Menelusuri Alur Perjalanan Senjata Api dan Amunisi ke Kelompok Kriminal Bersenjata yang Diungkap Empat Polda
Bisa dibilang pengungkapan kasus upaya penyelundupan senjata api dan amunisi jaringan Yuni Enumbi menjadi highlight awal tahun 2025. Bagaimana tidak, sejumlah senjata api dalam status On The Way menuju Kelompok Kriminal Bersenjata.
Laporan: Karolus Daot – Jayapura
Dari rangkaian aksi kekerasan bersenjata yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Papua Pegunungan selama ini menimbulkan banyak tanya. Ada yang menanyakan secara polos, darimana amunisi atau senjata yang digunakan oleh KKB selama ini?. Mengapa seperti tak habis-habis? apakah KKB juga memiliki pabrik untuk membuat peluru atau senjata?
Pertanyaan-pertanyaan ringan namun sulit untuk dijawab mengingat itulah yang terjadi. Bahkan beberapa video menunjukkan jika kelompok ini seperti memiliki stok peluru yang cukup hingga berani menghambur ke udara hanya untuk menakut nakuti. Padahal bisa dibilang KKB selalu berada di hutan dan jarang membangun komunikasi dengan pihak luar karena persoalan akses dan topografi.
Namun paling tidak dari pengungkapan ini publik kini memiliki gambaran bahwa sosok seperti Yuni Enumbi dkk lah yang senantiasa berupaya untuk memasok senjata maupun amunisi dengan berbagai cara. Sebelum kasus ini terungkap, aparat keamanan juga mewaspadai masuknya senjata-senjata dari Filipina pasca konflik mereka lalu. Selain itu aparat juga mengantisipasi masuknya senjata dari jalur tetangga alias PNG.
Dan terkait alur pendistribusian, menurut Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Patrige Renwarin, menyatakan bahwa kasus penyelundupan senjata api dan amunisi (Senmu) yang melibatkan Yuni Enumbi untuk Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) Puncak Jaya telah berlangsung sejak akhir tahun 2024.