Akibat penembakan ini dua prajurit TNI Serda Rizal dan Pratu Baraza gugur. “Numbuk Telenggen telah menghubungi manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM pada pukul 05:00 pagi waktu Papua, dan dalam laporannya Numbuk melaporkan bahwa di tanah merah Distrik Gome telah terjadi kontak senjata dan dua anggota TNI tertembak dan tewas,” ujar juru bicara TPNPB, Sebby Sembom, Kamis (27/1).
Ketua ULMWP, Buchtar Tabuni ketika mendatangi Polda Papua untuk melihat 9 tahanan Polda Papua pada Selasa (25/1). Sembilan tahanan tersebut terlibat aksi pengibaran Bintang Kejora pada 1 Desember lalu. Disini Buchtar mengaku siap menjadi jaminan terhadap 9 tahanan tersebut. (FOTO: Gamel Cepos)
Pasca penyerangan yang dilakukan terhadap rombongan TNI yang mengerjakan pembangunan jembatan, hingga Jumat (21/1) pihak TNI masih berduka. Bagaimana tidak, salah satu korban yang gugur adalah putera asli Raja Ampat yang menjadi kebanggaan keluarga.
Pasca penyerangan Pos Belukar yang mengakibatkan tertembaknya salah satu anggota Satgas Nemangkawi, Bharatu Bachtiar, Senin (17/1), kondisi Kabupaten Pegunungan Bintang terbilang aman dan kondusif.
“Kita ingin jeda kemanusiaan, TNI-Polri dan TPNPB harus keluar dari ruang ruang sipil yang ada masyarakat sipilnya. Selama ini, ruang ruang masyarakat sipil kerap dijadikan ruang perang bagi kedua belah pihak yang mengangkat senjata. Akibatnya, banyak masyarakat sipil yang menjadi korban hingga banyaknya pegungsi akibat kontak senjata yang dilakukan TNI-Polri dan TPNPB,” terang Anum kepada Cenderawasih Pos, Kamis (6/1).
"Kami coba lakukan pemetaan sebenarnya ada berapa markas kelompok sipil bersenjata dan setelah kami petakan itu ada 23 markas kelompok sipil bersenjata. Dari 23 kelompok sipil bersenjata itu ada empat panglima yang diakui masing-masing kelompok sipil bersenjata,” ungkap Frits Ramandey saat menjadi narasumber pada kegiatan Ngopi Bareng Redaksi di lantai II Gedung Graha Pena Papua, Kamis (6/1).
Tandatangan perang dan statemen yang disampaikan Undius Kogeya, salah satu pimpinan kelompok TPN-PB Kodam VIII Intan Jaya bahwa ia telah mengibarkan 3 bintang kejora di 3 titik sekaligus menjadi pernyataan melanjutkan perang melawan TNI-Polri di awal tahun 2022 ini, ditanggapi oleh salah satu akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Marinus Yaung.
Kelompok – kelompok yang berseberangan diyakini masih akan melakukan gerakan – gerakan yang menimbulkan keresahan, kekacauan bahkan unstabilitas keamanan daerah. Itu bisa dilihat dari komitmen awal tahun dari salah satu kelompok Undius Kogeya yang terang – terangan menyatakan siap melanjutkan peperangan melawan TNI Polri. Itu ditandai dengan mengibarkan tiga bendera Bintang Kejora di Intan Jaya pada akhir pergantian tahun lalu.
Komandan Operasi TPNPB Kodap VIII Intan Jaya, Undius Kogeya dan pasukannya mengklaim telah mengibarkan bendera bintang kejora di tiga titik di Kabupaten Intan Jaya pada 1 Januari 2022 kemarin.