Saturday, April 20, 2024
25.7 C
Jayapura

Koramil Jila Diserang KKSB, Prajurit TNI Gugur

Mobil jenazah yang membawa anggota TNI Sertu La Ongge saat tiba di Rumah Sakit Umum Daerah Timika, Senin (9/3). (FOTO: Istimewa)

Terkena Rekoset Peluru Usai Mengambil Air Wudhu

JAYAPURA-Seorang anggota TNI kembali gugur, Senin (9/3) dini hari. Anggota TNI atasnama Sertu La Ongge yang bertugas di Koramil Jila, Kabupaten Mimika, gugur terkena rekoset tembakan peluru dari Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata  (KKSB) yang menyerang Pos TNI AD di Koramil Koramil 1710-05 Jila, Kabupaten Mimika sekira pukul  05:00 WIT.

Sebelum terjadi penyerangan, Sertu La Ongge menurut Dandim 1710/Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan menuturkan,  hendak mengambil air wudhu untuk melaksanakan salat subuh.

Namun saat hendak kembali ke pos, terdengar satu tembakan dan rekoset atau pantulan tembakan tersebut yang mengenai telinga bagian bawah kiri Sertu La Ongge.

“Akibat tembakan tersebut, seluruh rekan-rekan yang ada di pos siaga dan membopong yang bersangkutan untuk bergabung dengan Pos Pan Rawa dari Yonif 754 yang ada di Jila dan di sana dilaksanakan siaga satu,” ucap Dandim Pio Nainggolan saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (9/3).

Setelah aksi penembakan tersebut, Nainggolan menyebutkan, anggota di lapangan menyampaikan via radio permintaan evakuasi. Tak lama kemudian 2 helikopter Penerbad melakukan evakuasi. Namun sayangnya evakuasi terkendala cuaca.

Helikopter baru bisa mengudara ke lokasi untuk melakukan evakuasi pukul 09.10 WIT dan kembali ke Timika sekira pukul 10.50 WIT. 

“Saat tiba di RSUD, tak lama kemudiakn dokter menyampaikan yang bersangkutan meinggal dunia,” ucapnya.

Rencananya, almarhum akan dikirim ke kampung halamannya yang berada di Bau-bau, Sulawesi Tenggara, Selasa (10/3) hari menggunakan pesawat dengan rute Timika-Makassar-Kendari dan Bau-bau. “Untuk keluarga yang berada di Bau-bau sudah diberi informasi termasuk  Dandim  Bau-bau juga sudah kita koordinasikan untuk upacara pemakaman di kampung halamannya,” jelasnya.

Almarhum menurut Nainggolan meninggalkan 1 orang isteri dan tiga orang putra. Almarhum juga sudah mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat Serka Anumerta.

Mengenai kelompok yang melakukan penyerangan di Koramil Jila, Dandim Nainggolan mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan. Namun yang pasti pihaknya akan mencari kelompok tersebut.

Baca Juga :  Reaktif Covid, 50 Penumpang KM Labobar Diarahkan ke LPMP 

Ia juga menyampaikan tidak ada ada penambahan pasukan secara spesifik. Tetapi yang pasti akan ada pertukaran personel ke termasuk yang menggantikan almarhum.

“Pasca kejadian ini, sudah diperintahkan kepada seluruh jajaran untuk  siaga satu,” ucapnya.

Dari informasi yang didapat di lapangan, jarak penyerangan yang dilakukan oleh kelompok ini terhadap Pos TNI berjarak kurang lebih 25 meter yang mengakibatkan  satu anggota TNI gugur.

Selanjutnya, pasukan Satgas Pan Rawan Yonif 754/ENK/3 Kostrad membantu penanganan  korban dan melakukan pengamanan.

Dari data yang dimiliki Cenderawasih Pos, sepanjang tahun 2020 terhitung dari Januari hingga 9 Maret, tercatat 2 anggota TNI-Polri yang gugur akibat kontak tembak di Mimika. Sementara 4 anggota lainya terdiri dari 2 anggota Brimob dan 2 anggota TNI luka-luka. 

 Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto menyampaikan bahwa seluruh jajaran Kodam XVII/Cendrawasih berduka atas kepergian Sertu La Ongge.

Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Sertu La Ongge sempat mendapat penanganan medis di RSUD Timika. Namun demikian, upaya petugas medis tidak mampu menyelamatkan nyawa prajurit TNI AD itu. ”Sertu La Ongge, salah satu Babinsa Kodim 1710/Mimika meninggal dunia sekitar pukul 10.30 WIT,” ungkap dia kepada Jawa Pos (Grup Cenderawasih Pos). 

Eko pun membeberkan serangan KKSB yang menyebabkan Sertu La Ongge meninggal dunia. Menurut informasi yang dia terima, almarhum kena rekoset peluru di bagian pelipis kepala sebelah kiri. ”Sampai belakang telinga,” kata dia.

 Peluru yang mengenai almarhum berasal dari salah satu tembakan yang dilesakkan KKSB dari ketinggian di sekitar Pos Koramil 1710-05 Jila. 

Serangan KKSB dilaporkan terjadi sejak pukul 05.00 WIT. Arah tembakan berasal dari depan serta samping kanan pos tersebut. Saat KKSB menyerang pos tersebut, Sertu La Ongge baru saja selesai melaksanakan tugas siaga pagi. ”Dan hendak menunaikan ibadah salat subuh di musala dekat pos,” terang Eko.

Baca Juga :  Diperkuat 4 Pesawat CN 235, Siap bantu Pemda Percepat Pemerataan Pembangunan

Menyadari salah seorang rekannya terkena peluru, prajurit TNI yang berada di sekitar pos langsung berusaha menolong. Sebelum dibawa ke rumah sakit, almarhum sempat mendapat penanganan pertama dari petugas Pengamanan Daerah Rawan 754/Eme Neme Kangasi. Almarhum kemudian dievakuasi ke Timika menggunakan Helikopter Bell milik TNI AD. 

Sayangnya, penanganan oleh petugas medis di RSUD Timika juga tidak mampu menyelamatkan nyawa Sertu La Ongge. ”Karena mengalami banyak pendarahan akibat luka yang dialaminya,” sesal Eko. 

Serangan oleh KKSB di Timika kemarin menambah rentetan aksi KKSB di Mimika belakangan ini. Itu pula yang membuat banyak warga khawatir dan memilih mengungsi. 

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten untuk memberikan perhatian kepada warga yang mengungsi. Dia menginstruksikan agar kebutuhan dasar warga tetap terpenuhi. “Untuk mereka-mereka yang sekarang mengungsi di Timika diberikan bantuan. Makan, tempat tinggal dan lain-lain,” ujarnya. 

Sementara itu, untuk keamanan, Tito menyebut hal itu kewenangan TNI dan Polri. Meski demikian, mantan Kapolri itu meminta pemda untuk ikut berperan menciptakan perdamaian. Menurut dia, pemda bisa merangkul tokoh agama maupun tokoh adat untuk mendekati KKSB agar mau menghentikan aksinya yang mereka lakukan. 

“Supaya kelompok-kelompok itu, mereka jangan menggunakan kekerasan,” imbuh pria yang juga pernah bertugas di Papua tersebut. Jika ada hal yang ingin disampaikan, lanjut dia, aspirasi bisa disampaikan melalui mekanisme yang ada ke pemda. Dia juga menegaskan bahwa para pelaku yang terbukti melakukan kekerasan diproses secara hukum. 

Apalagi aksi kekerasan itu sampai menimbulkan korban. Dia memastikan semua akan diproses secara hukum. ”Otomatis hukum harus tegak. Kita tidak boleh membiarkan adanya kekerasan, pelanggaran hukum seperti pembunuhan dan lain-lain,” pungkasnya. (fia/nat/far/syn/JPG)

Mobil jenazah yang membawa anggota TNI Sertu La Ongge saat tiba di Rumah Sakit Umum Daerah Timika, Senin (9/3). (FOTO: Istimewa)

Terkena Rekoset Peluru Usai Mengambil Air Wudhu

JAYAPURA-Seorang anggota TNI kembali gugur, Senin (9/3) dini hari. Anggota TNI atasnama Sertu La Ongge yang bertugas di Koramil Jila, Kabupaten Mimika, gugur terkena rekoset tembakan peluru dari Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata  (KKSB) yang menyerang Pos TNI AD di Koramil Koramil 1710-05 Jila, Kabupaten Mimika sekira pukul  05:00 WIT.

Sebelum terjadi penyerangan, Sertu La Ongge menurut Dandim 1710/Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan menuturkan,  hendak mengambil air wudhu untuk melaksanakan salat subuh.

Namun saat hendak kembali ke pos, terdengar satu tembakan dan rekoset atau pantulan tembakan tersebut yang mengenai telinga bagian bawah kiri Sertu La Ongge.

“Akibat tembakan tersebut, seluruh rekan-rekan yang ada di pos siaga dan membopong yang bersangkutan untuk bergabung dengan Pos Pan Rawa dari Yonif 754 yang ada di Jila dan di sana dilaksanakan siaga satu,” ucap Dandim Pio Nainggolan saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (9/3).

Setelah aksi penembakan tersebut, Nainggolan menyebutkan, anggota di lapangan menyampaikan via radio permintaan evakuasi. Tak lama kemudian 2 helikopter Penerbad melakukan evakuasi. Namun sayangnya evakuasi terkendala cuaca.

Helikopter baru bisa mengudara ke lokasi untuk melakukan evakuasi pukul 09.10 WIT dan kembali ke Timika sekira pukul 10.50 WIT. 

“Saat tiba di RSUD, tak lama kemudiakn dokter menyampaikan yang bersangkutan meinggal dunia,” ucapnya.

Rencananya, almarhum akan dikirim ke kampung halamannya yang berada di Bau-bau, Sulawesi Tenggara, Selasa (10/3) hari menggunakan pesawat dengan rute Timika-Makassar-Kendari dan Bau-bau. “Untuk keluarga yang berada di Bau-bau sudah diberi informasi termasuk  Dandim  Bau-bau juga sudah kita koordinasikan untuk upacara pemakaman di kampung halamannya,” jelasnya.

Almarhum menurut Nainggolan meninggalkan 1 orang isteri dan tiga orang putra. Almarhum juga sudah mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat Serka Anumerta.

Mengenai kelompok yang melakukan penyerangan di Koramil Jila, Dandim Nainggolan mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan. Namun yang pasti pihaknya akan mencari kelompok tersebut.

Baca Juga :  TPNB-OPM Akui Dua Anggotanya Tewas Ditembak

Ia juga menyampaikan tidak ada ada penambahan pasukan secara spesifik. Tetapi yang pasti akan ada pertukaran personel ke termasuk yang menggantikan almarhum.

“Pasca kejadian ini, sudah diperintahkan kepada seluruh jajaran untuk  siaga satu,” ucapnya.

Dari informasi yang didapat di lapangan, jarak penyerangan yang dilakukan oleh kelompok ini terhadap Pos TNI berjarak kurang lebih 25 meter yang mengakibatkan  satu anggota TNI gugur.

Selanjutnya, pasukan Satgas Pan Rawan Yonif 754/ENK/3 Kostrad membantu penanganan  korban dan melakukan pengamanan.

Dari data yang dimiliki Cenderawasih Pos, sepanjang tahun 2020 terhitung dari Januari hingga 9 Maret, tercatat 2 anggota TNI-Polri yang gugur akibat kontak tembak di Mimika. Sementara 4 anggota lainya terdiri dari 2 anggota Brimob dan 2 anggota TNI luka-luka. 

 Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto menyampaikan bahwa seluruh jajaran Kodam XVII/Cendrawasih berduka atas kepergian Sertu La Ongge.

Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Sertu La Ongge sempat mendapat penanganan medis di RSUD Timika. Namun demikian, upaya petugas medis tidak mampu menyelamatkan nyawa prajurit TNI AD itu. ”Sertu La Ongge, salah satu Babinsa Kodim 1710/Mimika meninggal dunia sekitar pukul 10.30 WIT,” ungkap dia kepada Jawa Pos (Grup Cenderawasih Pos). 

Eko pun membeberkan serangan KKSB yang menyebabkan Sertu La Ongge meninggal dunia. Menurut informasi yang dia terima, almarhum kena rekoset peluru di bagian pelipis kepala sebelah kiri. ”Sampai belakang telinga,” kata dia.

 Peluru yang mengenai almarhum berasal dari salah satu tembakan yang dilesakkan KKSB dari ketinggian di sekitar Pos Koramil 1710-05 Jila. 

Serangan KKSB dilaporkan terjadi sejak pukul 05.00 WIT. Arah tembakan berasal dari depan serta samping kanan pos tersebut. Saat KKSB menyerang pos tersebut, Sertu La Ongge baru saja selesai melaksanakan tugas siaga pagi. ”Dan hendak menunaikan ibadah salat subuh di musala dekat pos,” terang Eko.

Baca Juga :  Diperkuat 4 Pesawat CN 235, Siap bantu Pemda Percepat Pemerataan Pembangunan

Menyadari salah seorang rekannya terkena peluru, prajurit TNI yang berada di sekitar pos langsung berusaha menolong. Sebelum dibawa ke rumah sakit, almarhum sempat mendapat penanganan pertama dari petugas Pengamanan Daerah Rawan 754/Eme Neme Kangasi. Almarhum kemudian dievakuasi ke Timika menggunakan Helikopter Bell milik TNI AD. 

Sayangnya, penanganan oleh petugas medis di RSUD Timika juga tidak mampu menyelamatkan nyawa Sertu La Ongge. ”Karena mengalami banyak pendarahan akibat luka yang dialaminya,” sesal Eko. 

Serangan oleh KKSB di Timika kemarin menambah rentetan aksi KKSB di Mimika belakangan ini. Itu pula yang membuat banyak warga khawatir dan memilih mengungsi. 

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten untuk memberikan perhatian kepada warga yang mengungsi. Dia menginstruksikan agar kebutuhan dasar warga tetap terpenuhi. “Untuk mereka-mereka yang sekarang mengungsi di Timika diberikan bantuan. Makan, tempat tinggal dan lain-lain,” ujarnya. 

Sementara itu, untuk keamanan, Tito menyebut hal itu kewenangan TNI dan Polri. Meski demikian, mantan Kapolri itu meminta pemda untuk ikut berperan menciptakan perdamaian. Menurut dia, pemda bisa merangkul tokoh agama maupun tokoh adat untuk mendekati KKSB agar mau menghentikan aksinya yang mereka lakukan. 

“Supaya kelompok-kelompok itu, mereka jangan menggunakan kekerasan,” imbuh pria yang juga pernah bertugas di Papua tersebut. Jika ada hal yang ingin disampaikan, lanjut dia, aspirasi bisa disampaikan melalui mekanisme yang ada ke pemda. Dia juga menegaskan bahwa para pelaku yang terbukti melakukan kekerasan diproses secara hukum. 

Apalagi aksi kekerasan itu sampai menimbulkan korban. Dia memastikan semua akan diproses secara hukum. ”Otomatis hukum harus tegak. Kita tidak boleh membiarkan adanya kekerasan, pelanggaran hukum seperti pembunuhan dan lain-lain,” pungkasnya. (fia/nat/far/syn/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya