Tuesday, April 8, 2025
26.7 C
Jayapura
- Advertisement -spot_img

TAG

HUTAN

Jika Terkait Isu Lingkungan, seperti Kurang Peka

“Belum tahu juga apakah persoalan hutan bakau yang rusak dan ditimbun ini diketahui oleh anggota DPR di Kota Jayapura atau tidak sebab sampai sekarang kami juga tidak tahu ada statemen dari mereka atau tidak, masih sepi – sepi saja,” kata Petronela Merauje, satu tokoh perempuan asal Engros, Kamis (13/7).

Komnas HAM Akan Lakukan Investigasi

Terkait dengan kekerasan terhadap jurnalis dan perusakan hutan bakau di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Teluk Youtefa tersebut, Komnas HAM Papua akan melakukan investigasi.

Penetapan Kawasan Konservasi Tanpa Melibatkan Pemilik Lahan

Kemudian terkait penetapan hutan mangrove sebagai hutan lindung, dikatakan bahwa pemerintah tidak melibaktan dirinya untuk membahas hal itu. sehingga diapun merasa bahwa penimbunan itu dilakukan benar adanya. Sesuai aturan yang ada.

Sudah Dibeli Sejak 1994, dan Masih Lahan Kosong

Kemudian di tahun 2009 silam saat dirinya hendak menimbun kawasan tersebut, masyarakat adat suku Afar datang mengklaim tanah tersebut, diapun kembali membayar tanah tersebut kepada yang bersangkutan.

Perjuangkan Ekonomi Kerakyatan Masyarakat Pesisir

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Jan Jap Ormuserai menyampaikan bahwa hingga kini pihaknya masih terus mengawal pertumbuhan ekonomi kerakyatan bagi masyarakat yang tinggal kawasan pesisir. Salah satu bentuk yang bisa dilakukan adalah memproteksi Kawasan hutan khususnya bagi kaum perempuan di Kampung Engros dan Tobati.

Banyak yang Dirugikan dari Pengrusakan Hutan Bakau

”Saya pikir masyarakat tidak bisa melihat sesederhana itu sebab hutan mangrove ini memiliki makna, memiliki nilai dan memiliki pesan yang sangat kuat bagi masyarakat di Engros - Tobati khususnya kaum perempuan. Ini menimbulkan banyak kerugian saya pikir,” kata Yehuda Hamokwarong, salah satu akademisi Uncen, Rabu (11/7).

Organisasi Pers Papua Kecam Dugaan Intimidasi

Gamel bersama sekitar belasan wartawan lainnya meliput kegiatan penghentian aksi penebangan dan penimbunan material pasir di areal hutan bakau Taman Wisata Alam Teluk Youtefa pada pukul 12.10 WIT.

Meminta Kasus Penimbunan Lokasi ini Dikawal

Lalu kepala suku yang dulu melepas ini itupun menurutnya harus mempertanggungjawabkan tandatangannya sebab keputusan itu mengganggu pihaknya (perempuan).

Sekitar 2,4 Hektar yang  Ditimbun

“Ini menyalahi aturan undang – undang nomor 5 tahun 1990 tentang KSDAE dan BBKSDA sudah melakukan upaya awal secara preemtive maupun preventif terhadap pelaku namun tidak diindahkan dan kini cara terakhir yakni penegakan hukum,” tambahnya.

Tegas, Penimbunan Dihentikan dan Proses Hukum

Aparat gabungan langsung memasuki lokasi dan meminta aktifitas penimbunan dihentikan dan dilakukan penyegelan dilarang melintas. Saat rombongan Dinas Kehutanan, BBKSDA dan Gakkum tiba di lokasi terlihat aktivitas  masih sedang berjalan. Ada yang menebang pohon, ada truk yang menimbun menggunakan material karang, dan ada juga yang mengarahkan belasan truk termasuk ada juga oknum aparat keamanan yang berjaga di lokasi.

Latest news

- Advertisement -spot_img