Rilis Humas Polres Boven Digoel yang diterima media ini, Minggu (11/6) terungkap, informasi kebakaran itu diterima piket penjagaan Polres Boven Digoel sekitar pukul 20.40 WIT. Mendapat laporan Polisi langsung terjun ke lapangan dipimpin piket perwira Pengawas Kasat Reskrim Ipda Nunut Simanjuntak, S.Tr.K dan Polsek Mandobo.
Menurut keterangan Direktur RSUD Abepura, dr. Daisy C. Urbinas, keterbatasan pelayanan ini disebabkan karena ruangan IGD masih dilakukan penyelidikan atas perisitwa kebakaran pada Mei lalu. Atas hal itulah sehingga pelayanan bagi pasien IGD masih menggunakan tenda darurat.
Tak terima dengan keputusan KASN itu, dr.Anton Mote menggugat dua Lembaga pemerintahan di PTUN Jayapura, yakni Gubernur Provinsi Papua dan Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) di Jakarta.
Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika berupaya melakukan pemulihan kembali. Salah satu fasilitas yang kini telah diselesaikan adalah RS Banti. Rumah sakit tipe D ini dibangun Tahun Anggaran 2022 lalu atas perjuangan Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, SE MH yang melobi Kementerian Kesehatan. Hingga akhirnya disetujui dan Pemkab Mimika mendapat alokasi anggaran.
“Saya melaksanakan perintah Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) untuk mengembalikan drg Aloysius Giyai ke posisi semula yakni sebagai Direktur RSUD Jayapura menggantikan dr Anton Mote. Dan itu telah saya lakukan,” kata Ridwan, kepada wartawan, Senin (22/5).
Di tengah gelontoran dana Otsus ke Papua, dimana minimal 30 % harus dianggarkan untuk pendidikan dan 20 % untuk kesehatan, namun kenyataannya hingga kini masih banyak hal yang patut dievaluasi. Keberpihakan anggaran untuk sesuatu yang riil menjadi catatan khusus. Apakah sudah sesuai harapan atau sebaliknya.
“Banyak keluhan dari pasien terkait dengan persoalan rumah sakit ini, semoga ini bisa segera diatasi,” kata Aloysius dalam keterangan persnya kepada wartawan, Rabu (17/5).
Ruangan IGD di RSUD Abepura masih dipasang police line. Pelayanan kepada pasienpun masih dilakukan di bawah tenda darurat, dan di ruangan Administrasi. Tampak terdapat beberapa pasien ditenda darurat masih terbaring lemas.
“Kemarin kami pertemukan keduanya dan kami pikir sedikit berbeda dari yang dibayangkan. Keduanya bersikap bijak dan tidak ribut karena memahami apa yang harus diutamakan,” kata Deni saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (16/5).
Meski saat ini masih terjadi polemik kepemimpinan/jabatan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II, namun dari pantauan Cenderawasih Pos, secara kasat mata, aktifitas di rumah sakti masih berrjalan seperti baiasa.