Saturday, April 20, 2024
25.7 C
Jayapura

Evakuasi Jenazah Diwarnai Kontak Tembak

JAYAPURA-Evakuasi terhadap empat jenazah  yang dibunuh secara sadis  oleh Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) di Kampung Pingki, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo diwarnai kontak tembak, Jumat (25/6). 

Dimana empat dari lima orang tersebut dibunuh dengan cara ditembak dan dibacok oleh KSB, Kamis (24/6), akhirnya berhasil dievakuasi ke Dekai, ibukota Kabupaten Yahukimo menggunakan helikopter.

Dandim 1715/Yahukimo, Letkol Inf Christian Ireeuw menerangkan, saat anggota TNI-Polri  melakukan evakuasi,  KSB menembak sebanyak empat kali. Tembakan tersebut menurut Ireeuw langsung dibalas tembakan dari anggota yang melakukan evakuasi. 

Setelah kontak tembak berakhir, tim gabungan berjumlah 10 orang yang terdiri dari TNI-Polri langsung melakukan evakuasi dengan membutuhkan waktu selama 15 menit.

“Evakuasi menggunakan 3 helikopter dengan waktu 15 menit. Evakuasi dilakukan sejak pukul 16:30 WIT yang langsung saya pimpin bersama Kapolres,” ungkap Dandim Ireeuw saat dihubungi Cenderawasih Pos via telepon selulernya, Jumat (25/6). 

Dikatakan, keempat jenazah saat ini sedang  berada di Rumah Sakit Dekai dan akan dilakukan autopsi. Setelah itu, jenazah  diterbangkan ke kampung halamannya masing masing untuk dimakamkan. 

Sementara satu korban lainnya yang kritis juga sudah dievakuasi menggunakan jalur sungai yang nantinya akan dirawat di Rumah Sakit Dekai.

Untuk di lokasi kejadian sendiri belum ditempatkan personel. Dandim Ireeuw menyebutkan, masih menunggu putusan pimpinan, terkait langkah apa yang harus dilakukan.

“Situasi di TKP sepi. Warga yang merupakan pekerja bangunan dan pendulang yang ada di daerah tersebut memilih mengungsi ke Dekai menggunakan jalur sungai,” pungkasnya. 

Sementara itu, Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Papua, Faizal Ramadhani menyampaikan ada beberapa sumber yang sedang didalami. Sebagaimana kronologi kejadian ada beberapa pekerja bangunan sedang melaksanakan pekerjaannya kemudian bertemu  dengan KKB yang ada di Yahukimo. 

Dari kejadian tersebut kemudian mereka diancam dan terjadi kekerasan terhadap pekerja bangunan yang menyebabkan 4 orang tewas lainnya luka-luka.

“Terkait apakah mereka ini disandera atau tidak, kami belum bisa memastikan. Atas perintah atasan segera mengirim tim untuk berangkat ke Yahukimo,” jelasnya.

Lanjutnya, pelaku penganiayaan tersebut dari kelompok Tendius Wijangge. Dimana kelompok ini dari kelompok Nduga  yang awalnya bergabung dengan kelompok Lekagak Telenggen.

Sementara Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menyampaikan, terjadi kasus penembakan dan penyanderaan terhadap warga sipil atau tukang bangunan yang dilakukan oleh KKB.

Baca Juga :  Dorong OPM Jadi Organisasi Terlarang

Berdasarkan keterangan saksi, sebelumnya karyawan PT. Sinama melakukan aktivitas setiap hari dalam hal ini pembangunan proyek jembatan di Kali Kuk, Kampung Samboga, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo.

Pukul 11.05 WIT, korban bernama Saiful yang merupakan sopir atau karyawan pada PT.Sinama, bersama karyawan lainnya menggunakan truk mengambil matrial proyek berupa batu olahan dari kamp Kali Kuk Kampung Samboga dengan tujuan PT. Berantas Kampung Sukamo dengan melewati jembatan Kali I, Kampung Samboga Distrik Seradala.

Namun saat melintas jembatan Kali I, ret pertama dalam mengangkut matrial dari PT. Berantas bersama 3 truk lainnya belum ada terlihat anggota KKB. Kemudian sopir kembali melewati jembatan Kali I, untuk  ret kedua mengangkut matrial dari PT. Berantas. Saat itu, korban menggunakan truk berada pada posisi belakang.

Sesudah melintas jembatan Kali I, korban dihadang KKB dengan jumlah 30 orang menggunakan alat tajam berupa anak panah, kampak, parang dan samurai. Selain itu, dua anggota KKB lainnya terlihat membawa dua pucuk senjata api laras panjang.

Tak lama kemudian, terdengar suara dari pimpinan kelompok tersebut yang meminta anggotanta melaksanakan operasi dan melakukan pemeriksaan. 

Korban kemudian mundur ke belakang untuk memutar kembali ke arah kamp Kali Kuk bersamaan dengan bunyi tembakan laras panjang dari arah depan korban yang mengakibatkan kaca depan retak tembus ke belakang akibat terkena proyektil senjata api tersebut. 

Atas kejadian tersebut, korban kembali ke tempat bekerja di kamp PT. Seremony Kali Kuk Kampung Bingki untuk berkumpul sesama karyawan dan masyarakat Kampung Bingki.

Pada pukul 15.50 WIT, personel Polres Yahukimo mendapatkan informasi melalui via telepon yang menginformasikan telah terjadi penembakan terhadap masyarakat Bingky bernama Obaja Nang  yang dilakukan oleh KKB Kali I.

“Mendapat informasi tersebut Kapolres Yahukimo, AKBP. Deni Herdiana berkoordinasi dengan Dandim 1715/Yahukimo Letkol inf. Christian F.R. Ireeuw guna mengambil langkah penanganan terkait kasus penembakan tersebut,” jelas Kamal.

Lanjut Kamal, pelaku diduga merupakan KKB  pimpinan Tendius Gwijangge alias Tendinus Murib. Saat ini personel gabungan masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku. 

Baca Juga :  Jasad Janin Bayi Ditemukan di Toilet Puskesmas

Adapun empat korban yang meninggal dunia yakni Suardi, Sudarto, Idin dan Saiful. Sementara korban yang luka-luka yakni Obaja Nang (35) yang mengalami luka tembak pada bagian paha. “Soal empat orang warga yang disandera masih dilakukan pengecekan,” tambahnya.

Sebelum dilakukan evakuasi, Pemkab Yahukimo melalui Wakil Bupati Yahukimo, Esau Miram, SIP., mengatakan, pemerintah daerah  tak mau gegabah cepat-cepat mengambil keputusan melakukan evakuasi karena belum bisa memastikan apakah di lokasi tersebut sudah kondusif atau sebaliknya. 

. “Data yang kami terima korbannya empat warga sipil dan satu diantaranya luka – luka. Kepala kampung juga jadi korban,” jelas Esau Miram melalui ponselnya.

 Untuk penanganan selanjutnya menurut Esau pihaknya masih berkoordinasi dengan Kapolres serta Dandim, sebab  lokasinya harus ditempuh dengan waktu sekitar 3 jam jika melalui jalan darat. Dimana, lokasi Seradala sendiri tak jauh dari Kabupaten Asmat. “Kami harus pastikan situasi di sana. Sebab kelompok ini sudah merusak alat berat yang selama ini dipakai untuk merehabilitasi kali. Kelompok ini juga melakukan pemalangan jalan dengan menebang pohon,” kata mantan wartawan Cenderawasih Pos ini. 

Esau menyebut jika jalan darat tak memungkinkan maka pihaknya berencana menggunakan pesawat untuk menuju lokasi dan mengambil jenazah.

 Sementara itu salah satu warga yang enggan namanya dikorankan mengaku sempat menjadi korban penyenderaan. Korban menyebutkan, penembakan warga di lokasi pendulangan di Kampung Pingki Diatrik Seradapa sudah terjadi beberapa hari yang lalu dan terakhir terjadi penembakan mobil milik PT. Cremona. 

“Teman-teman sudah lapor bahwa ada penembakan itu sekitar 3 hari yang lalu namun baru hari ini ada evakuasi itupun yang dievakuasi 4 teman kami yang meninggal ditembak dan dibacok,” bebernya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (25/6) 

Dirinya menambahkan sudah ada 29 rekannya yang berhasil dievakuasi melalui jalur sungai dan tiba di Logpon. 

“Masih ada rekan kami ratusan lagi mungkin yang saat ini tidak tahu nasibnya. Mudah-mudahan mereka selamat dan secepatnya bisa dievakuasi. Hari ini hujan lebat sehingga mungkin sulit evakuasi, tapi semoga secepatnya,” harapnya. 

Disinggung mengenai berapa banyak tempat pendulangan di daerah tersebut, korban menyebutkan setidaknya ada 3 lokasi pendulangan. (fia/ade/gin/nat)

JAYAPURA-Evakuasi terhadap empat jenazah  yang dibunuh secara sadis  oleh Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) di Kampung Pingki, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo diwarnai kontak tembak, Jumat (25/6). 

Dimana empat dari lima orang tersebut dibunuh dengan cara ditembak dan dibacok oleh KSB, Kamis (24/6), akhirnya berhasil dievakuasi ke Dekai, ibukota Kabupaten Yahukimo menggunakan helikopter.

Dandim 1715/Yahukimo, Letkol Inf Christian Ireeuw menerangkan, saat anggota TNI-Polri  melakukan evakuasi,  KSB menembak sebanyak empat kali. Tembakan tersebut menurut Ireeuw langsung dibalas tembakan dari anggota yang melakukan evakuasi. 

Setelah kontak tembak berakhir, tim gabungan berjumlah 10 orang yang terdiri dari TNI-Polri langsung melakukan evakuasi dengan membutuhkan waktu selama 15 menit.

“Evakuasi menggunakan 3 helikopter dengan waktu 15 menit. Evakuasi dilakukan sejak pukul 16:30 WIT yang langsung saya pimpin bersama Kapolres,” ungkap Dandim Ireeuw saat dihubungi Cenderawasih Pos via telepon selulernya, Jumat (25/6). 

Dikatakan, keempat jenazah saat ini sedang  berada di Rumah Sakit Dekai dan akan dilakukan autopsi. Setelah itu, jenazah  diterbangkan ke kampung halamannya masing masing untuk dimakamkan. 

Sementara satu korban lainnya yang kritis juga sudah dievakuasi menggunakan jalur sungai yang nantinya akan dirawat di Rumah Sakit Dekai.

Untuk di lokasi kejadian sendiri belum ditempatkan personel. Dandim Ireeuw menyebutkan, masih menunggu putusan pimpinan, terkait langkah apa yang harus dilakukan.

“Situasi di TKP sepi. Warga yang merupakan pekerja bangunan dan pendulang yang ada di daerah tersebut memilih mengungsi ke Dekai menggunakan jalur sungai,” pungkasnya. 

Sementara itu, Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Papua, Faizal Ramadhani menyampaikan ada beberapa sumber yang sedang didalami. Sebagaimana kronologi kejadian ada beberapa pekerja bangunan sedang melaksanakan pekerjaannya kemudian bertemu  dengan KKB yang ada di Yahukimo. 

Dari kejadian tersebut kemudian mereka diancam dan terjadi kekerasan terhadap pekerja bangunan yang menyebabkan 4 orang tewas lainnya luka-luka.

“Terkait apakah mereka ini disandera atau tidak, kami belum bisa memastikan. Atas perintah atasan segera mengirim tim untuk berangkat ke Yahukimo,” jelasnya.

Lanjutnya, pelaku penganiayaan tersebut dari kelompok Tendius Wijangge. Dimana kelompok ini dari kelompok Nduga  yang awalnya bergabung dengan kelompok Lekagak Telenggen.

Sementara Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menyampaikan, terjadi kasus penembakan dan penyanderaan terhadap warga sipil atau tukang bangunan yang dilakukan oleh KKB.

Baca Juga :  Brankas Utama Dipastikan Aman

Berdasarkan keterangan saksi, sebelumnya karyawan PT. Sinama melakukan aktivitas setiap hari dalam hal ini pembangunan proyek jembatan di Kali Kuk, Kampung Samboga, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo.

Pukul 11.05 WIT, korban bernama Saiful yang merupakan sopir atau karyawan pada PT.Sinama, bersama karyawan lainnya menggunakan truk mengambil matrial proyek berupa batu olahan dari kamp Kali Kuk Kampung Samboga dengan tujuan PT. Berantas Kampung Sukamo dengan melewati jembatan Kali I, Kampung Samboga Distrik Seradala.

Namun saat melintas jembatan Kali I, ret pertama dalam mengangkut matrial dari PT. Berantas bersama 3 truk lainnya belum ada terlihat anggota KKB. Kemudian sopir kembali melewati jembatan Kali I, untuk  ret kedua mengangkut matrial dari PT. Berantas. Saat itu, korban menggunakan truk berada pada posisi belakang.

Sesudah melintas jembatan Kali I, korban dihadang KKB dengan jumlah 30 orang menggunakan alat tajam berupa anak panah, kampak, parang dan samurai. Selain itu, dua anggota KKB lainnya terlihat membawa dua pucuk senjata api laras panjang.

Tak lama kemudian, terdengar suara dari pimpinan kelompok tersebut yang meminta anggotanta melaksanakan operasi dan melakukan pemeriksaan. 

Korban kemudian mundur ke belakang untuk memutar kembali ke arah kamp Kali Kuk bersamaan dengan bunyi tembakan laras panjang dari arah depan korban yang mengakibatkan kaca depan retak tembus ke belakang akibat terkena proyektil senjata api tersebut. 

Atas kejadian tersebut, korban kembali ke tempat bekerja di kamp PT. Seremony Kali Kuk Kampung Bingki untuk berkumpul sesama karyawan dan masyarakat Kampung Bingki.

Pada pukul 15.50 WIT, personel Polres Yahukimo mendapatkan informasi melalui via telepon yang menginformasikan telah terjadi penembakan terhadap masyarakat Bingky bernama Obaja Nang  yang dilakukan oleh KKB Kali I.

“Mendapat informasi tersebut Kapolres Yahukimo, AKBP. Deni Herdiana berkoordinasi dengan Dandim 1715/Yahukimo Letkol inf. Christian F.R. Ireeuw guna mengambil langkah penanganan terkait kasus penembakan tersebut,” jelas Kamal.

Lanjut Kamal, pelaku diduga merupakan KKB  pimpinan Tendius Gwijangge alias Tendinus Murib. Saat ini personel gabungan masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku. 

Baca Juga :  Wujudkan Generasi Tolikara Sehat dan Cerdas

Adapun empat korban yang meninggal dunia yakni Suardi, Sudarto, Idin dan Saiful. Sementara korban yang luka-luka yakni Obaja Nang (35) yang mengalami luka tembak pada bagian paha. “Soal empat orang warga yang disandera masih dilakukan pengecekan,” tambahnya.

Sebelum dilakukan evakuasi, Pemkab Yahukimo melalui Wakil Bupati Yahukimo, Esau Miram, SIP., mengatakan, pemerintah daerah  tak mau gegabah cepat-cepat mengambil keputusan melakukan evakuasi karena belum bisa memastikan apakah di lokasi tersebut sudah kondusif atau sebaliknya. 

. “Data yang kami terima korbannya empat warga sipil dan satu diantaranya luka – luka. Kepala kampung juga jadi korban,” jelas Esau Miram melalui ponselnya.

 Untuk penanganan selanjutnya menurut Esau pihaknya masih berkoordinasi dengan Kapolres serta Dandim, sebab  lokasinya harus ditempuh dengan waktu sekitar 3 jam jika melalui jalan darat. Dimana, lokasi Seradala sendiri tak jauh dari Kabupaten Asmat. “Kami harus pastikan situasi di sana. Sebab kelompok ini sudah merusak alat berat yang selama ini dipakai untuk merehabilitasi kali. Kelompok ini juga melakukan pemalangan jalan dengan menebang pohon,” kata mantan wartawan Cenderawasih Pos ini. 

Esau menyebut jika jalan darat tak memungkinkan maka pihaknya berencana menggunakan pesawat untuk menuju lokasi dan mengambil jenazah.

 Sementara itu salah satu warga yang enggan namanya dikorankan mengaku sempat menjadi korban penyenderaan. Korban menyebutkan, penembakan warga di lokasi pendulangan di Kampung Pingki Diatrik Seradapa sudah terjadi beberapa hari yang lalu dan terakhir terjadi penembakan mobil milik PT. Cremona. 

“Teman-teman sudah lapor bahwa ada penembakan itu sekitar 3 hari yang lalu namun baru hari ini ada evakuasi itupun yang dievakuasi 4 teman kami yang meninggal ditembak dan dibacok,” bebernya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (25/6) 

Dirinya menambahkan sudah ada 29 rekannya yang berhasil dievakuasi melalui jalur sungai dan tiba di Logpon. 

“Masih ada rekan kami ratusan lagi mungkin yang saat ini tidak tahu nasibnya. Mudah-mudahan mereka selamat dan secepatnya bisa dievakuasi. Hari ini hujan lebat sehingga mungkin sulit evakuasi, tapi semoga secepatnya,” harapnya. 

Disinggung mengenai berapa banyak tempat pendulangan di daerah tersebut, korban menyebutkan setidaknya ada 3 lokasi pendulangan. (fia/ade/gin/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya