Tuesday, May 21, 2024
27.7 C
Jayapura

Mengasihi Sesama Serta Tidak Menaruh Dendam kepada Orang Lain

Dia pun mengatakan saat disalibkan, serdadu sedadu ini memberikan tanda di atas kepala Yesus, dengan Tulisan INRI atau disebut Yesus adalah raja orang Yahudi.

Dikatakan, meski tanda yang ditempelkan diatas kepala Yesus di Kayu Salib ini sebagai ejekan, tapi sebagai orang yang percaya kepadanya itu bukan sebuah ejekan, namun menggabarkan sebagai sebuah kenyataan bahwa Yesus adalah raja sang Jurus Selamat.

Itulah Yesus yang kita renungkan yang kini menjadi Imam Agung Kita. Sebagai perantara kepada Bapa, karena kepadanya kita dapat memuji Allah, memuliakan Allah, kepadanya kita dapat memohon pengampunan atas dosa dosa kita,” ucapnya.

Dari kisah itu diapun mengajak umat Katolik untuk selalu meneladani kisah Penyaliban Yesus setiap hari. Dengan mengambil sikap setiap hari terhadap Yesus Kristus. Karena manusia kata dia tidak selalu jalan dengan iman yang kokoh. Oleh sebabnya umat Katolik diharapkan dapat mengambil sikap untuk mengasihi sesama. Serta dengan pengampunan dosa, kemudian tidak menaruh dendam kepada orang lain.

Baca Juga :  Di Merauke, KM Bulusaraung Tenggelam Nahkoda dan ABK Berhasil Diselamatkan

“Mari kita wujud nyatakan kasih setia Yesus Kristus ke dalam hidup kita sehari hari,” pungkasnya

Uskup Emeritus Leo Laba Ladjar OFM, mencium salib, pada misa Jumat Agung di Gereja Stasi Agustinus Entrop. (FOTO:Karel/Cepos)

Sementara perayaan Jumat Agung umat Katolik di Paroki Gembala Baik Abepura tampak begitu khidmat, Jumat (29/3).

Suasana ikut mengharukan kala kisah sengsara kematian Yesus Kristus diperankan Orang Muda Katolik (OMK) dan Anak Sekami di Paroki Gembala Baik Abepura tablo jalan salib hidup.

Tablo yang diangkat dari Injil Yohanes Pasal 18 Ayat 1 sampai pasal 19 Ayat 42,  itu diperagaakan terlebih dahulu pada misa Kamis Putih sehari sebelumnya, ini dikenal dengan Perjamuan Terakhir yang Yesus lakukan bersama muridnya lewat cawan anggur yang melambangkan darahnya, dan roti tak beragi yang melambangkan tubuhnya.

Baca Juga :  Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You Resmi Jadi Uskup Keuskupan Jayapura

Dari pantauan Cenderawasih Pos, Jumat (29/3/2024) di lapangan, ribuan umat Katolik memadati halaman Gereja Paroki Gembala Baik Abepura menyaksikan Tablo jalan salib.

OMK Paroki Gembala Baik Abepura dalam peran tablo tersebut mengisahkan bagaimana perjalanan hidup Yesus Kristus dahulu saat diadili, disiksa, dan dihukum mati oleh prajurit-prajurit Romawi.

Dia pun mengatakan saat disalibkan, serdadu sedadu ini memberikan tanda di atas kepala Yesus, dengan Tulisan INRI atau disebut Yesus adalah raja orang Yahudi.

Dikatakan, meski tanda yang ditempelkan diatas kepala Yesus di Kayu Salib ini sebagai ejekan, tapi sebagai orang yang percaya kepadanya itu bukan sebuah ejekan, namun menggabarkan sebagai sebuah kenyataan bahwa Yesus adalah raja sang Jurus Selamat.

Itulah Yesus yang kita renungkan yang kini menjadi Imam Agung Kita. Sebagai perantara kepada Bapa, karena kepadanya kita dapat memuji Allah, memuliakan Allah, kepadanya kita dapat memohon pengampunan atas dosa dosa kita,” ucapnya.

Dari kisah itu diapun mengajak umat Katolik untuk selalu meneladani kisah Penyaliban Yesus setiap hari. Dengan mengambil sikap setiap hari terhadap Yesus Kristus. Karena manusia kata dia tidak selalu jalan dengan iman yang kokoh. Oleh sebabnya umat Katolik diharapkan dapat mengambil sikap untuk mengasihi sesama. Serta dengan pengampunan dosa, kemudian tidak menaruh dendam kepada orang lain.

Baca Juga :  Pawai Obor Paskah di Tolikara Bangkitkan Semangat Kasih

“Mari kita wujud nyatakan kasih setia Yesus Kristus ke dalam hidup kita sehari hari,” pungkasnya

Uskup Emeritus Leo Laba Ladjar OFM, mencium salib, pada misa Jumat Agung di Gereja Stasi Agustinus Entrop. (FOTO:Karel/Cepos)

Sementara perayaan Jumat Agung umat Katolik di Paroki Gembala Baik Abepura tampak begitu khidmat, Jumat (29/3).

Suasana ikut mengharukan kala kisah sengsara kematian Yesus Kristus diperankan Orang Muda Katolik (OMK) dan Anak Sekami di Paroki Gembala Baik Abepura tablo jalan salib hidup.

Tablo yang diangkat dari Injil Yohanes Pasal 18 Ayat 1 sampai pasal 19 Ayat 42,  itu diperagaakan terlebih dahulu pada misa Kamis Putih sehari sebelumnya, ini dikenal dengan Perjamuan Terakhir yang Yesus lakukan bersama muridnya lewat cawan anggur yang melambangkan darahnya, dan roti tak beragi yang melambangkan tubuhnya.

Baca Juga :  Diduga Simpatisan KSB, 6 Warga Diamankan

Dari pantauan Cenderawasih Pos, Jumat (29/3/2024) di lapangan, ribuan umat Katolik memadati halaman Gereja Paroki Gembala Baik Abepura menyaksikan Tablo jalan salib.

OMK Paroki Gembala Baik Abepura dalam peran tablo tersebut mengisahkan bagaimana perjalanan hidup Yesus Kristus dahulu saat diadili, disiksa, dan dihukum mati oleh prajurit-prajurit Romawi.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya