Uskup Yan You menegaskan meski RS. Dian Harapan dikelola Yayasan Katholik, namun untuk pelayanan terbuka untuk semua orang. "Meskipun dikelola katholik, tapi tidak ada pembatasan untuk semua, karena semua orang punya hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan," tegas Uskup Yan.
Sebab menurutnya untuk menjalankan UNIKA, maka perlu sumber daya manusia (SDM) yang disiapkan untuk mendukung proses belajar mengajar di kampus tersebut. “Gereja hadir dari dulu sampai sekarang. Bahkan, sampai nanti selalu bergelut dengan pendidikan. Untuk itu, SDM terus kita siapkan,” ujarnya.
Uskup Emeritus Leo Laba Ladjar, OFM dalam homilinya menyampaikan bahwa Peristiwa Paskah merupakan langkah pertama untuk memulai kehidupan yang baru, yaitu kehidupan yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi Tuhan dan sesama. Juga menjadi pribadi yang baru yang lebih beriman dan percaya.
Adapun hari raya Jumat Agung menjadi rangkaian dari Tri Hari Suci Paskah yang diikuti umat, kristiani untuk memperingati kisah penyaliban Yesus Kristus dan wafatnya di Golgota. Jumat Agung biasanya diidentik dengan tradisi cium salib yang dilakukan di masing-masing gereja.
Dirinya juga mengingatkan akan pesan Injil untuk hidup damai, pesan persaudaraan, pesan tanpa adanya kekerasan dan permusuhan. Uskup juga berharap seluruh masyarakat Papua tidak Golput pada Pemilu 14 Februari besok lusa.
Berkaitan dengan itu, Uskup Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC, mengeluarkan surat gembala kepada seluruh Umat Katolik yang ada di Keuskupan Agung Merauke dengan teman menjadi saksi Kristus.
“Stop kekerasan, karena kekerasan tidak menyelesaikan masalah,” tegas Uskup Jayapura, Mgr. Dr. Yanuarius Teofilus Matopai You, yang juga sebagai Ketua Umum PGGP dalam khotbahnya saat ibadah syukur dan KKR Hari Pekabaran Injil (HPI) ke-169, di GOR Cenderawasih, Senin (5/2) kemarin.
Bahkan yang membahagiakan, karena dari ketiga tahbisan tersebut satu diantaranya merupakan Putra Marind sekaligus menjadi orang keempat dari Suku Marind yang menjadi Pastor sejak Agama Katolik masuk Papua Selatan tahun 1905 lalu.
Natal bersama ini dihadiri sejumlah pastor degan selebran utama Uskup Agung Merauke Mgr Petrus Canisius Mandagi dengan mengambil tema nasional Kemuliaan Bagi Allah dan Damai di Bumi dengan sub tema bangkit dan bergerak untuk keluarga, gereja, bangsa dna tanah air (pro familia ecclesia et patria).
Namun Uskup Agung Merauke Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC memberikan sejumlah catatan moral kepada para pemilih di Keuskupan Agung Merauke dalam menjatuhkan pilihannya. Pertama, menurut Uskup Mandagi adalah harus mengetahui rekam jejak dari caleg yang akan dipilih tersebut.