Sejak dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 8 Oktober lalu, Fakhiri mengaku tidak ingin menunggu, namun langsung bergerak. Ini karena rakyat menanti kerja bukan janji. Sehingga dalam hitungan hari, dirinya bertemu dan berkoordinasi langsung dengan para menteri terkait. “Rakyat berhak mendapatkan akses infrastruktur seperti daerah lain di Indonesia. Sebab jalan bukan hanya menghubungkan kampung dan kota, tapi menghubungkan harapan rakyat dengan masa depan,” katanya.
Kemudian bersama Menteri ESDM membicarakan pemerataan energi dan listrik. “Kami ingin agar tidak ada lagi kampung yang gelap, pemerintah pusat mendukung pembangunan PLTS komunal di 10 wilayah pesisir dan pegunungan serta sumber energi lainnya untuk Papua terang,” katanya.
Gubernur mengatakan, Papua bukan sekadar wilayah yang terlihat dalam peta Indonesia, namun Papua adalah rasa dan Papua adalah jiwa. “Di tanah ini, kita tidak hanya hidup berdampingan, tapi kita hidup bersama sebagai keluarga. Kita berasal dari suku yang berbeda, bahasa yang berbeda, dan tradisi yang beragam. Namun, kita disatukan oleh kasih dan persaudaraan. Kita ini satu rumpun besar dan satu nafas yaitu tanah Papua,” pungkasnya. (fia/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Sejak dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 8 Oktober lalu, Fakhiri mengaku tidak ingin menunggu, namun langsung bergerak. Ini karena rakyat menanti kerja bukan janji. Sehingga dalam hitungan hari, dirinya bertemu dan berkoordinasi langsung dengan para menteri terkait. “Rakyat berhak mendapatkan akses infrastruktur seperti daerah lain di Indonesia. Sebab jalan bukan hanya menghubungkan kampung dan kota, tapi menghubungkan harapan rakyat dengan masa depan,” katanya.
Kemudian bersama Menteri ESDM membicarakan pemerataan energi dan listrik. “Kami ingin agar tidak ada lagi kampung yang gelap, pemerintah pusat mendukung pembangunan PLTS komunal di 10 wilayah pesisir dan pegunungan serta sumber energi lainnya untuk Papua terang,” katanya.
Gubernur mengatakan, Papua bukan sekadar wilayah yang terlihat dalam peta Indonesia, namun Papua adalah rasa dan Papua adalah jiwa. “Di tanah ini, kita tidak hanya hidup berdampingan, tapi kita hidup bersama sebagai keluarga. Kita berasal dari suku yang berbeda, bahasa yang berbeda, dan tradisi yang beragam. Namun, kita disatukan oleh kasih dan persaudaraan. Kita ini satu rumpun besar dan satu nafas yaitu tanah Papua,” pungkasnya. (fia/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos