
MERAUKE- Seminari adalah tempat mencetak para imam Katolik. Di Keuskupan Agung Merauke, hanya terdapat satu seminari yakni Seminari Menengah yang berada di kompleks SMA YPPK Yos Sudarso, Kelapa Lima Merauke. Seminari Menengah ini hadir lebih dari 10 tahun lalu. Namun keberadaannya selama ini kurang mendapat perhatian baik dari pemerintah daerah maupun umat Katolik sendiri.
Uskup Administrator Apostolik Keuskupan Agung Merauke Mgr. Petrus Canisus Mandagi, MSC mengaku sangat prihatin dengan keberadaan seminari menengah yang ada di Keuskupan Agung Merauke tersebut. Keprihatinan Uskup Mandagi yang dikenal ceplas-ceplos ini diungkapkan saat melantik dan memberkati Panitia Pembangunan Seminari Menengah di Merauke, di Gereja Paroki Santo Yoseph Bambu Pemali Merauke, Sabtu (26/9).
Dengan adanya panitia pembangunan seminari ini, Uskup mengaku merasa senang. Ia melihatnya sebagai suatu gerakan yang bagus dalam menghadirkan imam-imam baru di Merauke. Sebab menurut Uskup, keberadaan seminari itu sangat penting. Karena dari seminarilah akan dihasilkan imam-imam yang siap menggembalikan umat Tuhan.
“Pokoknya, seminari itu tempat menghasilkan para imam. Saya sedih kalau lihat seminari yang ada di sini. Bandingkan dengan seminari yang ada di Maluku. Sedih sekali. Padahal, di Maluku kita banyak seminari,’’ katanya.
Karena itu, jelas Uskup Ambon ini, tidak hanya membangun Seminari Menengah ini, tapi juga akan dibangun seminari pertama di Kepi, Kabupaten Mappi, lalu seminari pertama di Mindiptana Kabupaten Boven Digoel. Selanjutnya Seminari Pertama di Kimaam dan Wendu, Kabupaten Mearuke.
Dengan hadirnya seminari-seminari tersebut, Uskup berharap semakin banyak pemuda Katolik yang terpanggil masuk seminari. Apalagi, lanjut Uskup, Meski misi katolik sudah masuk lebih 100 tahun di Papua Selatan, namun Orang Asli Papua Selatan yang menjadi imam masih sangat sedikit.
Sementara di Ambon, selama menjadi Uskup 26 tahun, sudah lebih dari 100 orang yang menjadi imam projo. Uskup juga berharap, keterlibatan Umat Katolik, pemerintah daerah dan para donatur dalam mendukung pembangunan seminari-seminari yang sedang dibangun tersebut, baik seminari menengah, maupun seminari pertama di 4 titik.
Sementara itu, Ketua Panitia Efrem Fangohoy, SH, MH mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam kepanitiaan untuk bekerja sama mempersiapkan tempat yang layak bagi para calon imam tersebut. ‘’Kalau kita pergi lihat dengan kondisi yang ada sekarang, kita betul-betul sedih karena tempat itu tidak layak,’’ tandasnya. (ulo/tri)