Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Noken, Wujud Momen ‘Mother of Heart’

JAYAPURA – 4 Desember menjadi momen spesial bagi noken Papua, tas rajut tradisional asal tanah Papua ini mengandung nilai sejarah. Sejak 4 Desember 2012 silam, noken Papua ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda atau Intangible Cultural Heritage oleh UNESCO.

Berkaitan dengan itu juga, setiap peringatan Hari Noken, kerap dilaksanakan Festival Noken bagi mama mama Papua.

Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Papua, Yohanes Walilo menyebut, Festival Noken dengan tema ‘Mother of Heart’ adalah merayakan kekayaan budaya Papua dengan  penuh semangat dan kehangatan.

“Festival ini bukan sekedar pertunjukan seni,  melainkan merupakan perwujudan  nilai nilai  luhur yang terkandung dalam tema ‘Mother of Heart’. Dimana ibu adalah pusat kehidupan, dan melalui tema ini. kita menghormati peran ibu sebagai pilar utama dalam membentuk karaktek dan keharmonisan keluarga,” ucap Walilo saat menutup Festival Noken Sedunia yang digelar di PYCH, Senin (4/12) malam.

Menurut Walilo, sejak Noken ditetapkan sebagai warisan dunia dan usianya mencapai 12 tahun. Telah banyak perjuangan dan upaya upaya yang dilakukan oleh mama mama Papua terutama perajut Noken.

Baca Juga :  Kemarin, Wapres RI Tinjau Operasi Katarak dan Bibir Sumbing di RSUD Mimika

“Mempertahankan Noken sebagai warisan dunia, karena noken tidak ada di tempat lain atau negara lain. Kita punya ciri khas yang perlu kita pertahankan, lestarikan dan budayakan tentang Noken,” terangnya.

Menurut Walilo, Noken merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan dan dipertahankan serta diperkenalkan kepada seluruh orang untuk bisa digunakan.

“Pemerintah juga akan membantu mama mama Papua dalam hal mempromosikan Noken,” kata Walilo.

Sementara itu, Pengrajin Noken Meri Dogopi mengatakan, sejak Noken ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. Sampai saat ini, mama mama Papua tak tinggal diam dan terus merajut Noken.

“Hingga kini, antusias mama mama Papua lebih giat dalam membuat Noken. Dan pengguna Noken juga terus ada, tak hanya di sini melainkan di luar Papua bahkan luar negeri,” kata Meri kepada Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Hendak Deklarasi, Buchtar Dijemput Polisi

Bertepatan dengan Hari Noken, Meri meminta pemerintah Provinsi Papua untuk bisa melihat para perajut Noken di Papua.

“Kami meminta pemerintah memperhatikan kami dalam hal mempromosikan Noken ke tingkat nasional bahkan tingkat dunia,” kata Meri.

Selain itu, jika ada tamu yang yang berkunjung ke Papua. Bisa diajak berkunjung ke tempat-tempat dimana mama mama Papua merajut Noken. Dengan begitu, bisa meningkatkan pendapatan ekonomi bagi mama mama Papua.

“Dengan momen Hari Noken Sedunia, Noken perlu ditampilkan di tempat tempat khusus. Terutama saat ada acara acara besar, sehingga orang luar tau akan Noken yang merupakan budaya orang Papua,” ucapnya.

Meri meyakini, hingga kini, penggunaan Noken belum luntur di kalangan masyarakat Papua. Hanya saja, cara promosi penggunaan Noken yang masih minim di kalangan umum. (fia/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA – 4 Desember menjadi momen spesial bagi noken Papua, tas rajut tradisional asal tanah Papua ini mengandung nilai sejarah. Sejak 4 Desember 2012 silam, noken Papua ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda atau Intangible Cultural Heritage oleh UNESCO.

Berkaitan dengan itu juga, setiap peringatan Hari Noken, kerap dilaksanakan Festival Noken bagi mama mama Papua.

Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Papua, Yohanes Walilo menyebut, Festival Noken dengan tema ‘Mother of Heart’ adalah merayakan kekayaan budaya Papua dengan  penuh semangat dan kehangatan.

“Festival ini bukan sekedar pertunjukan seni,  melainkan merupakan perwujudan  nilai nilai  luhur yang terkandung dalam tema ‘Mother of Heart’. Dimana ibu adalah pusat kehidupan, dan melalui tema ini. kita menghormati peran ibu sebagai pilar utama dalam membentuk karaktek dan keharmonisan keluarga,” ucap Walilo saat menutup Festival Noken Sedunia yang digelar di PYCH, Senin (4/12) malam.

Menurut Walilo, sejak Noken ditetapkan sebagai warisan dunia dan usianya mencapai 12 tahun. Telah banyak perjuangan dan upaya upaya yang dilakukan oleh mama mama Papua terutama perajut Noken.

Baca Juga :  Diduga Cemburu, Nelayan Habisi Seorang ASN

“Mempertahankan Noken sebagai warisan dunia, karena noken tidak ada di tempat lain atau negara lain. Kita punya ciri khas yang perlu kita pertahankan, lestarikan dan budayakan tentang Noken,” terangnya.

Menurut Walilo, Noken merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan dan dipertahankan serta diperkenalkan kepada seluruh orang untuk bisa digunakan.

“Pemerintah juga akan membantu mama mama Papua dalam hal mempromosikan Noken,” kata Walilo.

Sementara itu, Pengrajin Noken Meri Dogopi mengatakan, sejak Noken ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. Sampai saat ini, mama mama Papua tak tinggal diam dan terus merajut Noken.

“Hingga kini, antusias mama mama Papua lebih giat dalam membuat Noken. Dan pengguna Noken juga terus ada, tak hanya di sini melainkan di luar Papua bahkan luar negeri,” kata Meri kepada Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Kirab Budaya Warnai Pembukaan Kongres Masyarakat Adat di Papua

Bertepatan dengan Hari Noken, Meri meminta pemerintah Provinsi Papua untuk bisa melihat para perajut Noken di Papua.

“Kami meminta pemerintah memperhatikan kami dalam hal mempromosikan Noken ke tingkat nasional bahkan tingkat dunia,” kata Meri.

Selain itu, jika ada tamu yang yang berkunjung ke Papua. Bisa diajak berkunjung ke tempat-tempat dimana mama mama Papua merajut Noken. Dengan begitu, bisa meningkatkan pendapatan ekonomi bagi mama mama Papua.

“Dengan momen Hari Noken Sedunia, Noken perlu ditampilkan di tempat tempat khusus. Terutama saat ada acara acara besar, sehingga orang luar tau akan Noken yang merupakan budaya orang Papua,” ucapnya.

Meri meyakini, hingga kini, penggunaan Noken belum luntur di kalangan masyarakat Papua. Hanya saja, cara promosi penggunaan Noken yang masih minim di kalangan umum. (fia/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya