“Lewat kesempatan ini saya minta kepada seluruh masyarakat Papua untuk mendoakan Mathius Fakiri dan Aryoko untuk terus sehat, menabur kebaikan untuk menjaga Papua yang damai,” pungkasnya. Hanya jika disaksikan dalam debat ini kedua paslon khususnya calon gubernur nampak sama-sama terlihat tegang dan belum mampu memaksimalkan waktu yang diberikan.
Ada banyak durasi waktu terbuang padahal masih bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pandangan, pendapat atau bahkan masukan dan kritikan. Namun ini tidak digunakan. Kedua paslon memilih bermain aman dengan mengatakan “cukup” pada moderator. Pada penyampaian visi misi pertama terlihat calon gubernur Tomi Mano nampak piawai memanfaatkan waktu dimana ia mampu mengakhiri penyampaiannya sesuai dengan bunyi bel waktu yang ditentukan.
Ini berbeda dengan Mathius Fakhiri yang lost 2 menit 32 detik. Padahal waktu yang diberikan masih panjang untuk membeberkan visi misinya. Namun setelah itu situasi berbalik dimana Benhur Tomi Mano justru miss memberikan jawaban yang ditanya moderator. Ketika itu moderator menanyakan soal akses internet untuk mendukung masuknya informasi ke daerah terpencil namun justru dijawab terkait IPM dan angka kemiskinan.
Untungnya kedua calon gubernur memiliki wakil yang sama-sama mampu menutup celah. Baik Constan Karma maupun Aryoko Rumaropen nampak menguasai materi dan dari posisi ini kedua paslon bisa dibilang memiliki bobot yang sama. (jim/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos