Monday, May 20, 2024
25.7 C
Jayapura

Wapres Ingatkan Antisipasi Cuaca Panas

Kemenag Tetapkan Daerah Hotel Jemaah

 JAKARTA – Potensi ancangan dalam penyelenggaraan haji tahun ini tidak hanya pada penularan penyakit menular. Tetapi juga adanya resiko sengatan matahari. Di beberapa negara, udara panas telah memakan korban jiwa. Begitupun di Arab Saudi, suhu selama musim haji diperkirakan cukup tinggi.

Saat puncak haji nanti, atau pada waktu jemaah melakukan wukuf di padang Arafah, suhu di Makkah dan sekitarnya diperkirakan menyentuh 50 derajat Celcius. Suhu tersebut hanya berbeda tipis dibandingkan dengan sengatan gelombang panas (heat wave) di Thailand yang tercatat 52 derajat celcius.

Antisipasi sengatan matahari pada musim haji itu, disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di sela halal bi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta kemarin (7/5). Dia mengatakan sesuai dengan prakiraan cuaca, pada saat musim haji nanti suhu di Makkah cukup tinggi.

Baca Juga :  Lima  Bagian Motor Perlu Perhatian Ekstra

’’Jadi sangat panas,’’ katanya. Suhu di Makkah yang bisa mencapai 50 derajat Celsius itu, sangat jauh di atas rata-rata suhu di Indonesia. Sebagai perbandingan, saat ini rata-rata suhu maksimal di Surabaya hanya 32 derajat Celcius. Sedangkan di Jakarta, rata-rata suhu tertingginya bisa menyentuh angka 33 derajat Celcius.

Ma’ruf meminta Kementerian Agama (Kemenag) harus mempersiapkan mitigasi cuaca panas tersebut. Seperti himbauan-himbauan kepada para calon jemaah haji. Kemudian juga adanya perbekalan khusus, untuk antisipasi cuaca panas. Dengan persiapan yang baik, setiap jemaah bisa terlindung dari sengatan panas matahari.

Ma’ruf menuturkan potensi gelombang panas di Makkah maupun Madinah itu harus jadi perhatian. Apalagi jumlah jemaah lansia saat ini masih cukup banyak. Yaitu mencapai 45 ribu orang. Dengan antisipasi yang baik, potensi adanya korban meninggal akibat cuaca panas bisa ditekan.

Baca Juga :  Antisipasi Cuaca Ekstrem, Salurkan 9.500 Bibit Ubi

Dia menuturkan gelombang panas sudah menjadi ancaman tersendiri saat ini. ’’Saya baca kasus (gelombang panas) di Thailand ada 38 orang meninggal,’’ tuturnya.

Dia tidak ingin kasus yang terjadi di Thailand tersebut juga dialami jemaah haji Indonesia di Makkah atau Madinah. Ma’ruf menekankan tahun ini jumlah jemaah haji Indonesia mencapai 241 ribu orang dan menjadi yang terbanyak sepanjang sejarah.

Kemenag Tetapkan Daerah Hotel Jemaah

 JAKARTA – Potensi ancangan dalam penyelenggaraan haji tahun ini tidak hanya pada penularan penyakit menular. Tetapi juga adanya resiko sengatan matahari. Di beberapa negara, udara panas telah memakan korban jiwa. Begitupun di Arab Saudi, suhu selama musim haji diperkirakan cukup tinggi.

Saat puncak haji nanti, atau pada waktu jemaah melakukan wukuf di padang Arafah, suhu di Makkah dan sekitarnya diperkirakan menyentuh 50 derajat Celcius. Suhu tersebut hanya berbeda tipis dibandingkan dengan sengatan gelombang panas (heat wave) di Thailand yang tercatat 52 derajat celcius.

Antisipasi sengatan matahari pada musim haji itu, disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di sela halal bi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta kemarin (7/5). Dia mengatakan sesuai dengan prakiraan cuaca, pada saat musim haji nanti suhu di Makkah cukup tinggi.

Baca Juga :  Antisipasi Cuaca Ekstrem, Salurkan 9.500 Bibit Ubi

’’Jadi sangat panas,’’ katanya. Suhu di Makkah yang bisa mencapai 50 derajat Celsius itu, sangat jauh di atas rata-rata suhu di Indonesia. Sebagai perbandingan, saat ini rata-rata suhu maksimal di Surabaya hanya 32 derajat Celcius. Sedangkan di Jakarta, rata-rata suhu tertingginya bisa menyentuh angka 33 derajat Celcius.

Ma’ruf meminta Kementerian Agama (Kemenag) harus mempersiapkan mitigasi cuaca panas tersebut. Seperti himbauan-himbauan kepada para calon jemaah haji. Kemudian juga adanya perbekalan khusus, untuk antisipasi cuaca panas. Dengan persiapan yang baik, setiap jemaah bisa terlindung dari sengatan panas matahari.

Ma’ruf menuturkan potensi gelombang panas di Makkah maupun Madinah itu harus jadi perhatian. Apalagi jumlah jemaah lansia saat ini masih cukup banyak. Yaitu mencapai 45 ribu orang. Dengan antisipasi yang baik, potensi adanya korban meninggal akibat cuaca panas bisa ditekan.

Baca Juga :  Waktu Mepet, Pemerintah Tak Ambil Tambahan Kuota Haji

Dia menuturkan gelombang panas sudah menjadi ancaman tersendiri saat ini. ’’Saya baca kasus (gelombang panas) di Thailand ada 38 orang meninggal,’’ tuturnya.

Dia tidak ingin kasus yang terjadi di Thailand tersebut juga dialami jemaah haji Indonesia di Makkah atau Madinah. Ma’ruf menekankan tahun ini jumlah jemaah haji Indonesia mencapai 241 ribu orang dan menjadi yang terbanyak sepanjang sejarah.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya