Friday, April 26, 2024
26.7 C
Jayapura

Meki Nawipa Pilot yang  Menjadi Bupati Paniai

Inplementasikan Otsus Secara Nyata, Fokus Kembangkan Kopi dan Perikanan

JAYAPURA-Meki Nawipa yang dahulunya adalah seorang pilot Anak Asli Papua dan akhirnya tiga tahun lalu resmi dilantik menjadi Bupati Paniai. Selama tiga tahun menjadi orang nomor satu di Paniai berbagai trobosan telah dilakukannya sebut saja seperti menyukseskan aliran listrik yang hidup selama 24 jam di terutama di Ibu Kota Kabupaten tersebut yakni Distrik Enorotali dan sekitarnya.

Selain itu dirinya juga berhasil mengahadirkan jaringan internet yang tidak kalah saing dengan daerah pesisir lainnya di Papua. Ia juga fokus mengembangkan pertanian kopi, budi daya pertanian ikan, SDM anak-anak asli Papua dan yang paling ponemenal tentu menginplementasiklan Otsus secara nyata yakni pada penerimaan ASN tahun 2018 lalu meluluskan 100 persen merupakan Orang Asli Papua (OAP).

Dalam kesempatan kali ini Bupati Meki berkesempatan hadir memenuhi undangan Cenderawasih Pos dalam program ngopi bareng redaksi Cenderawasih Pos yang dilakukan di gedung Graha Pena Papua dan juga dapat disaksikan di akun youtube CeposTv milik Cenderawasih Pos.

Diskusi yang dipandu langsung oleh Pimred Cepos Lucky Ireeuw kali ini membahas berbagai hal yang telah berhasil dilakukan di Paniai dan tantangan pembangunan di Pegunungan Papua tersebut.

Meki mengungkapkan bahwa yang diinginkan masyarakat itu adalah pembangunan yang nyata dan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat itu sendiri tanpa berjanji yang ujungnya tidak dapat diwujudkan

“Tuntutan masyarakat sangat besar dan keinginan besar itu sangat sulit kita wujudkan. Namun dari hasil kerja keras kita mulai ada beberapa perubahan. Selama ini listrik itu hidup 16 jam namun atas perjuangan ke DPR Ri dan PLN sehingga hidup 24 jam. Ini di ibu kota dan pinggiran semua sudah hidup,”Ungkapnya.

Selain itu dirinya juga memastikan jaringan telekomunikasi juga telah 4G dan tidak kalah dengan daerah pesisir di Papua. Dahulu ASN Paniai menguru urusan pemerintahan harus ke Nabire namun saat ini di Enerotalipun sudah dapat dilakukan karena jaringan internet sudah mempuni.

Baca Juga :  Tak Terima Warganya Ditikam, Dua Kelompok Massa Saling Serang

Ia juga menceritakan keperihatinannya terhadap pembangunan yang selama ini tidak dapat berkembang dan bahkan dapat dikatakan selama tiga puluh tahun tidak ada perubahan yang signifikan. Oleh sebab itulah dirinya mengambil keputusan ingin terlibat langsung dalam pembangunan daerah asalnya tersebut.

Dirinya fokus terhadap pendidikan dengan memastikan pasilitas sekolah diharuskan ada guru dengan menghadirkan 189 guru kita kontrak dan juga memberikan kesempatan putra putri asli Papua untuk mengenyam pendidikan keguruan di Surabaya. Sehingga nantinya sekembalinya ke Paniai dapat mendidik anak-anak asli Paniai.

Disinggung mengenai seringnya ia turun lapangan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Bupati Nawipa mengatakan bahwa itu Ia lakukan karena ingin mendengarkan masukan langsung dari masyarakat tentang pembangunan di daerahnya dan dirinya dapat menjawab secara langsung juga keinginan dari masyarakat tersebut.

“Biasa saya turun bermalam hari. Karena siang saya kerja di Kantor. Bekerja di daerah kita tidak semudah di kota. Intinya kita harus di percaya dan apa yang anda bicarakan itu yang harus anda lakukan. Ditengah rakyat saya tanya kepada masyarakat itu. Bagaimana pertaniannya, bagaimana kolamnya. Hal inilah yang saya lakukan untuk mendengar dan saya sampaikan kepada Sekda dan bahawan saya ini yang bekerja untuk mewujudkan keinginan masyarakt saya,”tambahnya.

“Saya hanya jawab iya lanjut atau tidak tunggu. Sehingga kepercayaan masyarakat itu ada kita tidak perlu berjanji. Bila keinginan masyarakat yang kita dengar bisa kita wujudkan maka jawab ya dan laksanakan dan bila tidak bisa bilang saja tidak dan tidak perlu berjanji”tegasnya.

Adapun alasannya memilih pertanian kopi menurutnya dari awal Ia dilantik di pidatonya adalah pulang ke kampung menanam kopi. Sehingga saat ini sudah ada kurang lebih 533 hektar dan petani pebih kurang 900 orang. Intensifnya adalah satu bulan Rp 2.500/batang kopi.  Sehingga semakin banyak masyarakat menanam kopi maka semakin banyak medapatkan uang.

Baca Juga :  Jangan Palang Memalang, Buat Kericuhan Ditangkap!

“Perekonomian kopi jalan maka kehidupan masyarakat akan baik. Sekarang kita bentuk koprasi untuk mengantisipasi tengkulak. Dari koprasi pembeli atau pengusaha mengambil hasil dari situ sehingga tidak ada tengkulak,”tambahnya.

Pihaknya juga saat ini sudah mengirim 30 orang ke Jember untuk belajar melakukan peningkatan kapasitas. Selain petani kopi, pihaknya juga fokus mengembangkan perikanan dimana saat ini sudah 700 orang petani ikan dan Bulan Agustus nanti pihkanya akan melaksanakan festival ikan sehingga ada ada rasa kompetisi di tengah masyarakat.

“Inilah yang saya ingin wujudkan yangni dampak otonomi khusus itu 100 persen yang diterima orang asli Papua,”tegasnya.

Sedangkan mengenai ketegasannya dalam hal penerimaan ASN di Paniai yang 100 persen OAP, menurutnya hal itu dilakukannya karena komitmennya dalam keperpihakan kepada OAP sesuai dengan otsus yang ada.

“Saya cek di BKD saat pelamaran tidak boleh ada penerimaan yang bukan OAP dan dari situlah jika seleksinya semua OAP pasti yang lulus juga OAP dan inikan sudah komitmen kita bersama sehingga saya hanya menginplementasikannya secara nyata,”bebernya

“Ketidak percayaan orang Papua atas otsus ini sehingga kita buktikan ada keperpihakan atas otsus tersebut,”katanya lagi.

Adapun disinggung soal pemekaran, Meki mengatakan hanya berbicara tentang dimana nantinya ibu kota Provinsi Papua Tengah yakni di Kabupaten Nabire, karena menurutnya akses ke Kabupaten tersebutlah paling mudah diakses oleh semua daerah di Pegunungan Tengah Papua.

Sedangkan mengenai adanya isu pemekaran menurutnya hal tersebut sudah dibahas terlebih dahulu oleh pemerintah pusat sehingga dirinya hanya melanjutkannya dan menurutnya Pegunungan Tengah Papua memiliki sumber daya alam yang sangat luar biasa sehingga sumber daya alam tersebut lebih baik di kelola sendiri.(gin)

Inplementasikan Otsus Secara Nyata, Fokus Kembangkan Kopi dan Perikanan

JAYAPURA-Meki Nawipa yang dahulunya adalah seorang pilot Anak Asli Papua dan akhirnya tiga tahun lalu resmi dilantik menjadi Bupati Paniai. Selama tiga tahun menjadi orang nomor satu di Paniai berbagai trobosan telah dilakukannya sebut saja seperti menyukseskan aliran listrik yang hidup selama 24 jam di terutama di Ibu Kota Kabupaten tersebut yakni Distrik Enorotali dan sekitarnya.

Selain itu dirinya juga berhasil mengahadirkan jaringan internet yang tidak kalah saing dengan daerah pesisir lainnya di Papua. Ia juga fokus mengembangkan pertanian kopi, budi daya pertanian ikan, SDM anak-anak asli Papua dan yang paling ponemenal tentu menginplementasiklan Otsus secara nyata yakni pada penerimaan ASN tahun 2018 lalu meluluskan 100 persen merupakan Orang Asli Papua (OAP).

Dalam kesempatan kali ini Bupati Meki berkesempatan hadir memenuhi undangan Cenderawasih Pos dalam program ngopi bareng redaksi Cenderawasih Pos yang dilakukan di gedung Graha Pena Papua dan juga dapat disaksikan di akun youtube CeposTv milik Cenderawasih Pos.

Diskusi yang dipandu langsung oleh Pimred Cepos Lucky Ireeuw kali ini membahas berbagai hal yang telah berhasil dilakukan di Paniai dan tantangan pembangunan di Pegunungan Papua tersebut.

Meki mengungkapkan bahwa yang diinginkan masyarakat itu adalah pembangunan yang nyata dan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat itu sendiri tanpa berjanji yang ujungnya tidak dapat diwujudkan

“Tuntutan masyarakat sangat besar dan keinginan besar itu sangat sulit kita wujudkan. Namun dari hasil kerja keras kita mulai ada beberapa perubahan. Selama ini listrik itu hidup 16 jam namun atas perjuangan ke DPR Ri dan PLN sehingga hidup 24 jam. Ini di ibu kota dan pinggiran semua sudah hidup,”Ungkapnya.

Selain itu dirinya juga memastikan jaringan telekomunikasi juga telah 4G dan tidak kalah dengan daerah pesisir di Papua. Dahulu ASN Paniai menguru urusan pemerintahan harus ke Nabire namun saat ini di Enerotalipun sudah dapat dilakukan karena jaringan internet sudah mempuni.

Baca Juga :  Gubernur Disarankan Jangan Takut Hadapi KPK

Ia juga menceritakan keperihatinannya terhadap pembangunan yang selama ini tidak dapat berkembang dan bahkan dapat dikatakan selama tiga puluh tahun tidak ada perubahan yang signifikan. Oleh sebab itulah dirinya mengambil keputusan ingin terlibat langsung dalam pembangunan daerah asalnya tersebut.

Dirinya fokus terhadap pendidikan dengan memastikan pasilitas sekolah diharuskan ada guru dengan menghadirkan 189 guru kita kontrak dan juga memberikan kesempatan putra putri asli Papua untuk mengenyam pendidikan keguruan di Surabaya. Sehingga nantinya sekembalinya ke Paniai dapat mendidik anak-anak asli Paniai.

Disinggung mengenai seringnya ia turun lapangan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Bupati Nawipa mengatakan bahwa itu Ia lakukan karena ingin mendengarkan masukan langsung dari masyarakat tentang pembangunan di daerahnya dan dirinya dapat menjawab secara langsung juga keinginan dari masyarakat tersebut.

“Biasa saya turun bermalam hari. Karena siang saya kerja di Kantor. Bekerja di daerah kita tidak semudah di kota. Intinya kita harus di percaya dan apa yang anda bicarakan itu yang harus anda lakukan. Ditengah rakyat saya tanya kepada masyarakat itu. Bagaimana pertaniannya, bagaimana kolamnya. Hal inilah yang saya lakukan untuk mendengar dan saya sampaikan kepada Sekda dan bahawan saya ini yang bekerja untuk mewujudkan keinginan masyarakt saya,”tambahnya.

“Saya hanya jawab iya lanjut atau tidak tunggu. Sehingga kepercayaan masyarakat itu ada kita tidak perlu berjanji. Bila keinginan masyarakat yang kita dengar bisa kita wujudkan maka jawab ya dan laksanakan dan bila tidak bisa bilang saja tidak dan tidak perlu berjanji”tegasnya.

Adapun alasannya memilih pertanian kopi menurutnya dari awal Ia dilantik di pidatonya adalah pulang ke kampung menanam kopi. Sehingga saat ini sudah ada kurang lebih 533 hektar dan petani pebih kurang 900 orang. Intensifnya adalah satu bulan Rp 2.500/batang kopi.  Sehingga semakin banyak masyarakat menanam kopi maka semakin banyak medapatkan uang.

Baca Juga :  Postingan KKB Soal Senjata dan Amunisi Didalami Polisi

“Perekonomian kopi jalan maka kehidupan masyarakat akan baik. Sekarang kita bentuk koprasi untuk mengantisipasi tengkulak. Dari koprasi pembeli atau pengusaha mengambil hasil dari situ sehingga tidak ada tengkulak,”tambahnya.

Pihaknya juga saat ini sudah mengirim 30 orang ke Jember untuk belajar melakukan peningkatan kapasitas. Selain petani kopi, pihaknya juga fokus mengembangkan perikanan dimana saat ini sudah 700 orang petani ikan dan Bulan Agustus nanti pihkanya akan melaksanakan festival ikan sehingga ada ada rasa kompetisi di tengah masyarakat.

“Inilah yang saya ingin wujudkan yangni dampak otonomi khusus itu 100 persen yang diterima orang asli Papua,”tegasnya.

Sedangkan mengenai ketegasannya dalam hal penerimaan ASN di Paniai yang 100 persen OAP, menurutnya hal itu dilakukannya karena komitmennya dalam keperpihakan kepada OAP sesuai dengan otsus yang ada.

“Saya cek di BKD saat pelamaran tidak boleh ada penerimaan yang bukan OAP dan dari situlah jika seleksinya semua OAP pasti yang lulus juga OAP dan inikan sudah komitmen kita bersama sehingga saya hanya menginplementasikannya secara nyata,”bebernya

“Ketidak percayaan orang Papua atas otsus ini sehingga kita buktikan ada keperpihakan atas otsus tersebut,”katanya lagi.

Adapun disinggung soal pemekaran, Meki mengatakan hanya berbicara tentang dimana nantinya ibu kota Provinsi Papua Tengah yakni di Kabupaten Nabire, karena menurutnya akses ke Kabupaten tersebutlah paling mudah diakses oleh semua daerah di Pegunungan Tengah Papua.

Sedangkan mengenai adanya isu pemekaran menurutnya hal tersebut sudah dibahas terlebih dahulu oleh pemerintah pusat sehingga dirinya hanya melanjutkannya dan menurutnya Pegunungan Tengah Papua memiliki sumber daya alam yang sangat luar biasa sehingga sumber daya alam tersebut lebih baik di kelola sendiri.(gin)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya