Tuesday, September 24, 2024
25.7 C
Jayapura

13 Calon Non OAP Bertarung di Dapil Papua

JAYAPURA  – KPU Papua kini tengah mempersiapkan agenda penetapan pasangan calon yang akan diumumkan Minggu (22/9). Usai penetapan,  hari berikutnya akan dilakukan pencabutan nomor urut. Nah untuk wilayah Papua sendiri dari data yang diperoleh diketahui bahwa ada 13 calon non asli Papua yang ikut dalam kontestasi tersebut.

Namun ada juga tiga kabupaten yang semuanya diikuti oleh anak daerah setempat alias tokoh asli Papua. Tiga kabupaten tersebut adalah Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Waropen dan Kabupaten Biak.

Berdasarkan laporan KPU Papua terkait pendaftaran pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur, bupati-wakil bupati serta wali kota dan wakil walikota se-Provinsi Papua tahun 2024, terdapat 34 pasangan calon yang bertarung di Pilkada November mendatang.

Dari jumlah tersebut untuk kursi gubernur dan wakilnya dinyatakan semua lolos usai  MRP memastikan jika pasangan calon benar  asli Papua. Namun untuk bakal calon bupati-wakil bupati serta wali kota-wakil walikota tak sepenuhnya dihiasai oleh wajah wajah OAP.

Baca Juga :  Lokasi Jatuh Helikopter MI-17 Ditemukan

Untuk calon non OAP terlihat Kota Jayapura paling banyak dengan lima sosok, kemudian Kabupaten Jayapura dengan empat sosok. Begitu juga  dengan Kabupaten Keerom yang diisi 4 tokoh non OAP termasuk Sarmidan juga Kabupaten Yapen.

Kondisi ini tentunya tak lepas dari situasi sosial masyarakat di daerah tertentu yang populasinya terus bertambah sehingga dengan sendirinya  menciptakan tokoh – tokoh tertentu yang juga memiliki basis masa.

Dari situlah tokoh tersebut  dianggap memiliki nilai jual untuk dijadikan pasangan calon. Terkait ini salah satu akademisi Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Uncen, Yakobus Richard Murafer berharap masyarakat tidak terprovokasi dengan isu isu identitas.

“Masyarakat perlu diberikan pendidikan politik yang baik bahwa mereka yang hari ini maju sebagai calon bupati- wakil bupati dan wali kota-wakil wali kota adalah mereka yang sudah dipilih dari Parpol masing – masing,” kata Yakobus saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (20/9).

Baca Juga :  Hari ini, Paulus Waterpauw Dilantik sebagai Penjabat Gubernur Papua Barat

Namun ia tak mau berkomentar panjang lebar terkait sosok yang maju karena selama semua mematuhi aturan main dan persyaratan maka tidak bisa dianggap tidak layak.

Sekadar diketahui, pada 22 September pukul 13:00 WIT akan dilakukan penetapan calon kepala daerah, dan di hari yang bersamaan juga pleno penetapan daftar pemilih tetap (DPT). Sedangkan 23 September, dilakukan pencabutan nomor urut calon. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA  – KPU Papua kini tengah mempersiapkan agenda penetapan pasangan calon yang akan diumumkan Minggu (22/9). Usai penetapan,  hari berikutnya akan dilakukan pencabutan nomor urut. Nah untuk wilayah Papua sendiri dari data yang diperoleh diketahui bahwa ada 13 calon non asli Papua yang ikut dalam kontestasi tersebut.

Namun ada juga tiga kabupaten yang semuanya diikuti oleh anak daerah setempat alias tokoh asli Papua. Tiga kabupaten tersebut adalah Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Waropen dan Kabupaten Biak.

Berdasarkan laporan KPU Papua terkait pendaftaran pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur, bupati-wakil bupati serta wali kota dan wakil walikota se-Provinsi Papua tahun 2024, terdapat 34 pasangan calon yang bertarung di Pilkada November mendatang.

Dari jumlah tersebut untuk kursi gubernur dan wakilnya dinyatakan semua lolos usai  MRP memastikan jika pasangan calon benar  asli Papua. Namun untuk bakal calon bupati-wakil bupati serta wali kota-wakil walikota tak sepenuhnya dihiasai oleh wajah wajah OAP.

Baca Juga :  Pilkada Damai Harus jadi Komitmen Bersama,  Jangan Hanya Slogan

Untuk calon non OAP terlihat Kota Jayapura paling banyak dengan lima sosok, kemudian Kabupaten Jayapura dengan empat sosok. Begitu juga  dengan Kabupaten Keerom yang diisi 4 tokoh non OAP termasuk Sarmidan juga Kabupaten Yapen.

Kondisi ini tentunya tak lepas dari situasi sosial masyarakat di daerah tertentu yang populasinya terus bertambah sehingga dengan sendirinya  menciptakan tokoh – tokoh tertentu yang juga memiliki basis masa.

Dari situlah tokoh tersebut  dianggap memiliki nilai jual untuk dijadikan pasangan calon. Terkait ini salah satu akademisi Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Uncen, Yakobus Richard Murafer berharap masyarakat tidak terprovokasi dengan isu isu identitas.

“Masyarakat perlu diberikan pendidikan politik yang baik bahwa mereka yang hari ini maju sebagai calon bupati- wakil bupati dan wali kota-wakil wali kota adalah mereka yang sudah dipilih dari Parpol masing – masing,” kata Yakobus saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (20/9).

Baca Juga :  Penggunaan Masker Diperlonggar, Prokes Jangan Kendor

Namun ia tak mau berkomentar panjang lebar terkait sosok yang maju karena selama semua mematuhi aturan main dan persyaratan maka tidak bisa dianggap tidak layak.

Sekadar diketahui, pada 22 September pukul 13:00 WIT akan dilakukan penetapan calon kepala daerah, dan di hari yang bersamaan juga pleno penetapan daftar pemilih tetap (DPT). Sedangkan 23 September, dilakukan pencabutan nomor urut calon. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya