Friday, May 10, 2024
23.7 C
Jayapura

Kota Jayapura Salah Satu Daerah Rawan Tsunami

JAYAPURA– Pemerintah kota Jayapura melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah melaksanakan kegiatan focus grup Discusion (FGD) tentang indeks ketahanan daerah pada survei indeks kesiapsiagaan masyarakat dan penyusunan kajian risiko.

Kegiatan itu merupakan bagian dari kegiatan program BNPB yaitu program  Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (Idrip).

“Salah satunya yaitu kegiatan penyusunan kajian risiko bencana yang kami lakukan di kota Jayapura. Jadi kegiatan ini  kegiatannya BNPB yang ada di kota Jayapura,  istilahnya pendampingan,” kata kepala BPBD kota Jayapura, Asep Khalid, Selasa (8/8).

Dikatakan,kegiatan tersebut  sangat penting, karena berdasarkan data, bahwa Kota Jayapura awal tahun kemarin baru saja ada bencana gempa bumi. Untuk itu sebagai antisipasi, pemerintah pusat  bersamaan dengan pihaknya melakukan kegiatan kajian risiko bencana.

Baca Juga :  Umat Islam Harus Cintai Alam

“Kajian  bencana itu bagaimana mengkaji daerah-daerah mana yang menjadi rentan atau resiko, sangat resiko terhadap bencana. Jadi yang kita ambil sekarang ini adalah kajian risiko bencana tsunami. Jadi  kajian bencana tsunami ini sama sekali kita belum ada di kota Jayapura.

Kami bersyukur dari BNPB ada kegiatan kajian risiko bencana melalui program IDRIP, yaitu kajian bencana tsunami,”bebernya.

Lanjut dia, sebenarnya ada banyak macam kajian risiko bencana, seperti  kajian risiko bencana banjir, longsor, gempa bumi termasuk tsunami.

Namun program yang di prioritaskan terlebih dahulu melalui BNPB adalah tsunami. Karena kota Jayapura juga merupakan daerah yang rawan tsunami. Dimana kalau dilihat berdasarkan  peta rawan bencana tsunami, itu hampir di wilayah pesisir kota Jayapura ini semua resiko tinggi terhadap tsunami.

Baca Juga :  Jadwal Verfal Data Tenaga K2 Berakhir 28 Desember

“Program IDRIP kemarin kita sudah buat   rencana kontingensi, itu rencana protap  prosedur tentang tanggap darurat, itu sementara jalan dan sekarang kita sedang buat kajian risiko bencananya,” tambahnya. (roy/wen)

JAYAPURA– Pemerintah kota Jayapura melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah melaksanakan kegiatan focus grup Discusion (FGD) tentang indeks ketahanan daerah pada survei indeks kesiapsiagaan masyarakat dan penyusunan kajian risiko.

Kegiatan itu merupakan bagian dari kegiatan program BNPB yaitu program  Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (Idrip).

“Salah satunya yaitu kegiatan penyusunan kajian risiko bencana yang kami lakukan di kota Jayapura. Jadi kegiatan ini  kegiatannya BNPB yang ada di kota Jayapura,  istilahnya pendampingan,” kata kepala BPBD kota Jayapura, Asep Khalid, Selasa (8/8).

Dikatakan,kegiatan tersebut  sangat penting, karena berdasarkan data, bahwa Kota Jayapura awal tahun kemarin baru saja ada bencana gempa bumi. Untuk itu sebagai antisipasi, pemerintah pusat  bersamaan dengan pihaknya melakukan kegiatan kajian risiko bencana.

Baca Juga :  Jadwal Verfal Data Tenaga K2 Berakhir 28 Desember

“Kajian  bencana itu bagaimana mengkaji daerah-daerah mana yang menjadi rentan atau resiko, sangat resiko terhadap bencana. Jadi yang kita ambil sekarang ini adalah kajian risiko bencana tsunami. Jadi  kajian bencana tsunami ini sama sekali kita belum ada di kota Jayapura.

Kami bersyukur dari BNPB ada kegiatan kajian risiko bencana melalui program IDRIP, yaitu kajian bencana tsunami,”bebernya.

Lanjut dia, sebenarnya ada banyak macam kajian risiko bencana, seperti  kajian risiko bencana banjir, longsor, gempa bumi termasuk tsunami.

Namun program yang di prioritaskan terlebih dahulu melalui BNPB adalah tsunami. Karena kota Jayapura juga merupakan daerah yang rawan tsunami. Dimana kalau dilihat berdasarkan  peta rawan bencana tsunami, itu hampir di wilayah pesisir kota Jayapura ini semua resiko tinggi terhadap tsunami.

Baca Juga :  Pasca Pembebasan Viktor Yeimo, Situasi Dijamin Aman

“Program IDRIP kemarin kita sudah buat   rencana kontingensi, itu rencana protap  prosedur tentang tanggap darurat, itu sementara jalan dan sekarang kita sedang buat kajian risiko bencananya,” tambahnya. (roy/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya