Sementara itu menyikapi kenaikan harga beras secara periodik, pemerintah dalam hal ini Bulog terus menjaga agar ketersediaan beras tetap terjaga.
Seperti yang disampaikan Kepala Kantor Wilayah Perum Bulog Papua dan Papua Barat, Ahmad Mustari yaitu, dalam menjaga ketersediaan stok beras pihaknya terus melakukan pengiriman stok dari Surabaya, dan Makassar .
Yang mana stok beras yang masuk ini merupakan beras LN (Luar Negeri) hal ini dikarenakan stok beras DN (Dalam Negeri) tidak dapat mencover permintaan beras yang ada.
“Stok beras kami saat ini sekitar 12.432 ton ini yang tersedia di Gudang Bulog, sementara stok yang dalam perjalanan kurang lebih sekitar 4.000 ton,” Jelasnya kepada Cenderawasih Pos, Senin (4/3) kemarin.
“Ketersediaan ini yang harus kita antisipasi, sehingga jangan sampai terjadi kenaikan harga di pasaran baik itu ritail modern maupun pasar tradisional, ” jelasnya lagi.
Menurutnya, untuk mengontrol harga, pihaknya juga memiliki program, baik itu pasar murah, pengontrolan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di setiap retail yang ada, bantuan panganan, bahkan juga Bulog Siaga.
“Bulog Siaga ini akan kami lakukan, setiap hari, guna menjaga stabilisasi harga pangan yaitu beras SPHP tetap dijual pada harga eceran tertinggi atau HET Rp 59 ribu/kg, dan menjaga agar stok tetap ada bagi masyarakat, kami akan melaksanakan program tersebut, ” jelasnya.
Sementara program pasar murah yang bekerja sama dengan pemerintah, pada dasarnya Bulog siap, berapa pun stok yang diminta dari pemerintah pasti dipengaruhi.
“Stok beras kami banyak, jadi berapa pun yang pemerintah ingin kami siapkan, tetap kami siap, guna menjaga ketersediaan stok beras dan menekan harga jual, kami siap, ” terangnya. (fia/ana/wen)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.comÂ
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ Â https://www.myedisi.com/cenderawasihpos