Saturday, May 11, 2024
30.7 C
Jayapura

Sampit Kalimantan Tengah Diguncang Gempa Tektonik untuk Pertama Kalinya

“Betul, gempa bisa terjadi di mana saja, termasuk Kotim yang belum pernah sama sekali mengalami gempa. Biarpun jarang atau tidak pernah sama sekali mengalami gempa. Biar pun jarang atau tidak pernah sama sekali, paling tidak bisa saja terkena rambatannya,” ucap kepala BMKG Kotim Stasiun Bandara Haji Asan Sampit Musuhanaya.

Kepala BMKG Musuhanaya menambahkan, bahwa beberapa alat sensor untuk mendeteksi gempa sudah terpasang di wilayah Kalteng, seperti Kabupaten Katingan, Palangka Raya, Barito Selatan, Barito Utara, dan Kotawaringin Barat.

Kotim belum memiliki alat sensor gempa, sehingga kami hanya menerima informasi dari BMKG Sleman dan Balikpapan, serta laporan informasi dari masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga :  Gempa Guncang Jayapura, Empat Orang Meninggal Dunia

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Multazam bersama timnya telah melakukan peninjauan langsung terkait lokasi-lokasi yang terkena dampak, seperti Masjid di Desa Sungai Paring.

“Setelah kami monitor ke lokasi yang terdampak gempa, ada satu Masjid di Desa Sungai Paring yang mengalami kerusakan. Beberapa keramik lepas, tiang retak, tetapi dilihat dari struktur bangunan tidak ada masalah,” kata Multazam dikutip JawaPos.com melalui Radar Sampit.

Pihaknya juga menerima laporan mengenai warga Cempaga yang turut merasakan dampak getaran gempa, dimana mereka berbondong-bondong keluar rumah untuk mengamankan diri.

“Setelah kami berkoordinasi dengan BMKG, pusat gempa berada di Cempaga. Tim geofisika Balikpapan juga sempat komunikasi dengan kami baru dapatkan data ini. Sebelumnya belum pernah terjadi di Kotim. Mereka janji akan melakukan mapping ulang pada patahan sesar di wilayah Kalimantan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Hari Pertama 16 Kloter sudah Tiba di Madinah

“Betul, gempa bisa terjadi di mana saja, termasuk Kotim yang belum pernah sama sekali mengalami gempa. Biarpun jarang atau tidak pernah sama sekali mengalami gempa. Biar pun jarang atau tidak pernah sama sekali, paling tidak bisa saja terkena rambatannya,” ucap kepala BMKG Kotim Stasiun Bandara Haji Asan Sampit Musuhanaya.

Kepala BMKG Musuhanaya menambahkan, bahwa beberapa alat sensor untuk mendeteksi gempa sudah terpasang di wilayah Kalteng, seperti Kabupaten Katingan, Palangka Raya, Barito Selatan, Barito Utara, dan Kotawaringin Barat.

Kotim belum memiliki alat sensor gempa, sehingga kami hanya menerima informasi dari BMKG Sleman dan Balikpapan, serta laporan informasi dari masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga :  Komnas HAM Prihatin Terjadinya Kekerasan di Papua pada Maret-April

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Multazam bersama timnya telah melakukan peninjauan langsung terkait lokasi-lokasi yang terkena dampak, seperti Masjid di Desa Sungai Paring.

“Setelah kami monitor ke lokasi yang terdampak gempa, ada satu Masjid di Desa Sungai Paring yang mengalami kerusakan. Beberapa keramik lepas, tiang retak, tetapi dilihat dari struktur bangunan tidak ada masalah,” kata Multazam dikutip JawaPos.com melalui Radar Sampit.

Pihaknya juga menerima laporan mengenai warga Cempaga yang turut merasakan dampak getaran gempa, dimana mereka berbondong-bondong keluar rumah untuk mengamankan diri.

“Setelah kami berkoordinasi dengan BMKG, pusat gempa berada di Cempaga. Tim geofisika Balikpapan juga sempat komunikasi dengan kami baru dapatkan data ini. Sebelumnya belum pernah terjadi di Kotim. Mereka janji akan melakukan mapping ulang pada patahan sesar di wilayah Kalimantan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Pemerintah Ingatkan Warga Waspadai Hoax Terkait Gempa Bumi

Berita Terbaru

Artikel Lainnya