Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Pamitan, Jenderal ini Bawa Empat Balita dari Papua

JAYAPURA – Sebuah pemandangan tak biasa terlihat pada apel exit briefing pelepasan Danlantamal X pada Senin (17/4). Pasalnya di tengah ratusan pasukan terlihat Danlantamal lama, Brigjend TNI (Mar) Feryanto Marpaung bersama sang istri mengapit empat balita yang semua anak asli Papua.
Bahkan jenderal bintang satu ini membawa serta keempat anak tersebut ke lapangan apel saat berpamitan.
Feryanto meminta izin harus mengakhiri tugasnya di Lantamal X dan ia digantikan oleh Brigjend TNI (Mar) Ludi Prastyono. Dalam apel tersebut ia menyempatkan menjelaskan soal keempat anak tersebut.
“Ada program kami berkunjung ke panti – panti dan saat mendatangi salah satu panti, saya dan istri menemukan satu anak yang kondisinya tidak sehat. Demam tinggi. Setelah itu kami pulang,” kata Brigjend Feryanto.
Sepekan kemudian ia dan istrinya mencoba kembali ke panti tersebut dan ternyata anak berusia 3 tahun itu masih dalam kondisi demam tinggi. “Saya membayangkan selama 1 minggu ia tersiksa karena sakit dan saya bersama istri meminta izin kepada pengurus panti membawa anak tadi ke rumah sakit,” ceritanya. Hasilnya cukup mencengangkan dimana kata Brigjend Feryanto ternyata anak laki – laki yang memiliki darah Wamena – Yahukimo ini sakit malaria stadium 4.

Baca Juga :  Jangan Lagi Tambah Libur!


“Kandungan darahnya sudah tinggi sekali penyakit malaria. Lalu kami obati opname 1 minggu dan bersyukur sekarang sudah baik. Istri saya sampai harus tidur dengan anak ini bahkan satu ranjang untuk menjaga,” bebernya.
Setelah sembuh ia bersama istri menanyakan riwayat sang anak ternyata memang tidak lagi diurus oleh kedua orang tuanya. “Kami mengajukan adopsi dan disetujui termasuk meminta pengakuan lewat pengadilan dan suratnya dikabulkan sehingga anak ini kini menjadi anak kami,” jelas Brigjend Feryanto.
Namun karena balita tadi memiliki adik yang masih bayi akhirnya semuanya diurus untuk menjadi anak adopsi. “Lalu dua lagi kami temukan di panti berbeda. Ada yang batuk parah dan sempat kami curigai apakah TBC atau HIV lalu kami periksakan dan ternyata memang ada virus di paru parunya tapi bukan TBC,” katanya.
Setelah itu Brigjend Feryanto kembali meminta izin ke pengurus panti untuk mengadopsi dan disetujui. “Anak saya di Surabaya ada 4 dan dari Papua kami diberi anugerah untuk membawa 4 orang anak lagi dan itu sangat kami syukuri. Kami akan didik menjadi anak yang berguna bagi nusa bangsa,” tutup Brigjend Feryanto seraya berpamitan. (ade/wen)

Baca Juga :  Harus Patuh Ikuti Jadwal yang Tercantum di Itinerari

JAYAPURA – Sebuah pemandangan tak biasa terlihat pada apel exit briefing pelepasan Danlantamal X pada Senin (17/4). Pasalnya di tengah ratusan pasukan terlihat Danlantamal lama, Brigjend TNI (Mar) Feryanto Marpaung bersama sang istri mengapit empat balita yang semua anak asli Papua.
Bahkan jenderal bintang satu ini membawa serta keempat anak tersebut ke lapangan apel saat berpamitan.
Feryanto meminta izin harus mengakhiri tugasnya di Lantamal X dan ia digantikan oleh Brigjend TNI (Mar) Ludi Prastyono. Dalam apel tersebut ia menyempatkan menjelaskan soal keempat anak tersebut.
“Ada program kami berkunjung ke panti – panti dan saat mendatangi salah satu panti, saya dan istri menemukan satu anak yang kondisinya tidak sehat. Demam tinggi. Setelah itu kami pulang,” kata Brigjend Feryanto.
Sepekan kemudian ia dan istrinya mencoba kembali ke panti tersebut dan ternyata anak berusia 3 tahun itu masih dalam kondisi demam tinggi. “Saya membayangkan selama 1 minggu ia tersiksa karena sakit dan saya bersama istri meminta izin kepada pengurus panti membawa anak tadi ke rumah sakit,” ceritanya. Hasilnya cukup mencengangkan dimana kata Brigjend Feryanto ternyata anak laki – laki yang memiliki darah Wamena – Yahukimo ini sakit malaria stadium 4.

Baca Juga :  Nduga Siaga Satu


“Kandungan darahnya sudah tinggi sekali penyakit malaria. Lalu kami obati opname 1 minggu dan bersyukur sekarang sudah baik. Istri saya sampai harus tidur dengan anak ini bahkan satu ranjang untuk menjaga,” bebernya.
Setelah sembuh ia bersama istri menanyakan riwayat sang anak ternyata memang tidak lagi diurus oleh kedua orang tuanya. “Kami mengajukan adopsi dan disetujui termasuk meminta pengakuan lewat pengadilan dan suratnya dikabulkan sehingga anak ini kini menjadi anak kami,” jelas Brigjend Feryanto.
Namun karena balita tadi memiliki adik yang masih bayi akhirnya semuanya diurus untuk menjadi anak adopsi. “Lalu dua lagi kami temukan di panti berbeda. Ada yang batuk parah dan sempat kami curigai apakah TBC atau HIV lalu kami periksakan dan ternyata memang ada virus di paru parunya tapi bukan TBC,” katanya.
Setelah itu Brigjend Feryanto kembali meminta izin ke pengurus panti untuk mengadopsi dan disetujui. “Anak saya di Surabaya ada 4 dan dari Papua kami diberi anugerah untuk membawa 4 orang anak lagi dan itu sangat kami syukuri. Kami akan didik menjadi anak yang berguna bagi nusa bangsa,” tutup Brigjend Feryanto seraya berpamitan. (ade/wen)

Baca Juga :  Jangan Lagi Tambah Libur!

Berita Terbaru

Artikel Lainnya