JAYAPURA– Kejadian teror yang terjadi di depan Kantor Jubi di Waena pada Rabu (16/10) dini hari mengundang keprihatinan dari dia pasangan calon Gubenur Papua Benhur Tomi Mano-Yermias Bisai (BTM-YB) dan Mathius Fakhiri-Aryoko Rumaropen.
Mereka menilai kejadian tersebut adalah bentuk pembungkaman terhadap kebebasan jurnalis khususnya Jubi.
“Kami turut prihatin dengan pristiwa yang menimpa media Jubi hari ini (Rabu,16/10),” ujar Mukri Hamadi selaku Manager Tim Kerja BTM-YB di kediaman BTM di Kotaraja siang kemarin.
Dikatakan pihaknya sangat memahami kerja kerja jurnalis, salah satunya sebagai media kontrol, terhadap kerja kerja pemerintah maupun instansi intansi di Provinsi Papua. Tapi juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
Terutama pada momentum pilkada ini peran media sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang ide dan gagasan baka calon kepala daerah kepada masyarakat.
Oleh sebab itu penting bagi semua pihak untuk memberikan perlindungan kepada jurnalis maupun media pers. Akan tetapi dengan adanya peristiwa yang diduga teror kepada media Jubi tersebut, menjadi catatan buruk bagi demokrasi di Provinsi Papua saat ini.”Kami harap aparat kepolisian dapat segera mengungkap pelaku dari peristiwa ini,” pintanya.
Mantan Anggota DPR Kota Jayapura itu juga berharap pristiwa tersebut tidak menyulutkan semangat Jubi maupun para jurnalis untuk menjalankan kerja kerja pers.
“Teman teman wartawan tetap bekerja secara profesional, karena masyarakat masih menunggu informasi informasi yang di sajikan teman teman jurnalis,” imbuhnya. “Aparat keamanan juga wajib memberikan perlindungan kepada jurnalis,” tutup Mukri.
Sementara itu, Calon Gubernur Papua Paslon nomor urut 2, Mathius D Fakhiri mengutuk keras aksi teror yang ditujukan kepada Kantor Redaksi Jubi. Fakhir pun menyayangkan tindakan semena-mena.
“Saya pribadi tidak membenarkan kejadian ini atas alasan apapun dan mengutuk siapa pun yang melakukan hal itu,” tegas Fakhiri, dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos.
Terkait teror tersebut, Fakhiri meminta semua pihak tenang dan bersabar. Sebab dirinya meyakini kepolisian sudah mengambil langkah-langkah penegakan hukum untuk mengungkap kejadian tersebut.
“Kita harus beri waktu kepada kepolisian untuk menangani kasus tersebut, saya berharap kasus ini segera terungkap untuk mengetahui siapa pelaku dan apa motifnya,” kata Fakhiri.
Menurutnya media harus diberi ruang seluas-luasnya dalam memberitakan segala informasi agar masyarakat dapat menerima informasi seakurat mungkin.
Terkait ini, Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong meminta masyarakat tetap tenang dan melaksanakan aktivitasnya seperti biasa.
“Biar aparat keamanan yang bekerja, masyarakat tetap tenang dalam melaksanakan aktivitasnya,” kata Gubernur kepada wartawan.
Ramses pun menyesalkan kejadian tersebut, menurutnya pers sebagai fungsi kontrol. Namun siapa pelakunya, biar aparat keamanan yang bekerja. (rel/fia/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos