Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Hamas: Pemadaman Listrik di RS Indonesia Kejahatan Kemanusiaan

JAKARTA– Pemadaman listrik di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara yang disebabkan krisis bahan bakar dinilai sebagai “kejahatan kemanusiaan”. Ihwal hal ini dikatakan pejuang kemerdekaan kelompok Palestina Hamas pada Selasa (24/10)

Atas kejahatan ini, Hamas mendesak, negara-negara Arab dan Muslim serta PBB untuk mengambil sejumlah langkah yang diperlukan untuk mengatasi krisis tersebut.

Hamas menilai, pemadaman listrik akibat agresi Israel terhadap Kota Gaza sejak 7 Oktober “aib bagi negara-negara yang menutup mata atau yang bergabung dengan pendudukan dalam agresi dan genosida, yang dilakukan terhadap orang-orang kami dan warga sipil tak bersenjata”.

Hamas memperingatkan “konsekuensi krisis bahan bakar yang diabaikan, sebab hal itu akan menjadi hukuman mati bagi semua korban luka dan pasien di rumah sakit-rumah sakit.”

Baca Juga :  Tidak Ada Tempat Aman, Satu Juta Orang di Gaza Terpaksa Mengungsi

Untuk diketahui, Rumah Sakit Indonesia di Gaza tidak dapat digunakan lantaran fasilitas utamanya mengalami gangguan sejak Senin akibat pemadaman listrik, menurut sejumlah sumber medis.

Kementerian Kesehatan di Gaza pada Selasa pagi memperingatkan bahwa generator listrik di seluruh rumah sakit akan mati dalam waktu 48 jam ke depan akibat krisis bahan bakar.

“Kami mempunyai waktu kurang dari 48 jam sebelum seluruh generator listrik di rumah sakit kehabisan bahan bakar,” kata juru bicara Kemenkes Ashraf Al-Qudra lewat pernyataan singkat di Telegram.

Menurutnya, kebutuhan mendesak rumah sakit harus menjadi prioritas dalam pendistribusian bantuan.

Ashraf juga mendesak PBB dan Komite Internasional Palang Merah agar mendorong izin masuk pasokan bahan bakar dan unit darah untuk mendukung sektor kesehatan di Jalur Gaza yang terkepung.

Baca Juga :  Barack Obama Komentari Konflik Israel dan Palestina: Tidak Bisa Dibenarkan

Video yang beredar di internet memperlihatkan tim medis di rumah sakit menggunakan senter saat menerima pasien yang dibawa personel ambulans. (*)

Sumber : Jawapos

JAKARTA– Pemadaman listrik di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara yang disebabkan krisis bahan bakar dinilai sebagai “kejahatan kemanusiaan”. Ihwal hal ini dikatakan pejuang kemerdekaan kelompok Palestina Hamas pada Selasa (24/10)

Atas kejahatan ini, Hamas mendesak, negara-negara Arab dan Muslim serta PBB untuk mengambil sejumlah langkah yang diperlukan untuk mengatasi krisis tersebut.

Hamas menilai, pemadaman listrik akibat agresi Israel terhadap Kota Gaza sejak 7 Oktober “aib bagi negara-negara yang menutup mata atau yang bergabung dengan pendudukan dalam agresi dan genosida, yang dilakukan terhadap orang-orang kami dan warga sipil tak bersenjata”.

Hamas memperingatkan “konsekuensi krisis bahan bakar yang diabaikan, sebab hal itu akan menjadi hukuman mati bagi semua korban luka dan pasien di rumah sakit-rumah sakit.”

Baca Juga :  Sepak Bola untuk Perdamaian, Hossein Abdi: Tak Penting dari Mana Anda Berasal

Untuk diketahui, Rumah Sakit Indonesia di Gaza tidak dapat digunakan lantaran fasilitas utamanya mengalami gangguan sejak Senin akibat pemadaman listrik, menurut sejumlah sumber medis.

Kementerian Kesehatan di Gaza pada Selasa pagi memperingatkan bahwa generator listrik di seluruh rumah sakit akan mati dalam waktu 48 jam ke depan akibat krisis bahan bakar.

“Kami mempunyai waktu kurang dari 48 jam sebelum seluruh generator listrik di rumah sakit kehabisan bahan bakar,” kata juru bicara Kemenkes Ashraf Al-Qudra lewat pernyataan singkat di Telegram.

Menurutnya, kebutuhan mendesak rumah sakit harus menjadi prioritas dalam pendistribusian bantuan.

Ashraf juga mendesak PBB dan Komite Internasional Palang Merah agar mendorong izin masuk pasokan bahan bakar dan unit darah untuk mendukung sektor kesehatan di Jalur Gaza yang terkepung.

Baca Juga :  Lolos Perempat Final Piala Asia U-23, Erick Thohir Perpanjang Kontrak STY

Video yang beredar di internet memperlihatkan tim medis di rumah sakit menggunakan senter saat menerima pasien yang dibawa personel ambulans. (*)

Sumber : Jawapos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya