Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Bentrok Warga di Holtekamp, 7 Orang Luka-luka

TENANGKAN WARGA: Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw saat menenangkan warga di lokasi pertikaian di Holtekamp, Distrik Muara Tami, Kamis (10/9). (FOTO: Elfira/Cepos)

JAYAPURA- Pertikaian dua kelompok warga Kampung Nafri dan Kampung Enggros, Kamis (10/9) kemarin mengakibatkan 7 orang mengalami luka-luka. Dari 7 warga yang menjadi korban bentrok, 3 orang dilaporkan mengalami kritis dan sedang mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
Dari informasi yang diterima Cenderawasih Pos, pertikaian tersebut dipicu oleh sengketa lahan yang sudah lama terjadi di kawasan Holtekamp, Distrik Muara Tami. Akibat sengketa lahan tersebut, kemarin dua kelompok warga terlibat saling lempar, saling menyerang dan lain sebagainya. Dua mobil dilaporkan rusak dan beberapa pondok jualan warga dibakar.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw yang turun langsung ke lapangan menyampaikan, permasalahan antara kedua kampung ini perlu duduk bersama dan diselesaikan dengan baik. Sebab, melibatkan antara saudara sendiri.
“Akibat pertikaian ini ada korban yang luka-luka. Dimana korban dari Enggros sebanyak 7 orang dan dari Kampung Nafri 3 orang termasuk bapak kepala suku,” ucap Kapolda usai berdialog dengan warga.
Adapun ketujuh korban tersebut sedang mendapatkan perawatan medis di beberapa rumah sakit di Kota Jayapura. Seperti Rumah Sakit Bhayangkara, RSAL Dr. Soedibjo Sardadi Hamadi dan RSUD Jayapura.
“Kita selamatkan korban terlebih dahulu, setelah itu membicarakan tentang permasalahan ini. Saya mendapat laporan memang masih ada persoalan di antara kedua pihak yang saling komplain tentang hak-hak ulayat atau kepemilikan adat,” tutur Kapolda.
Terkait dengan kejadian ini lanjut Kapolda, pihaknya akan mencari jalan keluarnya. Ia juga meminta kedua belah pihak untuk menahan diri dan tidak terpicu dengan situasi, sehingga tidak memakan korban berikutnya.
Ia menuturkan, pertikaian kedua belah pihak ini terjadi sekira pukul 14.00 WIT. Bermula dari riak-riak antara dua kelompok warga yang saling mengklaim batas tanah adat. Dimana satu pihak sudah memberikan patok. Namun, ada pihak lain yang datang mencabut patok tersebut.
“Inilah yang membuat awalnya kesalahpahaman itu terjadi. Kemudian terjadi saling memukul, saling menyerang hingga mengakibatkan adanya warga yang luka-luka,” jelas Kapolda
Diakuinya sepanjang Jembatan Youtefa hingga Holtekamp masih ada catatan-catatan persoalan tanah adat yang sulit untuk ditengahi.
“Biasanya kasus seperti ini kita akan selesaikan di para-para adat, kami akan membicarakan hal ini dengan Kepala Suku, ondoafi dan Ketua LMA. Sehingga semuanya bisa diselesaikan dengan baik dan tidak saling klaim yang mengakibatkan permasalahan turun-temurun,” papar Kapolda.
Sementara itu, usai berbincang dengan warga. Kapolda membuka pemalangan jalan Holtekamp-Hamadi sekira pukul 19.35 WIT. Serta mengunjungi korban yang sedang mendapatkan perawatan medis di rumah sakit untuk memberikan penguatan termasuk kepala suku.
Adapun personel yang diturunkan untuk mengamankan situasi yakni anggota dari Polsek Jayapura Selatan, Polsek Abepura, Personel Polresta Jayapura Kota, BKO dari Brimob dan personel TNI. (fia/nat)

Baca Juga :  KM Gunung Dempo Bawa 1.481 Orang ke Jayapura
TENANGKAN WARGA: Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw saat menenangkan warga di lokasi pertikaian di Holtekamp, Distrik Muara Tami, Kamis (10/9). (FOTO: Elfira/Cepos)

JAYAPURA- Pertikaian dua kelompok warga Kampung Nafri dan Kampung Enggros, Kamis (10/9) kemarin mengakibatkan 7 orang mengalami luka-luka. Dari 7 warga yang menjadi korban bentrok, 3 orang dilaporkan mengalami kritis dan sedang mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
Dari informasi yang diterima Cenderawasih Pos, pertikaian tersebut dipicu oleh sengketa lahan yang sudah lama terjadi di kawasan Holtekamp, Distrik Muara Tami. Akibat sengketa lahan tersebut, kemarin dua kelompok warga terlibat saling lempar, saling menyerang dan lain sebagainya. Dua mobil dilaporkan rusak dan beberapa pondok jualan warga dibakar.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw yang turun langsung ke lapangan menyampaikan, permasalahan antara kedua kampung ini perlu duduk bersama dan diselesaikan dengan baik. Sebab, melibatkan antara saudara sendiri.
“Akibat pertikaian ini ada korban yang luka-luka. Dimana korban dari Enggros sebanyak 7 orang dan dari Kampung Nafri 3 orang termasuk bapak kepala suku,” ucap Kapolda usai berdialog dengan warga.
Adapun ketujuh korban tersebut sedang mendapatkan perawatan medis di beberapa rumah sakit di Kota Jayapura. Seperti Rumah Sakit Bhayangkara, RSAL Dr. Soedibjo Sardadi Hamadi dan RSUD Jayapura.
“Kita selamatkan korban terlebih dahulu, setelah itu membicarakan tentang permasalahan ini. Saya mendapat laporan memang masih ada persoalan di antara kedua pihak yang saling komplain tentang hak-hak ulayat atau kepemilikan adat,” tutur Kapolda.
Terkait dengan kejadian ini lanjut Kapolda, pihaknya akan mencari jalan keluarnya. Ia juga meminta kedua belah pihak untuk menahan diri dan tidak terpicu dengan situasi, sehingga tidak memakan korban berikutnya.
Ia menuturkan, pertikaian kedua belah pihak ini terjadi sekira pukul 14.00 WIT. Bermula dari riak-riak antara dua kelompok warga yang saling mengklaim batas tanah adat. Dimana satu pihak sudah memberikan patok. Namun, ada pihak lain yang datang mencabut patok tersebut.
“Inilah yang membuat awalnya kesalahpahaman itu terjadi. Kemudian terjadi saling memukul, saling menyerang hingga mengakibatkan adanya warga yang luka-luka,” jelas Kapolda
Diakuinya sepanjang Jembatan Youtefa hingga Holtekamp masih ada catatan-catatan persoalan tanah adat yang sulit untuk ditengahi.
“Biasanya kasus seperti ini kita akan selesaikan di para-para adat, kami akan membicarakan hal ini dengan Kepala Suku, ondoafi dan Ketua LMA. Sehingga semuanya bisa diselesaikan dengan baik dan tidak saling klaim yang mengakibatkan permasalahan turun-temurun,” papar Kapolda.
Sementara itu, usai berbincang dengan warga. Kapolda membuka pemalangan jalan Holtekamp-Hamadi sekira pukul 19.35 WIT. Serta mengunjungi korban yang sedang mendapatkan perawatan medis di rumah sakit untuk memberikan penguatan termasuk kepala suku.
Adapun personel yang diturunkan untuk mengamankan situasi yakni anggota dari Polsek Jayapura Selatan, Polsek Abepura, Personel Polresta Jayapura Kota, BKO dari Brimob dan personel TNI. (fia/nat)

Baca Juga :  KPU Papua Pastikan Pemilu Tak Ada Sistem Noken

Berita Terbaru

Artikel Lainnya