JAYAPURA – Kedatangan dua menteri ke Kabupaten Nduga Provinsi Papua Papua Pegunungan, Sabtu (7/6) hingga kini belum diketahui apa yang melatarbelakangi. Mengapa harus Nduga dan mengapa harus Menhan, Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Kemudian mengapa ke “daerah merah” seperti Nduga, mengapa tidak ke kabupaten lain yang lebih kondusif.
Ada banyak pertanyaan yang muncul dari perjalanan tegang dua setengah jam tersebut. Baik Sjafrie dan Sri Mulyani juga menggunakan rompi anti peluru dengan pengawalan ketat aparat gabungan. Salah satu akademisi Uncen, Marinus Yaung berpendapat bahwa kedatangan kedua menteri ini ada kaitannya dengan konflik bersenjata yang masih terjadi berulang di daerah ini.
“Dua menteri tersebut datang ke Nduga, tujuannya satu, untuk memastikan keberadaan data lapangan tentang negara terlibat aktif dan masif membiayai kekerasan bersenjata di Papua,” kata Yaung kepada Cenderawasih Pos, Minggu (8/6).
Yaung mengatakan bahwa Sri mulyani sejatinya mendapat ijin dari Presiden Prabowo untuk melakukan klarifikasi faktual di lapangan, apa benar informasi bahwa dana desa untuk Papua dan secara khusus untuk Kabupaten Nduga digunakan untuk membeli senjata dan amunisi untuk memperkuat alat perang TPN OPM melawan TNI / Polri atau informasi tersebut tidak benar.
“Karena Presiden Prabowo sudah meminta agar dievaluasi apakah dana desa digunakan aparat ASN desa atau kampung di Papua tidak sesuai peruntukannya,” bebernya.