JAYAPURA-Akademisi Antropolog Uncen, Prof. Fredy Sokoy mengaku perihatin dengan kondisi atau fenomena adanya kanker mulut yang dialami oleh sejumlah masyarakat Papua yang saat ini dirawat di rumah sakit akibat mengkonsumsi sirih pinang.
Menurutnya, dalam konteks budaya Papua, makan sirih pinang mempunyai nilai dan makna tersendiri. Dimana makan sirih pinang bagi orang Papua merupakan tradisi yang telah berlangsung lama dan memiliki makna penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Papua.
“Sangat prihatin dengan kondisi itu, makan pinang kemudian terjadinya kanker mulut. Tentu kita berharap, ada sebuah hasil penelitian ilmiah yang menyatakan bahwa sirih pinang menyebabkan kanker mulut. Saya belum bisa komentar terlalu jauh soal itu, karena harus ada pembuktian secara ilmiah,”kata Freddy Sokoy, Rabu (16/4).
Dijelaskan, dalam konteks budaya Papua, makan sirih pinang menjadi simbol Kebersamaan, simbol saling berkenalan, saling bersahabat.
“Jadi sambil makan pinang dia menyampaikan, biasanya orang tidak akan menyampaikan maksud pertemuan secara langsung. Tapi kita makan pinang duluan, setelah makan pinang kemudian dimulailah pembicaraan diskusi apapun itu,”katanya.
Kemudian makan pinang itu simbol untuk menyeleksi perasaan seseorang. Misalnya ketika ditawarkan makan pinang, tapi yang bersangkutan menolak, menolak itu berarti yang bersangkutan sedang dalam masalah atau ada masalah.
“Dalam kultur kami orang yang menolak itu biasanya dia ada masalah,”ungkapnya.
Masyarakat Papua memiliki cara unik dalam mengelola dan mengkonsumsi sirih pinang, yang sering kali melibatkan bahan-bahan tambahan seperti gambir, kapur dan rempah-rempah lainnya. Budaya ini tidak hanya tentang konsumsi tetapi juga tentang nilai-nilai sosial, spiritual dan budaya yang terkandung di dalamnya.(roy/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos