Monday, December 16, 2024
30.7 C
Jayapura

Drama KPU Berlanjut

Operator Sirekap Dijemput Paksa

JAYAPURA – Drama terkait pleno KPU Kota yang dilakukan di Hotel Horison Ultima Jayapura berlanjut. KPU lagi-lagi belum bisa memberikan keputusan akhir  hingga tanggal 13 Desember semalam. Padahal, Ketua KPU Papua, Steve Dumbon sempat menyampaikan bahwa mau tidak mau tanggal 13 sudah harus diumumkan.

Hingga pukul 01.00 WIT atau masuk pada 14 Desember, keputusan belum juga diambil. KPU  dan saksi masih berkutat terkait  pencocokkan data. Waktu dua jam yang diberikan KPU Papua untuk KPU Kota Jayapura menyelesaikan masalah itu juga tak membuahkan hasil.

Yang ada malah masalah data pemilih justru tarik ulur. Bahkan salah satu komisioner KPU Kota Jayapura, Benny Karubaba ketika membacakan laporan ternyata sempat menyebut ada kemungkinan terjadi kesalahan input karena satu minggu terakhir ada tambahan dari TNI Polri. Ini lantas memantik pertanyaan baru ada kaitan apa TNI Polri terkait data yang dipersoalkan ini.

Baca Juga :  Kasus Positif Bertambah 41, Pasien Sembuh 36 Orang

Tak hanya itu, Ketua KPU, Steve Dumbon nampak kesal karena masalah data pemilih tak kunjung rampung. Malah terjadi perbedaan. Iapun meminta petugas untuk menjemput paksa staf dan operator sirekap KPU Kota Jayapura,  Rio Bruwolo.

“Siapkan mobil, cari pengawal polisi atau petugas keamanan untuk jemput dia (Rio) di rumah atau dimanapun,” perintah Steve tadi malam.

Rio diminta hadir di rapat pleno lantaran ada ketidakcocokan data pemilih pindahan (DPTb) antara data Bawaslu dengan D Hasil KPU Kota Jayapura.  Adapun di dalam data Bawaslu bahwa data pemilih pindahan di Kota Jayapura hanya 122 sementara data D Hasil KPU Kota Jayapura yang dibacakan oleh anggota Komisioner KPU Kota Jayapura Benny Karubaba sebanyak 683.

Baca Juga :  MRP Tetapkan Dua Cagub dan Cawagub Papua Asli OAP

“Kami minta KPU Kota Jayapura jelaskan soal perbedaan data ini karena data yang ditetapan KPU Provinsi berbeda jauh dengan D Hasil KPU,” ujar Anggota Bawaslu Papua Yofrey Piryamta.

Ia meminta agar data tersebut harus dikoreksi, untuk merubah jumlah data pemilih tambahan yang menggunakan hak pilih. “Kami minta adanya penjelasan dari KPU Kota Jayapura, karena ini akan mempengaruhi jumlah DPTb yang menggunakan hak pilih,” tegasnya.

Operator Sirekap Dijemput Paksa

JAYAPURA – Drama terkait pleno KPU Kota yang dilakukan di Hotel Horison Ultima Jayapura berlanjut. KPU lagi-lagi belum bisa memberikan keputusan akhir  hingga tanggal 13 Desember semalam. Padahal, Ketua KPU Papua, Steve Dumbon sempat menyampaikan bahwa mau tidak mau tanggal 13 sudah harus diumumkan.

Hingga pukul 01.00 WIT atau masuk pada 14 Desember, keputusan belum juga diambil. KPU  dan saksi masih berkutat terkait  pencocokkan data. Waktu dua jam yang diberikan KPU Papua untuk KPU Kota Jayapura menyelesaikan masalah itu juga tak membuahkan hasil.

Yang ada malah masalah data pemilih justru tarik ulur. Bahkan salah satu komisioner KPU Kota Jayapura, Benny Karubaba ketika membacakan laporan ternyata sempat menyebut ada kemungkinan terjadi kesalahan input karena satu minggu terakhir ada tambahan dari TNI Polri. Ini lantas memantik pertanyaan baru ada kaitan apa TNI Polri terkait data yang dipersoalkan ini.

Baca Juga :  Balas Pantun, Ketua KPU Minta Data Balik

Tak hanya itu, Ketua KPU, Steve Dumbon nampak kesal karena masalah data pemilih tak kunjung rampung. Malah terjadi perbedaan. Iapun meminta petugas untuk menjemput paksa staf dan operator sirekap KPU Kota Jayapura,  Rio Bruwolo.

“Siapkan mobil, cari pengawal polisi atau petugas keamanan untuk jemput dia (Rio) di rumah atau dimanapun,” perintah Steve tadi malam.

Rio diminta hadir di rapat pleno lantaran ada ketidakcocokan data pemilih pindahan (DPTb) antara data Bawaslu dengan D Hasil KPU Kota Jayapura.  Adapun di dalam data Bawaslu bahwa data pemilih pindahan di Kota Jayapura hanya 122 sementara data D Hasil KPU Kota Jayapura yang dibacakan oleh anggota Komisioner KPU Kota Jayapura Benny Karubaba sebanyak 683.

Baca Juga :  Kasus Positif Bertambah 41, Pasien Sembuh 36 Orang

“Kami minta KPU Kota Jayapura jelaskan soal perbedaan data ini karena data yang ditetapan KPU Provinsi berbeda jauh dengan D Hasil KPU,” ujar Anggota Bawaslu Papua Yofrey Piryamta.

Ia meminta agar data tersebut harus dikoreksi, untuk merubah jumlah data pemilih tambahan yang menggunakan hak pilih. “Kami minta adanya penjelasan dari KPU Kota Jayapura, karena ini akan mempengaruhi jumlah DPTb yang menggunakan hak pilih,” tegasnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/