Wednesday, April 24, 2024
24.7 C
Jayapura

Saat Penyerangan, Pilot dan Kopilot Masih Berada di Pesawat

JAYAPURA-Staf Ahli Bupati, Djoni Karel menyampaikan bahwa pemerintah dan masyarakat Nduga meminta maaf atas peristiwa penembakan di Bandara Keneyam Nduga.

Djoni berharap peristiwa serupa tidak kembali terjadi di Kabupaten Nduga. “Mewakili Pemerintah Kabupaten Nduga sekali lagi mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan menyesali kejadian penembakan pesawat tersebut,”ujar Djoni Karel.

Disamping itu, pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada TNI – Polri yang telah hadir di lokasi TKP tepat waktu sehingga situasi di Bandara Keneyam bisa diambil alih dan kembali kondusif. “Kami terima kasih atas bantuan semua pihak baik TNI-Polri yang sigap mengamankan lokasi. Kami tidak bisa membalas kebaikan bapak-bapak sekalian namun kami percaya Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk kita semua,”tegas Djoni.

Sementara itu, salah satu pilot SAM Air,  Yosep Mayau mengatakan, pesawat SAM Air PK-SMG seperti biasa melayani rute Sentani-Mulia. Namun Selasa (7/6) kemarin, pesawat ini rutenya sedikit berubah.

Setelah take off dari Bandara Sentani menuju Mulia dan tiba dengan selamat,  selanjutnya pesawat berangkat lagi dari Bandara Mulia menuju Keneyam. Dari Keneyam, pesawat kemudian terbang ke Bandara Wamena.

Pada flight yang kedua, dari Wamena menuju Keneyam inilah naas bagi pesawat ini. Dimana setelah beberapa saat landing dan menurunkan semua barang serta penumpang, pesawat itu tiba-tiba diserang oleh sekelompok orang menggunakan senjata api dan melakukan penembakan secara membabi buta ke arah pesawat.

Baca Juga :  Pemerintah Kembalikan Minyak Goreng Kemasan ke Harga Keekonomian

“Waktu mereka landing dan kemudian parkir lalu menurunkan semua penumpang dan barang-barang,  saat terparkir itu mereka ditembaki secara brutal,” ucap Yosep Mayau kepada sejumlah wartawan di Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (8/6) kemarin.

Pria muda yang berasal dari Beoga, Kabupaten Puncak yang sudah 8 tahun bekerja sebagai pilot di SAM Air milik Semuwa Group, semestinya menerbangkan pesawat PK-SMG ini.

Namun dirinya batal terbang karena mengalami gangguan kesehatan. Dia jatuh sakit sehari sebelum menerbangkan pesawat itu. Untuk itu, Yosep meminta agar jadwalnya diganti pilot lain. Yosep kemudian digantikan oleh Capt Muhammad Farhan Fahri dan  Reza A Ragainaga sebagai kopilotnya.

Saat penyerangan, pilot dan kopilot masih berada di pesawat. Mereka kemudian melompat dan berlari ke arah parit yang ada di sekitar kawasan bandara.  Keduanya sempat dikejar oleh orang bersenjata api dan berupaya menembaki keduanya dari jarak sekitar 2 meter yang saat itu berada di dalam parit.  Namun beruntung senjata api tersebut tidak bisa berfungsi,  keduanya kemudian terus berlari dan berlindung ke rumah warga.

Letusan senjata api terus terdengar dan tidak diketahui arahnya ke mana. Kondisi ini berlangsung sekira 20 sampai 30 menit.  Setelah itu barulah ada respon dari pihak keamanan dan berhasil mengambil alih situasi di sekitar tempat kejadian.

Di tempat yang sama Owner Semuwa Group, Wagus Hidayat menyebutkan bahwa sesaat sebelum terjadi penembakan, ada seseorang yang yang berperilaku layaknya orang dengan gangguan jiwa berada di sekitar area bandara, sambil berteriak-teriak dan mengangkat tangannya saat pesawat landing dan mengambil posisi menuju apron. Patut diduga, aksi orang yang seperti orang dengan gangguan jiwa itu, mungkin sedang memberi syarat ke KKB untuk segera melakukan penyerangan. Karena saat aksi penyerangan, pria yang berprilaku seperti orang dengan gangguan jiwa itu berada dalam barisan kelompok bersenjata api tersebut.

Baca Juga :  KPK Jebloskan Eks Wali Kota Bandung Yana Mulyana ke Lapas Sukamiskin

“Kami menyayangkan peristiwa penembakan yang terjadi pada pesawat kami di Bandara Keneyam.  Misi kami di sini hanya untuk  menjangkau seluruh wilayah Papua bukan yang lain,” ujarnya.

Saat ini pilot dan kopilot menurut Wagus Hidayat sudah dievakuasi menggunakan pesawat twin otter sesaat setelah kejadian itu.

“Saat ini sedang dalam masa pemulihan akibat trauma setelah peristiwa itu.  Kondisi keduanya juga masih dalam keadaan sehat, hanya saja sang pilot mengalami sedikit luka lecet di kaki bagian kanan karena benturan saat melarikan diri,” tambahnya.

Terkait masalah ini pihaknya meminta pemerintah dan aparat keamanan supaya bisa memberikan jaminan keamanan bagi aktivitas penerbangan di wilayah-wilayah terpencil Papua.  Karena peristiwa ini tentunya sangat memberikan dampak bagi masyarakat di pedalaman untuk mendapatkan pasokan logistik yang sejauh ini masih mengandalkan pendropingan melalui  penerbangan. (fia/ade/roy/nat)

JAYAPURA-Staf Ahli Bupati, Djoni Karel menyampaikan bahwa pemerintah dan masyarakat Nduga meminta maaf atas peristiwa penembakan di Bandara Keneyam Nduga.

Djoni berharap peristiwa serupa tidak kembali terjadi di Kabupaten Nduga. “Mewakili Pemerintah Kabupaten Nduga sekali lagi mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan menyesali kejadian penembakan pesawat tersebut,”ujar Djoni Karel.

Disamping itu, pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada TNI – Polri yang telah hadir di lokasi TKP tepat waktu sehingga situasi di Bandara Keneyam bisa diambil alih dan kembali kondusif. “Kami terima kasih atas bantuan semua pihak baik TNI-Polri yang sigap mengamankan lokasi. Kami tidak bisa membalas kebaikan bapak-bapak sekalian namun kami percaya Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk kita semua,”tegas Djoni.

Sementara itu, salah satu pilot SAM Air,  Yosep Mayau mengatakan, pesawat SAM Air PK-SMG seperti biasa melayani rute Sentani-Mulia. Namun Selasa (7/6) kemarin, pesawat ini rutenya sedikit berubah.

Setelah take off dari Bandara Sentani menuju Mulia dan tiba dengan selamat,  selanjutnya pesawat berangkat lagi dari Bandara Mulia menuju Keneyam. Dari Keneyam, pesawat kemudian terbang ke Bandara Wamena.

Pada flight yang kedua, dari Wamena menuju Keneyam inilah naas bagi pesawat ini. Dimana setelah beberapa saat landing dan menurunkan semua barang serta penumpang, pesawat itu tiba-tiba diserang oleh sekelompok orang menggunakan senjata api dan melakukan penembakan secara membabi buta ke arah pesawat.

Baca Juga :  Empat Polres di Papua Alami Peningkatan Eskalasi

“Waktu mereka landing dan kemudian parkir lalu menurunkan semua penumpang dan barang-barang,  saat terparkir itu mereka ditembaki secara brutal,” ucap Yosep Mayau kepada sejumlah wartawan di Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (8/6) kemarin.

Pria muda yang berasal dari Beoga, Kabupaten Puncak yang sudah 8 tahun bekerja sebagai pilot di SAM Air milik Semuwa Group, semestinya menerbangkan pesawat PK-SMG ini.

Namun dirinya batal terbang karena mengalami gangguan kesehatan. Dia jatuh sakit sehari sebelum menerbangkan pesawat itu. Untuk itu, Yosep meminta agar jadwalnya diganti pilot lain. Yosep kemudian digantikan oleh Capt Muhammad Farhan Fahri dan  Reza A Ragainaga sebagai kopilotnya.

Saat penyerangan, pilot dan kopilot masih berada di pesawat. Mereka kemudian melompat dan berlari ke arah parit yang ada di sekitar kawasan bandara.  Keduanya sempat dikejar oleh orang bersenjata api dan berupaya menembaki keduanya dari jarak sekitar 2 meter yang saat itu berada di dalam parit.  Namun beruntung senjata api tersebut tidak bisa berfungsi,  keduanya kemudian terus berlari dan berlindung ke rumah warga.

Letusan senjata api terus terdengar dan tidak diketahui arahnya ke mana. Kondisi ini berlangsung sekira 20 sampai 30 menit.  Setelah itu barulah ada respon dari pihak keamanan dan berhasil mengambil alih situasi di sekitar tempat kejadian.

Di tempat yang sama Owner Semuwa Group, Wagus Hidayat menyebutkan bahwa sesaat sebelum terjadi penembakan, ada seseorang yang yang berperilaku layaknya orang dengan gangguan jiwa berada di sekitar area bandara, sambil berteriak-teriak dan mengangkat tangannya saat pesawat landing dan mengambil posisi menuju apron. Patut diduga, aksi orang yang seperti orang dengan gangguan jiwa itu, mungkin sedang memberi syarat ke KKB untuk segera melakukan penyerangan. Karena saat aksi penyerangan, pria yang berprilaku seperti orang dengan gangguan jiwa itu berada dalam barisan kelompok bersenjata api tersebut.

Baca Juga :  Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat, Kasrem PWY: Hindari Pelanggaran Sekecil Apapun

“Kami menyayangkan peristiwa penembakan yang terjadi pada pesawat kami di Bandara Keneyam.  Misi kami di sini hanya untuk  menjangkau seluruh wilayah Papua bukan yang lain,” ujarnya.

Saat ini pilot dan kopilot menurut Wagus Hidayat sudah dievakuasi menggunakan pesawat twin otter sesaat setelah kejadian itu.

“Saat ini sedang dalam masa pemulihan akibat trauma setelah peristiwa itu.  Kondisi keduanya juga masih dalam keadaan sehat, hanya saja sang pilot mengalami sedikit luka lecet di kaki bagian kanan karena benturan saat melarikan diri,” tambahnya.

Terkait masalah ini pihaknya meminta pemerintah dan aparat keamanan supaya bisa memberikan jaminan keamanan bagi aktivitas penerbangan di wilayah-wilayah terpencil Papua.  Karena peristiwa ini tentunya sangat memberikan dampak bagi masyarakat di pedalaman untuk mendapatkan pasokan logistik yang sejauh ini masih mengandalkan pendropingan melalui  penerbangan. (fia/ade/roy/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya