Salah satu penjual sembako di Pasar Youtefa Abepura, Firman mengatakan kenaikan harga beras disebabkan beberapa faktor, di antaranya akibat beras SPHP dari Bulog yang mengalami kekosongan sejak beberapa bulan terakhir.
Pemimpin Perum Bulog Kanwil Papua, Ahmad Mustari mengatakan, penyaluran beras SPHP dan bantuan pangan itu masih menunggu regulasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Ahmad Mustari menyatakan bahwa pihaknya mengapresiasi kehadiran Koperasi Merah Putih di Tanah Papua, yang dapat hadir di tengah-tengah masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau.
Adapun alasan Bulog Papua mendatangkan ribuan ton beras dari luar lantaran kebutuhan beras Bulog di Papua yang disalurkan ke ASN/TNI/Polri dan masyarakat masih mengandalkan beras dari luar. Saat ini, penyerapan beras di
Karennu menjelaskan, meski telah menyerap 8.300 ton beras dari petani namun pihaknya melihat masih banyak gabah yang dijemur oleh petani maupun gabah yang masih dalam antrian untuk dijemur untuk digiling. Artinya, belu
Mustari menyampaikan, stok beras SPHP di gudang Bulog masih aman. Termasuk untuk beras SPHP yang dijual di pasaran juga terlihat masih ada yang menjualnya dan stoknya tidak kosong.
Mustari menjelaskan, stok beras Bulog di gudang Jayapura saat ini sebanyak 4000 ton. Belum termasuk di gudang Merauke dan lainnya. Sedangkan stok beras Bulog secara nasional untuk di wilayah Papua sekitar 32 ribu ton.
Mustari mengaku tak mengetahui secara pasti alasan Perum Bulog Papua tidak mendapatkan kuota Minyakita. "Apakah karena masalah biaya transportasi yang mahal ke wilayah Timur Indonesia atau karena kuotanya yang terbatas," tanyanya.
  Max dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa berdasarkan keterangan dari Pimpinan Bulog Kanwil Papua Ahmad Mustari menyampaikan bahwa, saat ini stok beras yang tersedia sekitar 3.500 Ton di gudang. Jumlah tersebut menurutnya akan bertahan dua hingga tiga bulan ke depan, khususnya jelang menghadapi hari raya lebaran 2025.
  Dalam sidak tersebut Komisi C langsung disambut kepala Perum Bulog Papua, Ahmad Mustari sebagai bentuk respon terkait dengan adanya informasi yang mengatakan ketiadaan beras Bulog di pasaran khususnya di Kota Jayapura.