Ngobrol Bareng Dandim Jayapura 1701/Jpr yang baru, Letkol Inf Richard Arnold Y Sangari
Gerbong pucuk pimpinan Kodim 1701/Jayapura bergeser. Posisi yang sebelumnya diisi Kolonel Inf Edwin Apria Chandra digantikan Letkol Inf Richard Arnold Y Sangari yang sebelumnya menjabat sebagai wakil Komandan Grup 2 Kopassus. Apa saja yang terungkap.
Laporan: Abdel Gamel Naser
Tidak mudah untuk menemui Komandan Kodim 1701/JPR yang baru diawal ia menjabat. Berbagai undangan kegiatan maupun rapat pasukan mengantri sehingga jika ingin bertemu harus menjadwalkan lebih dulu agar tidak kecele. Harus gercep (gerak cepat) jika memang ada waktu luang. Seperti jadwal mepet yang diperoleh Cenderawasih Pos Rabu (29/12) kemarin. Setelah sebelumnya batal karena Dandim Sangari sedang mengikuti kegiatan di Nimboran, pada Rabu kemarin barulah bisa mewawancarai, itupun disela – sela rapat dengan panglima di Kodam XVII Cenderawasih.
“Kita bertemu di Kodam saja ya, ada rapat dengan panglima soalnya,” tulisnya membalas pesan via WhatsApp. Tanpa menunggu lama, setelah dihubungi lewat penghubung, Cenderawasih Pos langsung tancap gas. Untungnya saat pertama ditemui meski sebelumnya menduduki jabatan di Kopassus ternyata Letkol Sangari sosoknya sangat welcome dan enak diajak ngobrol. Pria kelahiran Manado, November 1976 ini langsung menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan. Terkait kondisi territorial yang cukup luas dimana Kodim 1701/Jpr mencakup Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom termasuk pemetaan masalah dan potensi persoalan yang memungkinkan terjadi.
Selain itu terkait wilayah perbatasan yang nantinya Satgas yang diterjunkan semua di bawah komando territorial Kodim. “Kalau saya sesuai dengan arahan panglima TNI dan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih saja. Kami lebih banyak melakukan pendekatan teritorial bersama masyarakat. Memang Kodim Jayapura bertanggungjawab terhadap 3 daerah, ada perbatasan Kerom, ada di Kabupaten Jayapura dan sector garnisun ada di Kota Jayapura. Strategi yang kami lakukan adalah melakukan operasi bersama di bawah kendali Komandan Korem 172/PWY,” ujar Dandim Sangari saat ditemui di Makodam XVII Cenderawasih kemarin.
Ia melihat untuk wilayah perbatasan sebelumnya ada satuan tugas (Satgas) yang sudah berjaga diwilayah tersebut dan ia memastikan akan bersama – sama Satgas meningkatkan komunikasi social, melakukan pendekatan territorial bersama untuk mengantisipasi kemungkinan adanya upaya – upaya yang mengganggu kedaulatan negara dengan bentuk – bentuk penyelundupan. Meski baru, dari catatan Dandim ia melihat upaya penyelundupan ganja, obat terlarang termasuk senjata yang masuk dari negara tetangga masih ada dan ini yang patut diantisipasi.
“Jadi yang kami lakukan adalah pendekatan territorial kepada masyarakat melalui komunikasi social dan bhakti social. Saat ini ada Satgas persiapan Kodim Keerom dan ini akan sangat membantu. Kami ada bantuan aparat teritorial dan komunikasi dengan Pemda pasti melekat,” tambahnya. Ia menyatakan bahwa yang ingin dilakukan adalah tetap seperti petunjuk pimpinan yang mengedepankan pembinaan teritorial secara humanis, senyum, salam dan sapa. Ini dikatakan sama seperti semboyan Korem 172/PWY yaitu kenali dekati dan layani. “Kami lebih memikirkan bagaimana kualitas teritorial lebih diutamakan ketimbang kuantitas,” beber Dandim. Pasalnya jika menghitung secara kuantitas ia mengaku agak sulit mengingat personil juga terbatas.
“Misal Koramil Nimboran mencakup 3 distrik dan di satu distrik itu ada yang 10 kampung dan personilnya juga terbatas tapi bukan itu yang kami jadikan patokan tapi kualitas aparat territorial bekerjasama dengan kepolisian, kepala kampung, ketua adat maupun kepala distrik dan kami buat kegiatan yang berkelanjutan sehingga kualitas territorial tercapai,” tambahnya. Lalu terkait pemetaan masalah di 3 wilayah ini kata Dandim situasi terkini masih landau dan tidak terlalu signifikan. Hanya ia melihat terkadang terjadi masalah karena faktor komunikasi.
“Tapi untuk masalahnya apa saja saya pikir nanti kepala daerah yang menjelaskan. Kalau kami hanya membantu pemerintah menjalankan program kerjanya. Tapi untuk isu ideology saya pikir tetap ada tapi semua kembali ke faktor komunikasi dan ini tugas bersama yang bukan pemerintah saja, atau kepolisian saja atau TNI saja melainkan semuanya,” sambung Dandim. Persoalan komunikasi ini menjadi penting dan ia tak mau terjadi perpecahan hanya karena faktor komunikasi. Kodim Jayapura sendiri membawahi 16 Koramil dan 2 Pos Ramil dan Dandim Sangari memastikan akan menyambangi semua Koramil.
“Sebagian sudah saya sambangi dan sisanya akan saya lanjutkan. Saya harus tahu betul kondisi prajurit, kesiapan dan ini bukan hanya kunjungan sebab semua harus paham bagaimana kualitas teritorial yang sudah dijalankan selama ini,” tuturnya. Sekedar diketahui sebelum menjabat sebagai Dandim Jayapura, Letkol Sangari pernah menjadi Dandim di Tegal dan menurutnya itu mirip dengan tempat kerjanya saat ini karena di Tegal ada Kota dan Kabupaten Tegal. “Sama seperti Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Hanya perlu dipelajari adat istiadat dan budaya, bagi saya ini karunia Tuhan dimana saya bisa menjabat sebagai Dandim kali kedua,” ujar ayah 1 anak ini. (*/wen)
