Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Jokowi : Saya Hanya Jadi Jembatan

PDIP Sebut Pemilu Belum Selesai

JAKARTA – Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh Minggu lalu (18/2) menimbulkan banyak pertanyaan. Sebab Nasdem kini mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar untuk maju dalam pemilihan presiden (Pilpres). Memang Nasdem sebelumnya merupakan partai koalisi Jokowi.

Kemarin (19/2) Jokowi akhirnya angkat bicara soal pertemuan dengan Paloh. Dia menyebut pertemuan itu sebagai pertemuan politik biasa. “Bicara masalah politik biasa,” tuturnya.

Dalam pertemuan itu, ada dua kabar yang berbeda. Pertama, Jokowi yang mengundang Paloh ke Istana Merdeka. Kedua, Paloh yang meminta pertemuan itu. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun enggan untuk membeberkan siapa yang pertama kali ingin bertemu. “Tidak perlu siapa yang ngundang. Yang paling penting ada pertemuan dan bermanfaat bagi perpolitikan kita, bagi negara,” ucapnya.

Baca Juga :  Dites PCR, Lima CJH Positif

Pasca munculnya hasil quick count yang menyatakan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memenangkan kontestasi pilpres, beberapa pihak menyatakan akan menjadi oposisi. Hingga kini Nasdem belum menentukan sikapnya. Apalagi setelah pertemuan dengan Jokowi lalu. Jokowi pun juga enggan terang-terangan menyebut apakah kedatangan Paloh merupakan sinyal akan merapat kembali. Dia menyatakan pertemuan pada Minggu sore itu baru awal.

“Saya itu sebetulnya hanya jadi jembatan. Yang penting nanti partai-partai,” kata Jokowi. Dia menegaskan bahwa posisinya adalah menjembatani semuanya. “Urusan politik itu urusan partai,” imbuhnya. Jokowi juga enggan mengomentari pernyataan PDI Perjuangan yang sudah menyatakan diri siap jadi oposisi.

Sebelumnya Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menceritakan jika pertemuan Jokowi dan Paloh berlangsung satu jam. “Seperti yang disampaikan Presiden beberapa waktu yang lalu, silaturahmi dengan tokoh bangsa, dengan tokoh politik sangat baik. Apalagi untuk kebaikan bangsa dan negara,” ucapnya.

Baca Juga :  Dua Hari, KPU Jadwalkan  Distribusi Logistik Pemilu ke TPS

PDIP Sebut Pemilu Belum Selesai

JAKARTA – Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh Minggu lalu (18/2) menimbulkan banyak pertanyaan. Sebab Nasdem kini mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar untuk maju dalam pemilihan presiden (Pilpres). Memang Nasdem sebelumnya merupakan partai koalisi Jokowi.

Kemarin (19/2) Jokowi akhirnya angkat bicara soal pertemuan dengan Paloh. Dia menyebut pertemuan itu sebagai pertemuan politik biasa. “Bicara masalah politik biasa,” tuturnya.

Dalam pertemuan itu, ada dua kabar yang berbeda. Pertama, Jokowi yang mengundang Paloh ke Istana Merdeka. Kedua, Paloh yang meminta pertemuan itu. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun enggan untuk membeberkan siapa yang pertama kali ingin bertemu. “Tidak perlu siapa yang ngundang. Yang paling penting ada pertemuan dan bermanfaat bagi perpolitikan kita, bagi negara,” ucapnya.

Baca Juga :  Jokowi Janji Penunjukan Pj Kepala Daerah Transparan

Pasca munculnya hasil quick count yang menyatakan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memenangkan kontestasi pilpres, beberapa pihak menyatakan akan menjadi oposisi. Hingga kini Nasdem belum menentukan sikapnya. Apalagi setelah pertemuan dengan Jokowi lalu. Jokowi pun juga enggan terang-terangan menyebut apakah kedatangan Paloh merupakan sinyal akan merapat kembali. Dia menyatakan pertemuan pada Minggu sore itu baru awal.

“Saya itu sebetulnya hanya jadi jembatan. Yang penting nanti partai-partai,” kata Jokowi. Dia menegaskan bahwa posisinya adalah menjembatani semuanya. “Urusan politik itu urusan partai,” imbuhnya. Jokowi juga enggan mengomentari pernyataan PDI Perjuangan yang sudah menyatakan diri siap jadi oposisi.

Sebelumnya Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menceritakan jika pertemuan Jokowi dan Paloh berlangsung satu jam. “Seperti yang disampaikan Presiden beberapa waktu yang lalu, silaturahmi dengan tokoh bangsa, dengan tokoh politik sangat baik. Apalagi untuk kebaikan bangsa dan negara,” ucapnya.

Baca Juga :  Majelis Kehormatan MK Resmi Dibentuk Permanen, Ini Dia 3 Hakimnya

Berita Terbaru

Artikel Lainnya