Friday, November 15, 2024
25.7 C
Jayapura

Ada Ritual Adat, Massa Minta Pj Walikota Mundur

Sebelumnya masa mendatangi kantor walikota dan meminta Pj Walikota Christian Sohilait turun dari jabatannya. Mereka sebagian menggunakan pakaian adat serta memainkan suling tambur. Mereka menuntut Pj Wali Kota Jayapura, Christian Sohilait, dicopot dari jabatannya dikarenakan telah menghina dan menginjak – injak demokrasi. Pantauan Ceposonline.com Setibanya dikantor Wali Kota Jayapura, massa ini dihadang petugas kepolisian dan juga Satpol PP di pintu masuk.

Mereka tidak diijinkan masuk ke dalam lingkungan Kantor Wali Kota Jayapura. Karenanya massa akhirnya berhenti di depan pintu pagar masuk dan melakukan sedikit orasi. Selain itu ada ritual adat yang dilakukan menggunakan bunga dan daun kelapa. Ada beberapa orang yang berlarian masuk ke halaman kantor  sambil mengibas baun berwarna ungu. Ada juga yang meniup daun tersebut sambil memegang pintu gerbang. Ketika itu ada daun yang diangkat dan disuruh dipegang namun tak satupun petugas yang menutup jalan berani memegang. Hanya saja pendemo tak berhasil menemui Pj Walikota lantaran sedang berada di luar  Papua.

Baca Juga :  Suru-suru Sudah Aman, Warga Diminta Kembali ke Rumah

Disini pendemo menuntut ASN  dan TNI Polri netral dalam Pilkada Papua selanjutnya rekaman Pj Walikota Jayapura yang viral harus diusut tuntas. Mereka juga meminta  Pj Walikota mengundurkan diri dari jabatannya. Salah satu tokoh adat Tobati, Timotius Hamadi, menegaskan demokrasi harus netral jika tidak jika tidak masyarakat akan terus melakukan aksi perlawanan karena menurutnya apa yang disampaikan PJ Walikota Jayapura dalam audio rekamannya itu merupakan perbuatan yang mencederai demokrasi.

“PJ Walikota telah bermanuver dan merusak sistem demokrasi,” ujar Timotius saat diwawancarai wartawan di pintu masuk kantor walikota Jayapura, Selasa (5/11). “Hari ini kami datang untuk menuntut PJ Walikota turun dari jabatannya sebagai walikota,” tambahnya.  Ditempat yang sama, Ketua Koalisi Masyarakat Papua Peduli Pemilu dan Demokrasi (KMP3R), Paul Ohee, menyatakan bahwa aksi tersebut adalah bentuk perlawanan tegas terhadap apa yang mereka sebut sebagai pelanggaran demokrasi.

Baca Juga :  Rehab Kantor Bupati Boven Digoel Diduga Dikorupsi Rp 4,9 Miliar

“Kami datang ke sini untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. Kami meminta agar Pj Walikota dicopot dari jabatannya karena telah melakukan pelanggaran etika dan menyalahgunakan wewenang,” katanya,

Hal yang sama juga disampaikan, Yulianus Dwaa dari Forum Intelektual Muda (FIM) Tabi-Saireri juga mengecam tindakan Christian. Menurutnya, seorang pejabat ASN seharusnya netral dan tidak terlibat dalam politik praktis. “Tindakan Pj Walikota ini sangat mencederai nilai-nilai demokrasi. Sebagai seorang ASN, seharusnya dia menjaga integritas dan netralitas,” ujar Yulianus.

Sebelumnya masa mendatangi kantor walikota dan meminta Pj Walikota Christian Sohilait turun dari jabatannya. Mereka sebagian menggunakan pakaian adat serta memainkan suling tambur. Mereka menuntut Pj Wali Kota Jayapura, Christian Sohilait, dicopot dari jabatannya dikarenakan telah menghina dan menginjak – injak demokrasi. Pantauan Ceposonline.com Setibanya dikantor Wali Kota Jayapura, massa ini dihadang petugas kepolisian dan juga Satpol PP di pintu masuk.

Mereka tidak diijinkan masuk ke dalam lingkungan Kantor Wali Kota Jayapura. Karenanya massa akhirnya berhenti di depan pintu pagar masuk dan melakukan sedikit orasi. Selain itu ada ritual adat yang dilakukan menggunakan bunga dan daun kelapa. Ada beberapa orang yang berlarian masuk ke halaman kantor  sambil mengibas baun berwarna ungu. Ada juga yang meniup daun tersebut sambil memegang pintu gerbang. Ketika itu ada daun yang diangkat dan disuruh dipegang namun tak satupun petugas yang menutup jalan berani memegang. Hanya saja pendemo tak berhasil menemui Pj Walikota lantaran sedang berada di luar  Papua.

Baca Juga :  Lima Kasus Kebakaran Jadi Fokus Kepolisian Dalam Dua Pekan

Disini pendemo menuntut ASN  dan TNI Polri netral dalam Pilkada Papua selanjutnya rekaman Pj Walikota Jayapura yang viral harus diusut tuntas. Mereka juga meminta  Pj Walikota mengundurkan diri dari jabatannya. Salah satu tokoh adat Tobati, Timotius Hamadi, menegaskan demokrasi harus netral jika tidak jika tidak masyarakat akan terus melakukan aksi perlawanan karena menurutnya apa yang disampaikan PJ Walikota Jayapura dalam audio rekamannya itu merupakan perbuatan yang mencederai demokrasi.

“PJ Walikota telah bermanuver dan merusak sistem demokrasi,” ujar Timotius saat diwawancarai wartawan di pintu masuk kantor walikota Jayapura, Selasa (5/11). “Hari ini kami datang untuk menuntut PJ Walikota turun dari jabatannya sebagai walikota,” tambahnya.  Ditempat yang sama, Ketua Koalisi Masyarakat Papua Peduli Pemilu dan Demokrasi (KMP3R), Paul Ohee, menyatakan bahwa aksi tersebut adalah bentuk perlawanan tegas terhadap apa yang mereka sebut sebagai pelanggaran demokrasi.

Baca Juga :  Pesan Untuk Lebih Serius Tangani KSB

“Kami datang ke sini untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. Kami meminta agar Pj Walikota dicopot dari jabatannya karena telah melakukan pelanggaran etika dan menyalahgunakan wewenang,” katanya,

Hal yang sama juga disampaikan, Yulianus Dwaa dari Forum Intelektual Muda (FIM) Tabi-Saireri juga mengecam tindakan Christian. Menurutnya, seorang pejabat ASN seharusnya netral dan tidak terlibat dalam politik praktis. “Tindakan Pj Walikota ini sangat mencederai nilai-nilai demokrasi. Sebagai seorang ASN, seharusnya dia menjaga integritas dan netralitas,” ujar Yulianus.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya