JAYAPURA – Untuk kali kedua, mantan Plt Direktur RSUD Jayapura , dr Aaron Rumainum menyatakan bahwa ia sama sekali tak mempermasalahkan dirinya diganti secara mendadak bertepatan dengan sidak yang dilakukan Gubernur Papua, Matius D Fakhri di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura pada Selasa (4/11).
Ketika itu Aaron sedang berada di Jakarta untuk mengurus akreditasi rumah sakit pendidikan RSUD Jayapura, serta meminta bantuan alat kesehatan di pusat. Meski begitu, belakangan muncul suara sumbang dari pergantian ini dimana gubernur dikatakan seharusnya melakukan evaluasi mendalam lebih dulu barulah lakukan pergantian.
Bukan sidak dan esoknya dilakukan pergantian sehingga terkesan dr Aaron adalah pejabat yang melakukan kesalahan sehingga harus diganti. Tak hanya itu, ada juga suara sumbang dari kelompok masyarakat asal Biak yang merasa kecewa. Setelah memberikan dukungan saat Pilkada lalu ternyata justru putera asal Biak yang diganti.
Aaron sendiri tak mau ambil pusing dengan pergantian ini karena menurutnya memang tidak mudah menjalankan organisasi atau lembaga yang menyimpan banyak persoalan dan minim dukungan untuk menyelesaikan.
“Saya sepakat yang disampaikan gubernur, bahwa yang diganti bukan direkturnya saja namun dirombak semuanya. Lalu dibentuk tim yang kuat, supaya bisa saling kerja sama,” ungkap Aaron, Kamis (6/11).
Ia menjelaskan bahwa sewaktu dirinya menjadi direktur rumah sakit, ia mencoba memberdayakan apa yang ada di rumah sakit .
“Yang mau gerak cepat kita ajak gerak cepat,” ujarnya.
Ia pun mengatakan bahwa penyakit yang ada di RSUD Jayapura adalah justru pada sumber daya manusianya. Tingkat disiplin manajemen.
JAYAPURA – Untuk kali kedua, mantan Plt Direktur RSUD Jayapura , dr Aaron Rumainum menyatakan bahwa ia sama sekali tak mempermasalahkan dirinya diganti secara mendadak bertepatan dengan sidak yang dilakukan Gubernur Papua, Matius D Fakhri di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura pada Selasa (4/11).
Ketika itu Aaron sedang berada di Jakarta untuk mengurus akreditasi rumah sakit pendidikan RSUD Jayapura, serta meminta bantuan alat kesehatan di pusat. Meski begitu, belakangan muncul suara sumbang dari pergantian ini dimana gubernur dikatakan seharusnya melakukan evaluasi mendalam lebih dulu barulah lakukan pergantian.
Bukan sidak dan esoknya dilakukan pergantian sehingga terkesan dr Aaron adalah pejabat yang melakukan kesalahan sehingga harus diganti. Tak hanya itu, ada juga suara sumbang dari kelompok masyarakat asal Biak yang merasa kecewa. Setelah memberikan dukungan saat Pilkada lalu ternyata justru putera asal Biak yang diganti.
Aaron sendiri tak mau ambil pusing dengan pergantian ini karena menurutnya memang tidak mudah menjalankan organisasi atau lembaga yang menyimpan banyak persoalan dan minim dukungan untuk menyelesaikan.
“Saya sepakat yang disampaikan gubernur, bahwa yang diganti bukan direkturnya saja namun dirombak semuanya. Lalu dibentuk tim yang kuat, supaya bisa saling kerja sama,” ungkap Aaron, Kamis (6/11).
Ia menjelaskan bahwa sewaktu dirinya menjadi direktur rumah sakit, ia mencoba memberdayakan apa yang ada di rumah sakit .
“Yang mau gerak cepat kita ajak gerak cepat,” ujarnya.
Ia pun mengatakan bahwa penyakit yang ada di RSUD Jayapura adalah justru pada sumber daya manusianya. Tingkat disiplin manajemen.