan OPM,” tambahnya.
Lenis Kogoya kata Yaung dengan pernyataan – pernyataan kontroversialnya sering menimbulkan kemarahan OPM.
Dan pelampiasan kemarahan OPM sering menyasar warga sipil yang tak bersalah. Sedangkan Edison Gwijangge saat ini sedang dicari Egianus Kogoya untuk diminta lunasi janjinya yang dibuat saat pembebasan sandera.
“Jadi saya menganalisa bahwa Egianus memang ingin membuat teror di Wamena dan statement bupati juga ikut menjadi pemicu kemarahan kelompok bersenjata ini. Namun teror Egianus ini karena ingin Edison Gwijangge melunasi janjinya. Perjanjian Egianus dengan Edison Gwijangge inilah yang menjadi sumber utama teror di Wamena,” tutupnya. (ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos