Menurut Bupati Willem Wandik,S.Sos Koperasi Merah Putih dirancang sebagai wadah usaha kolektif yang mampu mengatur produksi, distribusi, dan tata niaga hasil bumi masyarakat, seperti kopi, hortikultura, dan peternakan. Dengan pola ini, harga komoditas lokal bisa lebih stabil, dan masyarakat memiliki akses pasar yang lebih luas serta efisien.
Lebih dari itu, koperasi ini diharapkan menjadi “mesin penggerak” ekonomi desa, bukan hanya tempat simpan pinjam biasa, tetapi pusat kegiatan usaha rakyat.
Dikatakannya salah satu kendala utama warga desa adalah terbatasnya akses pada modal usaha. Untuk itu, kehadiran koperasi juga difungsikan sebagai “pompa uang” yang memberikan akses pembiayaan murah, gotong royong dalam usaha, hingga peluang kerja lebih luas bagi pemuda, perempuan, dan ibu rumah tangga.
“Kami ingin masyarakat bebas dari jeratan pinjaman rentenir yang bunganya tinggi. Koperasi adalah solusinya,” terang Bupati.
Program Koperasi Merah Putih tidak hanya tentang administrasi kelembagaan, tetapi lebih dari itu—sebuah pendekatan strategis untuk membangun ekonomi struktural dari desa. Program ini memberikan harapan besar bagi masyarakat untuk keluar dari ketimpangan ekonomi dan menjawab mahalnya harga kebutuhan pokok akibat keterisolasian wilayah.
“Jika program ini dijalankan terus dengan konsisten, Tolikara bisa menjadi pusat ekonomi pangan dan koperasi di Papua Pegunungan,” tutup Bupati Willem Wandik. (Diskominfo Tolikara)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos