Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Delapan Jenasah Belum Terevakuasi

Dua Helikopter dan 50 Personel Akan Evakuasi Jenazah Hari ini

JAYAPURA – Pekerjaan berat menanti personil TNI Polri  dari pembantaian delapan warga sipil di Distrik Beoga Kabupaten Puncak. Ini lantaran hingga 3 hari kejadian sejak Rabu (2/3) jenasah korban penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)  ternyata masih di lokasi kejadian. Delapan jenasah ini masih di TKP dan belum berhasil dievakuasi. Begitu juga dengan korban selamat, NS yang hingga kini belum diketahui kabarnya.

“Ia sampai saat ini korban belum berhasil dievakuasi,” jelas Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal melalui ponselnya, Jumat (4/1). Sebelumnya disebutkan bahwa untuk sampai ke lokasi perlu menggunakan pesawat seperti heli namun ini juga tergantung pada cuaca. Pernah dicoba namun gagal karena cuaca tidak mendukung.

Sedangkan untuk korban penembakan selamat, Pratu Heroyanto justru berhasil dievakuasi. Ia dievakuasi menggunakan pesawat Asian One menuju RSUD Timika pada Jumat (4/3) sekira pukul 06.52 WIT. “Pratu Heriyanto sudah dievakuasi didampingi Serka Wahidin menuju Timika untuk ditangani di RSUD Timika,” jelas Kapendam XVII Cenderawasih, Kol Inf Aqsha  Erlangga SH, MH.

Sementara pihak Palapa Ring Timur sendiri akhirnya angkat suara terkait insiden penembakan ini. Lewat humasnya, Aifi Anna Shi dijelaskan bahwa dari telaah sementara dari tim PT Palapa Timur Telematika (Perusahaan) terdapat dugaan gangguan keamanan pada tower B3 milik Perusahaan yang terindentifikasi dari kamera pemantauan pada lokasi tower tersebut pada hari Rabu (2/3) dini hari. Pada Rabu pagi perusahaan mengirimkan logistik menggunakan helikopter ke lokasi tower B3 namun ditemukan kondisi tidak terdapat karyawan dari perusahaan pada lokasi tersebut.

Kemudian ditindaklanjuti dengan penelaahan rekaman kamera pemantau. Penelaahan pada rekaman kamera pemantau  pada Rabu dini hari mengindikasikan terdapat aktivitas dari orang tidak dikenal yang dugaan sementara adanya potensi gangguan keamanan. Atas hal tersebut perusahaan segera mencoba kontak terhadap 4 karyawan perusahaan, 4 karyawan dari kontraktor perusahaan dan 1 orang masyarakat lokal pemandu namun ditemukan kendala-kendala  sehingga tindak lanjut atas hal tersebut pada besoknya (3 Maret) perusahaan memutuskan untuk mengirimkan helikopter ke lokasi tower demi mendapatkan informasi situasi lapangan yang ketika itu terkendala oleh cuaca yang buruk.

“Hingga press release ini diterbitkan belum terdapat tinjauan langsung pada lokasi tower perusahaan akibat terkendala akses dan cuaca sehingga perusahaan belum dapat memberikan konfirmasi terkait informasi yang beredar di sejumlah media massa atas korban jiwa dan luka-luka maupun kondisi fisik tower B3,” beber Aifi dalam rilisnya.

Sebagai informasi, Lokasi tower B3 berada di ketinggian di atas 3000 mdpl dan hanya dapat ditempuh menggunakan helikopter dan kondisi cuaca saat ini diakui menghambat proses identifikasi tim menuju lokasi tower.

“Kami tengah mengupayakan yang terbaik demi memastikan keselamatan para karyawannya dan masyarakat lokal pemandu serta keamanan dari lokasi site perusahaan melalui permintaan-permintaan bantuan dan pendampingan dari aparat keamanan (TNI dan Polri) dan pemerintah pusat serta pemerintah daerah untuk melakukan tindakan-tindakan pengamanan terhadap seluruh site dari proyek Palapa Ring Timur yang merupakan Proyek Strategis Nasional Infrastruktur Prioritas,” tambah Aifi.

Baca Juga :  MRP Berharap Lembaga Adat Tidak Mengomentari Satu Pasangan Calon

Khususnya dalam kejadian ini pihaknya meminta bantuan evakuasi dari aparat keamanan terhadap karyawan perusahaan, karyawan dari kontraktor perusahaan dan masyarakat lokal pemandu.

Tindakan-tindakan keamanan tersebut dianggap sangat diperlukan dengan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta aparat keamanan (TNI dan Polri) mengingat gangguan-gangguan keamanan oleh orang yang tidak dikenal pada lokasi site-site Perusahaan telah terjadi berulang kali sejak tahun 2019 opersional proyek Palapa Ring Timur dimulai.

Aini menambahkan bahwa sebelum terjadi insiden ini, tower B3 pada kondisi proses perbaikan dalam rangka recovery jaringan telekomunikasi. Aifi membenarkan bahwa para korban masih berada di lokasi. “Ia masih mas, kami masih proses kordinasi dengan pihak TNI dan heli dan cuaca  menjadi tantangan untuk evakuasi. Minta doanya yang terbaik juga ya,” tutup wanita berkulit terang ini.

Sementara anggota Komisi I DPR RI perwakilan Papua, Yan Mandenas kepada Cenderawasih Pos menyampaikan bahwa setelah reses pihaknya akan melakukan rapat evaluasi dengan TNI Polri untuk melihat apakah pendekatan atau penanganan yang dilakukan selama ini sudah sesuai atau belum.

Pihaknya merasa miris jika terjadi pembantaian seperti di Beoga ini. Lalu kelompok yang berbeda pandangan atau ideologi seharusnya tidak mencederai warga yang tidak tahu apa – apa. Itu  namanya menerapkan cara – cara yang tidak manusiawi dan ini menodai nama baik orang di Papua.

“Kita harus membedakan mana permasalahan kita  dan berhadapan dengan siapa, bukan sekedar tembak kemudian terror dan lainnya,” sindirnya. Lalu Yan menyinggung bahwa biasanya jika aparat yang melanggar maka semua teriak HAM. Sementara kasus Beoga dilakukan kelompok sipil namun bersenjata.

“Ini yang membuat kami di legislative juga bingung sebab pelakunya rakyat sipil tapi perbuatannya juga melanggar HAM,” imbuhnya. Ia berharap dari tindakan ini tidak ada kompromi apapun terhadap kejahatan dimanapun termasuk  di Papua dan itu harus ditindak serta ditertibkan sebab ini virus yang akan merusak Papua.

Komisi I, kata Yan akan mendorong agar dalam menjalankan tugas teritorialnya TNI lebih banyak dibekali khususnya di daerah rawan konflik. Tidak bisa menyamaratakan semua di Papua. Selain itu ia meminta Panglima TNI dan Kapolri juga harus ditertibkan  oknum anggotanya yang nakal dengan  menjual senjata maupun amunisi yang membuat kelompok berseberangan ini masih aktif.

“Ini juga akan kami evaluasi, kami akan minta panglima TNI dan kapolri memperbaiki SOP penggunaan amunisi dan senjata termasuk tugas TNI Polri dalam pergerakannya agar jangan salah di lapangan meski kita tahu sumber senjata dari kelompok ini bisa juga dari luar Papua maupun rampasan,” tegasnya.

Baca Juga :  THR Wajib Dibayar Sebelum Hari Raya

Selain itu mantan anggota DPR Papua ini menyinggung stabilisasi keamanan di daerah. “Apakah kita biarkan negara kalah dengan KKB atau negara hadir dan memberi jaminan keamanan bagi masyarakat yang ada di kabupaten kota dan Puncak merupakan wilayah teritorial Indonesia. Kalau masih tidak aman artinya eksistensi negara di daerah ini masih diragukan. Pemda juga harus hadir memberikan kepastian operasional pada TNI Polri yang sedang melakukan tugas –tugasnya,” tutup Yan.

Sementara itu Dua Helikopter dan 50 personel TNI-Polri akan diterjunkan ke Distrik Beoga Timur untuk melakukan evakuasi terhadap sembilan orang Karyawan Palapa Ring Timur Telematika (PTT) yang diduga diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) saat sedang melaksanakan perbaikan Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel di Disteim Beoga, Rabu (2/3).

Evakuasi delapan jenazah tersebut direncanakan akan dilakukan Sabtu (5/3) hari ini jika tidak terkendala cuaca dan situasi membaik. Sebagaimana titik para korban yakni di site repeater B3 (CO 53M 756085 9585257).

Dirkrimum Polda Papua Kombes Pol Faizal Ramadhani menyampaikan, dua helicopter yang bakal digunakan untuk mengevakuasi korban adalah satu helicopter milik TNI dan 1 helikopter dari perusahaan.

“Direncakan evakuasi para korban akan dilakukan hari ini jika cuaca memungkinkan, hingga saat ini situasi di sana (Puncak-red) membaik,” kata Kombes Faizal saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (4/3).

Lanjut Faizal, jika cuaca membaik. Para korban akan dievakuasi dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) menuju Mimika, namun jika situasi kurang membaik maka alternatif lainnya dievakuasi di Sugapa atau Beoga.

“Proses evakuasi tergantung kondisi dan cuaca, sebab TKP berada di ketinggian 4 ribuan Mdpl. Selain itu jarak dari Beoga dengan TKP sekitar 15 Kilometer jika ditarik garis lurus,” terangnya.

Dikatakan, TNI-Polri yang akan melakukan evakuasi nantinya juga akan melakukan pengamanan terhadap bandara sehingga tidak mendapatkan gangguan selama proses evakuasi dilakukan.

Selain itu, Polri juga akan mendatangkan TIM DVI Krimum Polda Papua dari Jayapura ke Kabupaten Timika, ketika para jenazah tiba mereka langsung melakukan identifikasi terhadap jenazah.

“Setelah diidentifikasi, pada jenazah nantinya dipulangkan kepada keluarga mereka masing masing,” ucapnya.

Faizal mengatakan kelompok yang melakukan penyerangan adalah Aibon Kogoya, namun ia belum tahu pasti berapa jumlah kekuatan dari kelompok ini saat itu. Termasuk belum mengetahui motif mereka. (ade/fia)

Pekerja di Site Repeater / Tower B3 berjumlah 9 orang terdiri dari 8 orang pendatang dan 1 orang OAP.

Nama panggilan pekerja yaitu :

1 Bebi Tabuni (OAP)

2. Billy

3. Renal

4. Bona

5. Nelson Sarera

6. Jamal

7. Eko

8. Syahril

9. Pak de

Dua Helikopter dan 50 Personel Akan Evakuasi Jenazah Hari ini

JAYAPURA – Pekerjaan berat menanti personil TNI Polri  dari pembantaian delapan warga sipil di Distrik Beoga Kabupaten Puncak. Ini lantaran hingga 3 hari kejadian sejak Rabu (2/3) jenasah korban penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)  ternyata masih di lokasi kejadian. Delapan jenasah ini masih di TKP dan belum berhasil dievakuasi. Begitu juga dengan korban selamat, NS yang hingga kini belum diketahui kabarnya.

“Ia sampai saat ini korban belum berhasil dievakuasi,” jelas Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal melalui ponselnya, Jumat (4/1). Sebelumnya disebutkan bahwa untuk sampai ke lokasi perlu menggunakan pesawat seperti heli namun ini juga tergantung pada cuaca. Pernah dicoba namun gagal karena cuaca tidak mendukung.

Sedangkan untuk korban penembakan selamat, Pratu Heroyanto justru berhasil dievakuasi. Ia dievakuasi menggunakan pesawat Asian One menuju RSUD Timika pada Jumat (4/3) sekira pukul 06.52 WIT. “Pratu Heriyanto sudah dievakuasi didampingi Serka Wahidin menuju Timika untuk ditangani di RSUD Timika,” jelas Kapendam XVII Cenderawasih, Kol Inf Aqsha  Erlangga SH, MH.

Sementara pihak Palapa Ring Timur sendiri akhirnya angkat suara terkait insiden penembakan ini. Lewat humasnya, Aifi Anna Shi dijelaskan bahwa dari telaah sementara dari tim PT Palapa Timur Telematika (Perusahaan) terdapat dugaan gangguan keamanan pada tower B3 milik Perusahaan yang terindentifikasi dari kamera pemantauan pada lokasi tower tersebut pada hari Rabu (2/3) dini hari. Pada Rabu pagi perusahaan mengirimkan logistik menggunakan helikopter ke lokasi tower B3 namun ditemukan kondisi tidak terdapat karyawan dari perusahaan pada lokasi tersebut.

Kemudian ditindaklanjuti dengan penelaahan rekaman kamera pemantau. Penelaahan pada rekaman kamera pemantau  pada Rabu dini hari mengindikasikan terdapat aktivitas dari orang tidak dikenal yang dugaan sementara adanya potensi gangguan keamanan. Atas hal tersebut perusahaan segera mencoba kontak terhadap 4 karyawan perusahaan, 4 karyawan dari kontraktor perusahaan dan 1 orang masyarakat lokal pemandu namun ditemukan kendala-kendala  sehingga tindak lanjut atas hal tersebut pada besoknya (3 Maret) perusahaan memutuskan untuk mengirimkan helikopter ke lokasi tower demi mendapatkan informasi situasi lapangan yang ketika itu terkendala oleh cuaca yang buruk.

“Hingga press release ini diterbitkan belum terdapat tinjauan langsung pada lokasi tower perusahaan akibat terkendala akses dan cuaca sehingga perusahaan belum dapat memberikan konfirmasi terkait informasi yang beredar di sejumlah media massa atas korban jiwa dan luka-luka maupun kondisi fisik tower B3,” beber Aifi dalam rilisnya.

Sebagai informasi, Lokasi tower B3 berada di ketinggian di atas 3000 mdpl dan hanya dapat ditempuh menggunakan helikopter dan kondisi cuaca saat ini diakui menghambat proses identifikasi tim menuju lokasi tower.

“Kami tengah mengupayakan yang terbaik demi memastikan keselamatan para karyawannya dan masyarakat lokal pemandu serta keamanan dari lokasi site perusahaan melalui permintaan-permintaan bantuan dan pendampingan dari aparat keamanan (TNI dan Polri) dan pemerintah pusat serta pemerintah daerah untuk melakukan tindakan-tindakan pengamanan terhadap seluruh site dari proyek Palapa Ring Timur yang merupakan Proyek Strategis Nasional Infrastruktur Prioritas,” tambah Aifi.

Baca Juga :  Ukir Sejarah, Kabupaten Puncak Jaya Raih WTP

Khususnya dalam kejadian ini pihaknya meminta bantuan evakuasi dari aparat keamanan terhadap karyawan perusahaan, karyawan dari kontraktor perusahaan dan masyarakat lokal pemandu.

Tindakan-tindakan keamanan tersebut dianggap sangat diperlukan dengan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta aparat keamanan (TNI dan Polri) mengingat gangguan-gangguan keamanan oleh orang yang tidak dikenal pada lokasi site-site Perusahaan telah terjadi berulang kali sejak tahun 2019 opersional proyek Palapa Ring Timur dimulai.

Aini menambahkan bahwa sebelum terjadi insiden ini, tower B3 pada kondisi proses perbaikan dalam rangka recovery jaringan telekomunikasi. Aifi membenarkan bahwa para korban masih berada di lokasi. “Ia masih mas, kami masih proses kordinasi dengan pihak TNI dan heli dan cuaca  menjadi tantangan untuk evakuasi. Minta doanya yang terbaik juga ya,” tutup wanita berkulit terang ini.

Sementara anggota Komisi I DPR RI perwakilan Papua, Yan Mandenas kepada Cenderawasih Pos menyampaikan bahwa setelah reses pihaknya akan melakukan rapat evaluasi dengan TNI Polri untuk melihat apakah pendekatan atau penanganan yang dilakukan selama ini sudah sesuai atau belum.

Pihaknya merasa miris jika terjadi pembantaian seperti di Beoga ini. Lalu kelompok yang berbeda pandangan atau ideologi seharusnya tidak mencederai warga yang tidak tahu apa – apa. Itu  namanya menerapkan cara – cara yang tidak manusiawi dan ini menodai nama baik orang di Papua.

“Kita harus membedakan mana permasalahan kita  dan berhadapan dengan siapa, bukan sekedar tembak kemudian terror dan lainnya,” sindirnya. Lalu Yan menyinggung bahwa biasanya jika aparat yang melanggar maka semua teriak HAM. Sementara kasus Beoga dilakukan kelompok sipil namun bersenjata.

“Ini yang membuat kami di legislative juga bingung sebab pelakunya rakyat sipil tapi perbuatannya juga melanggar HAM,” imbuhnya. Ia berharap dari tindakan ini tidak ada kompromi apapun terhadap kejahatan dimanapun termasuk  di Papua dan itu harus ditindak serta ditertibkan sebab ini virus yang akan merusak Papua.

Komisi I, kata Yan akan mendorong agar dalam menjalankan tugas teritorialnya TNI lebih banyak dibekali khususnya di daerah rawan konflik. Tidak bisa menyamaratakan semua di Papua. Selain itu ia meminta Panglima TNI dan Kapolri juga harus ditertibkan  oknum anggotanya yang nakal dengan  menjual senjata maupun amunisi yang membuat kelompok berseberangan ini masih aktif.

“Ini juga akan kami evaluasi, kami akan minta panglima TNI dan kapolri memperbaiki SOP penggunaan amunisi dan senjata termasuk tugas TNI Polri dalam pergerakannya agar jangan salah di lapangan meski kita tahu sumber senjata dari kelompok ini bisa juga dari luar Papua maupun rampasan,” tegasnya.

Baca Juga :  Lukas Enembe Tak Bisa Lakukan Pemeriksaan MRI

Selain itu mantan anggota DPR Papua ini menyinggung stabilisasi keamanan di daerah. “Apakah kita biarkan negara kalah dengan KKB atau negara hadir dan memberi jaminan keamanan bagi masyarakat yang ada di kabupaten kota dan Puncak merupakan wilayah teritorial Indonesia. Kalau masih tidak aman artinya eksistensi negara di daerah ini masih diragukan. Pemda juga harus hadir memberikan kepastian operasional pada TNI Polri yang sedang melakukan tugas –tugasnya,” tutup Yan.

Sementara itu Dua Helikopter dan 50 personel TNI-Polri akan diterjunkan ke Distrik Beoga Timur untuk melakukan evakuasi terhadap sembilan orang Karyawan Palapa Ring Timur Telematika (PTT) yang diduga diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) saat sedang melaksanakan perbaikan Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel di Disteim Beoga, Rabu (2/3).

Evakuasi delapan jenazah tersebut direncanakan akan dilakukan Sabtu (5/3) hari ini jika tidak terkendala cuaca dan situasi membaik. Sebagaimana titik para korban yakni di site repeater B3 (CO 53M 756085 9585257).

Dirkrimum Polda Papua Kombes Pol Faizal Ramadhani menyampaikan, dua helicopter yang bakal digunakan untuk mengevakuasi korban adalah satu helicopter milik TNI dan 1 helikopter dari perusahaan.

“Direncakan evakuasi para korban akan dilakukan hari ini jika cuaca memungkinkan, hingga saat ini situasi di sana (Puncak-red) membaik,” kata Kombes Faizal saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (4/3).

Lanjut Faizal, jika cuaca membaik. Para korban akan dievakuasi dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) menuju Mimika, namun jika situasi kurang membaik maka alternatif lainnya dievakuasi di Sugapa atau Beoga.

“Proses evakuasi tergantung kondisi dan cuaca, sebab TKP berada di ketinggian 4 ribuan Mdpl. Selain itu jarak dari Beoga dengan TKP sekitar 15 Kilometer jika ditarik garis lurus,” terangnya.

Dikatakan, TNI-Polri yang akan melakukan evakuasi nantinya juga akan melakukan pengamanan terhadap bandara sehingga tidak mendapatkan gangguan selama proses evakuasi dilakukan.

Selain itu, Polri juga akan mendatangkan TIM DVI Krimum Polda Papua dari Jayapura ke Kabupaten Timika, ketika para jenazah tiba mereka langsung melakukan identifikasi terhadap jenazah.

“Setelah diidentifikasi, pada jenazah nantinya dipulangkan kepada keluarga mereka masing masing,” ucapnya.

Faizal mengatakan kelompok yang melakukan penyerangan adalah Aibon Kogoya, namun ia belum tahu pasti berapa jumlah kekuatan dari kelompok ini saat itu. Termasuk belum mengetahui motif mereka. (ade/fia)

Pekerja di Site Repeater / Tower B3 berjumlah 9 orang terdiri dari 8 orang pendatang dan 1 orang OAP.

Nama panggilan pekerja yaitu :

1 Bebi Tabuni (OAP)

2. Billy

3. Renal

4. Bona

5. Nelson Sarera

6. Jamal

7. Eko

8. Syahril

9. Pak de

Berita Terbaru

Artikel Lainnya