Wednesday, May 22, 2024
26.7 C
Jayapura

Mengasihi Sesama Serta Tidak Menaruh Dendam kepada Orang Lain

Kisah ini kata dia menggambarkan bahwa setiap orang percaya bahwa Yesus adalah Jurus selamat, namun keyakinan itu tidak begitu mutlak.

“Karena mungkin saja saat-saat tertentu kita ragu apakah Yesus itu Tuhan atau Jurus Selamat kita, seperti kisah Pilatus yang mencuci tangan dimana ia mengaku tidak bersalah atas penyaliban Yesus, itu jugalah yang terjadi pada diri kita,” kata Leo.

Penyangkalan diri yang dilakukan oleh Pilatus yang menyatakan dirinya tidak bersalah atas penyaliban Yesus lanjut  Leo sering kali di lakukan oleh manusia. Dimana tidak mengakui kesalahan, baik dihadapan tuhan maupun sesama.

“Dari kisah ini, kita diajak untuk merefleksi diri bahwa menjadi pengikut ksirtus maka kita harus berani jujur, dan tegas mengatakan salah jika salah, katakan benar jika benar,” tandasnya.

Hal lain yang menjadi cerminan hidup orang Katolik kata Leo, belajar dari pengalaman Simon dari Kirene.

Baca Juga :  Badan Pengurus Gereja Kingmi Klasis Elelim Dilantik

Kisah Simon orang Kirene itu, atau yang direnungkan dalam Perjanjian Baru, atau pada perhentian ke 5 dalam tradisi jalan salib, menunjukan bahwa dia (Simon red) orang pemberani.

Sebab dia berani menerobos serdadu serdadu yang mengawal penyaliban Yesus menuju Golgota kemudian membantu Yesus dengan memikul salib yang di Pikul Yesus menuju bukit Golgota.

“Kisah ini mengajarkan kepada Kita bahwa menjadi pengikut kristus, harus berani seperti Simon, karena menjadi teladan mengikut Yesus itu berat,” ujarnya.

Selain itu Leo juga mengajak umat Katholik untuk menjadi teladan seperti kisah perempuan bernama Veronika.

Kisah Veronika yang direnungkan dalam Perjanjian Baru, atau pada perhentian ke 6 dalam tradisi jalan salib memberikan makna yang besar.

Dimana Veronika berani menerobos serdadu serdadu atau pengawal yesus menuju bukit golgota, hanya ingin  mengusap wajah Yesus yang sedang berlumuran darah dengan kerudungnya sehingga wajah Yesus tergambar dikerudungnya

Baca Juga :  Jemaat GKI Hen Wani Wai Mhorock Diharap Makin Kuat

“Ini sebagai gambaran kecil bahwa kita harus memiliki rasa simpatik kepada semua orang,” tuturnya.

Dikatakan kisah Yesus lainnya saat di Bukit Golgota dimana meski dirinya digantung di Kayu Salib. Namun dia hanya berkata ” Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat”. Kata itu menunjukam bahwa berdiam atau tidak memberokan perlawanan kepada orang lain,  bukan berati menyerah diri, tapi dia mengetahui bahwa dirinya adalah hamba tuhan yang diajarkan dalam Kitab Yesaya.

“Kisah ini menunjukan kepada kita betapa lemah lembutnya Yesus dia relah di Kayu Salib demi menyelamatkan kita,” tuturnya.

Kisah ini kata dia menggambarkan bahwa setiap orang percaya bahwa Yesus adalah Jurus selamat, namun keyakinan itu tidak begitu mutlak.

“Karena mungkin saja saat-saat tertentu kita ragu apakah Yesus itu Tuhan atau Jurus Selamat kita, seperti kisah Pilatus yang mencuci tangan dimana ia mengaku tidak bersalah atas penyaliban Yesus, itu jugalah yang terjadi pada diri kita,” kata Leo.

Penyangkalan diri yang dilakukan oleh Pilatus yang menyatakan dirinya tidak bersalah atas penyaliban Yesus lanjut  Leo sering kali di lakukan oleh manusia. Dimana tidak mengakui kesalahan, baik dihadapan tuhan maupun sesama.

“Dari kisah ini, kita diajak untuk merefleksi diri bahwa menjadi pengikut ksirtus maka kita harus berani jujur, dan tegas mengatakan salah jika salah, katakan benar jika benar,” tandasnya.

Hal lain yang menjadi cerminan hidup orang Katolik kata Leo, belajar dari pengalaman Simon dari Kirene.

Baca Juga :  Jemaat GKI Hen Wani Wai Mhorock Diharap Makin Kuat

Kisah Simon orang Kirene itu, atau yang direnungkan dalam Perjanjian Baru, atau pada perhentian ke 5 dalam tradisi jalan salib, menunjukan bahwa dia (Simon red) orang pemberani.

Sebab dia berani menerobos serdadu serdadu yang mengawal penyaliban Yesus menuju Golgota kemudian membantu Yesus dengan memikul salib yang di Pikul Yesus menuju bukit Golgota.

“Kisah ini mengajarkan kepada Kita bahwa menjadi pengikut kristus, harus berani seperti Simon, karena menjadi teladan mengikut Yesus itu berat,” ujarnya.

Selain itu Leo juga mengajak umat Katholik untuk menjadi teladan seperti kisah perempuan bernama Veronika.

Kisah Veronika yang direnungkan dalam Perjanjian Baru, atau pada perhentian ke 6 dalam tradisi jalan salib memberikan makna yang besar.

Dimana Veronika berani menerobos serdadu serdadu atau pengawal yesus menuju bukit golgota, hanya ingin  mengusap wajah Yesus yang sedang berlumuran darah dengan kerudungnya sehingga wajah Yesus tergambar dikerudungnya

Baca Juga :  Kapal BBM dan Kayu Terbakar di Mappi, Satu Orang Tewas

“Ini sebagai gambaran kecil bahwa kita harus memiliki rasa simpatik kepada semua orang,” tuturnya.

Dikatakan kisah Yesus lainnya saat di Bukit Golgota dimana meski dirinya digantung di Kayu Salib. Namun dia hanya berkata ” Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat”. Kata itu menunjukam bahwa berdiam atau tidak memberokan perlawanan kepada orang lain,  bukan berati menyerah diri, tapi dia mengetahui bahwa dirinya adalah hamba tuhan yang diajarkan dalam Kitab Yesaya.

“Kisah ini menunjukan kepada kita betapa lemah lembutnya Yesus dia relah di Kayu Salib demi menyelamatkan kita,” tuturnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya