Dia mengatakan, pasar murah yang digelar Pemkot Jayapura itu sangat membantu masyarakat. Karena harga yang ditawarkan sangat murah dari harga normal yang dipasarkan di pasar tradisional maupun pasar modern.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag, Maxi Sihanenia, menjelaskan bahwa pasar murah ini telah digelar di empat lokasi selama memasuki Desember 2024, yakni Kantor Distrik Biak Kota, Kantor Klasis GKI, Gereja Imanuel Samofa, dan Kampung Natal.
Karennu menjelaskan bahwa gerakan pasar murah ini dilakukan di 11 kelurahan. Dan pihaknya telah melakukan pengecekan harga beras di lapangan bersama dengan Pj Sekda Papua Selatan Maddaremmeng. Dimana, dari pemantuan di lapangan harga beras medium stabil dibawah Harga Eceran Tertinggi (HET) antara Rp 13.000-13.500 perkilo.
Frence mengatakan, gerakan pangan murah atau pasar murah ini merupakan inisiatif terakhir tahun ini untuk mendukung stabilitas pangan menjelang Nataru. "Kita membuat Gerakan Pangan Murah dalam rangka ketersediaan pangan dan keterjangkauan harga bagi masyarakat. Ini juga merupakan upaya pengendalian inflasi, terutama di Kabupaten Nabire dan Mimika," kata dia.
Pasar Murah ini menyediakan berbagai kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Biak Numfor menyediakan beras kualitas pulen dengan harga Rp100.000 per karung isi 10 kilogram, minyak goreng kemasan lima liter 70 ribu, telur Rp55.000 per rak (dibatasi satu rak per orang), serta berbagai bahan pangan lainnya seperti gula, tepung, minuman bersoda, mentega, daging ayam, dan susu kental manis. Seluruh barang ini telah mengalami harga subsidi dari harga yang normal di pasaran.
  Jeri menyebut pasar murah ini, kolaborasi Pemprov dengan Bank Papua, Bank Indonesia dan pihak terkait. Pemprov Papua melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian juga akan melaksanakan pasar murah di beberapa tempat di lokasi berbeda.
Direktur Bisnis Bank Papua, Sadar Sebayang menjelaskan, Pasar Murah Digital Bank Papua, merupakan program literasi dan sosialisasi transaksi digital yaitu penggunaan transaksi non tunai dengan Qris Bank Papua. Qris merupakan salah satu alat pembayaran yang sedang disosialisasikan kepada masyarakat agar masyarakat mengerti menggunakan transaksi digital, dan pastinya dapat meningkatkan transaksi non tunai secara rutin.
Menurutnya, terkait dengan kegiatan gerakan pangan murah kali ini, pemerintah akan terus melaksanakan secara berkesinalbungan dari distrik ke distrik gune menekan salah satu rekomendasi dari badan pusat statistik (BPS) Wamena bahwa kegiatan bgerakan pangan murah salah satu solusi untuk menekan angka inflasi daerah.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Papua, Jeri Agus Yudianto, menyebut naiknya harga beras di Papua dipengaruhi naiknya harga barang dari daerah pemasok. Hal tersebut kata Jeri dikarenakan beras di Papua mengandalkan pasokan dari daerah lain.
 Untuk di Istora Stadion Lukas Enembe sendiri akan digelar pada 13-14 Desember, sementara di perbatasan RI-PNG pelaksanaannya 15-17 Desember. Plt. Asisten II Setda Papua, Suzana Wanggai mengajak masyarakat untuk datang berbelanja di Pasar Murah yang akan digelar oleh pemerintah. Sebab, tersedia kebutuhan untuk masyarakat.