JAYAPURA – Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura mencatat setiap tahun, sebanyak 250-an bayi lahir secara prematur. Dari jumlah tersebut, dua hingga tiga bayi meninggal dunia. Hal ini terungkap saat peringatan Hari Prematuritas Sedunia (HPS) atau World Prematurity Day yang diperingati setiap 17 November. RSUD Jayapura memperingatinya dengan menghadirkan lima anak prematur yang lahir di RS Jayapura.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Papua yang juga dokter penanggung jawab ruang Reonatologi RSUD Jayapura, dr James Thimoty menjelaskan penyebab bayi-bayi tersebut meninggal lantaran belum siap lahir.
“Penyebab bayi prematur meninggal kareba belum cukup bulan namun sudah dilahirkan. Organ tubuhnya terutama alat vital seperti paru-paru dan jantungnya belum matang,” kata dr James kepada Cenderawasih Pos, Senin (18/11).
“Kendala utamanya adalah pernapasan, sering kali bayi prematur lupa bernafas atau sesak nafas saat lahir dan itu salah satu penyebab kematian,” sambungnya.
Lanjutnya, untuk mengantisipasi bayi lahir secara prematur, dr James menjelaskan perlunya kesiapan ibu hamil dimana perempuan harus cukup usia saat akan hamil yakni di atas 18 tahun hingga 35 tahun.
“Itu usia yang aman untuk ibu hamil dan melahirkan, diluar rens itu resiko prematuritas tinggi,” kata James.