Sementara informasi lain terkait peredaran ini kata Alfian, untuk sabu – sabu justru lebih banyak dimainkan di daerah tambang seperti di Senggi Kabupaten Keerom. “Sedangkan di Kota Jayapura ini ada juga namun pemainnya sedikit, biasanya ditangkap 5 atau 6 gram itu sudah banyak namun biasa beratnya hanya ons,” imbuhnya.
Disini kata Alfian untungnya lagi di Jayapura bukan menjadi lokasi utama peredaran melainkan hanya kebutuhan sewaktu-waktu sehingga jumlah peredarannya tidak banyak. “Jadi missal di Senggi itu daerah tambang emas dan diduga para pendulang menggunakan sabu agar bisa bekerja dan tidak mengantuk atau tidak capek,” katanya.
“Lalu yang kami antisipasi adalah Boven Digoel, sebab disini biasa emas dibarter dengan sabu – sabu. Disana uang susah akhirnya diganti dengan emas. Cuma kesulitannya kalau ditangkap kadang sudah terdeteksi dan harus sewa heli juga,” ungkap Dir Narkoba.
Lalu biasanya sabu ini ditukar langsung dengan emas atau minuman keras bahkan perempuan. “Itu satu paket, ada sabu, miras, perempuan dan tempat hiburan,” tutupnya. (ade/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos