Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Mandenas: Sasaran Operasi Harus Jelas Sesuai Dengan Target

JAYAPURA-Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas, S.Sos., M.Si., berharap pihak TNI-Polri yang melalukan operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, tetap mengedepankan profesionalitas. Dia meminta target dan sasaran yang dituju harus jelas tanpa mengorbankan masyarakt sipil.

Pasalnya menurut informasi yang diterimanya saat ini diduga ada sejumlah masyarakat yang menjadi korban akibat operasi yang dilakukan. Dugaan adanya korban dari masyarakat menurutnya akan menimbulkan persoalan lain seperti balas dendam kepada pihak keamanan.

“Saya yakin kalau masih ada masyarakat yang menjadi korban maka persoalan akan semakin panjang dan tidak tuntas. Sebaiknya sasaran operasi harus jelas sesuai dengan target,” ungkapnya, Senin (17/4)

Baca Juga :  Pastikan Harga Stabil, Pj. Gubernur Sidak ke Pasar dan Retail Modern

Sejauh ini operasi yang dilakukan pihak TNI-Polri dinilainya tidak berhasil dan mampu menuntaskan masalah. Malah yang terjadi ada perlawan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang semakin gencar dilakukan. Dirinya menyarankan semua elemen, lembaga, maupun institusi negara harus meninggalkan egonya, kemudian duduk bersama mencari solusi guna mencapai sepakat demi kedamaian di Papua.

“Penanganan konflik di Papua bukan hanya ditangani di tingkat akar rumput, tapi sesuai klaster masyarakat, generasi muda, tokoh masyarakat, tokoh agama, elit politik, pemerintah tingkat kabupaten, provinsi, hingga pemerintah pusat,” pintanya.

Seperti deiketahui Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang personel TNI dari Satgas Yonif R 321/GT yang bertugas di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4). Baku tembak terjadi antara aparat TNI dan KKB pimpinan Egianus Kogoya itu menyebabkan satu prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Pratu Miftahul Arifin, gugur.
“Untuk aparat TNI yang jadi korban penyerangan KKB, saya turut berduka cita yang mendalam,” ucapnya

Baca Juga :  Masih Banyak Permasalahan Disabilitas di Papua

Sementara operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37) terus dilanjutkan meskipun seorang prajurit TNI gugur diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB).(nat)

JAYAPURA-Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas, S.Sos., M.Si., berharap pihak TNI-Polri yang melalukan operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, tetap mengedepankan profesionalitas. Dia meminta target dan sasaran yang dituju harus jelas tanpa mengorbankan masyarakt sipil.

Pasalnya menurut informasi yang diterimanya saat ini diduga ada sejumlah masyarakat yang menjadi korban akibat operasi yang dilakukan. Dugaan adanya korban dari masyarakat menurutnya akan menimbulkan persoalan lain seperti balas dendam kepada pihak keamanan.

“Saya yakin kalau masih ada masyarakat yang menjadi korban maka persoalan akan semakin panjang dan tidak tuntas. Sebaiknya sasaran operasi harus jelas sesuai dengan target,” ungkapnya, Senin (17/4)

Baca Juga :  Siapkan Dua Juta Personel PMI Hadapi La Nina

Sejauh ini operasi yang dilakukan pihak TNI-Polri dinilainya tidak berhasil dan mampu menuntaskan masalah. Malah yang terjadi ada perlawan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang semakin gencar dilakukan. Dirinya menyarankan semua elemen, lembaga, maupun institusi negara harus meninggalkan egonya, kemudian duduk bersama mencari solusi guna mencapai sepakat demi kedamaian di Papua.

“Penanganan konflik di Papua bukan hanya ditangani di tingkat akar rumput, tapi sesuai klaster masyarakat, generasi muda, tokoh masyarakat, tokoh agama, elit politik, pemerintah tingkat kabupaten, provinsi, hingga pemerintah pusat,” pintanya.

Seperti deiketahui Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang personel TNI dari Satgas Yonif R 321/GT yang bertugas di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4). Baku tembak terjadi antara aparat TNI dan KKB pimpinan Egianus Kogoya itu menyebabkan satu prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Pratu Miftahul Arifin, gugur.
“Untuk aparat TNI yang jadi korban penyerangan KKB, saya turut berduka cita yang mendalam,” ucapnya

Baca Juga :  Polisi Masih Gelap Tujuan Penembakan di Puncak Jaya

Sementara operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37) terus dilanjutkan meskipun seorang prajurit TNI gugur diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB).(nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya