Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

BMKG Pasang 17 Fasilitas Sensor Gempa Bumi

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili memaparkan gempa bumi akibat pergerakan patahan Mamberamo di Jayapura,  Senin (10/2). ( FOTO: Elfira/Cenderawasih Pos )

JAYAPURA- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura  membangun 17 fasilitas sensor gempa bumi atau disebut seismograf di Papua dan Papua Barat. Adapun belasan alat tersebut berfungsi untuk memberi informasi secara lebih dini di kedua provinsi yang rawan gempa tersebut.  

Kepala BMKG Wilayah V Jayapura Petrus Demonsili memaparkan, pengadaan anggaran untuk 17 alat pendeteksi gempa bumi di Papua dan Papua Barat itu sejak pertengahan tahun 2019. Adapun 17 alat pendeteksi gempa bumi yang akan dibangun tahun ini meliputi 11 alat di Provinsi Papua dan 6 alat di Provinsi Papua Barat. 

Adapun 11 alat pendeteksi gempa untuk wilayah Papua tersebar di Tolikara, Mappi, Kabupaten Jayapura dan Merauke. Sementara 6 alat pendeteksi gempa di Papua Barat tersebar di Pegunungan Arfak, Manokwari dan sejumlah kabupaten di sekitarnya.

Baca Juga :  Kinerja Timsel KP Papua Harus Transparan

“Wilayah Papua termasuk daerah rawan gempa, salah satunya adalah Patahan Mamberamo sebagaimana  Gempa yang baru terjadi pada Kamis (5/2) yang berkekuatan Magnitudo 5,1,” ucap Petrus, Senin (10/2).

Menurut dia, pembangunan 17 alat pendeteksi gempa sangat penting agar pemberitahuan informasi tentang terjadinya gempa dan kedalamannya dalam waktu yang lebih cepat, yakni dari 5 menit menjadi 2 menit. 

“Tambahan 17 alat ini untuk meningkatkan kecepatan informasi kepada masyarakat pasca terjadinya gempa, dengan penambahan tersebut maka total sebanyak 500 alat pendeteksi gempa yang berada di Indonesia, ” tutur Petrus.

Lanjut Petrus, sebenarnya gempa bumi bukanlah fenomena alam yang mematikan bagi masyarakat. Asalkan masyarakat dapat menyiapkan rumah huniannya yang tahan gempa. 

Baca Juga :  Dugaan Praktek Aborsi Jadi Atensi Polisi

“Selama ini sudah terdapat 26 alat pendeteksi gempa bumi di Papua dan Papua Barat. Dengan tambahan 17 alat, BMKG dapat lebih optimal menyampaikan peringatan tentang gempa di daerah Papua. Sebagaimana terdapat sebanyak 16 patahan gempa bumi di wilayah Papua,” pungkasnya. (fia/wen)

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili memaparkan gempa bumi akibat pergerakan patahan Mamberamo di Jayapura,  Senin (10/2). ( FOTO: Elfira/Cenderawasih Pos )

JAYAPURA- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura  membangun 17 fasilitas sensor gempa bumi atau disebut seismograf di Papua dan Papua Barat. Adapun belasan alat tersebut berfungsi untuk memberi informasi secara lebih dini di kedua provinsi yang rawan gempa tersebut.  

Kepala BMKG Wilayah V Jayapura Petrus Demonsili memaparkan, pengadaan anggaran untuk 17 alat pendeteksi gempa bumi di Papua dan Papua Barat itu sejak pertengahan tahun 2019. Adapun 17 alat pendeteksi gempa bumi yang akan dibangun tahun ini meliputi 11 alat di Provinsi Papua dan 6 alat di Provinsi Papua Barat. 

Adapun 11 alat pendeteksi gempa untuk wilayah Papua tersebar di Tolikara, Mappi, Kabupaten Jayapura dan Merauke. Sementara 6 alat pendeteksi gempa di Papua Barat tersebar di Pegunungan Arfak, Manokwari dan sejumlah kabupaten di sekitarnya.

Baca Juga :  Ada Kearifan Lokal yang Patut Dijaga dan Jadi Kebanggaan

“Wilayah Papua termasuk daerah rawan gempa, salah satunya adalah Patahan Mamberamo sebagaimana  Gempa yang baru terjadi pada Kamis (5/2) yang berkekuatan Magnitudo 5,1,” ucap Petrus, Senin (10/2).

Menurut dia, pembangunan 17 alat pendeteksi gempa sangat penting agar pemberitahuan informasi tentang terjadinya gempa dan kedalamannya dalam waktu yang lebih cepat, yakni dari 5 menit menjadi 2 menit. 

“Tambahan 17 alat ini untuk meningkatkan kecepatan informasi kepada masyarakat pasca terjadinya gempa, dengan penambahan tersebut maka total sebanyak 500 alat pendeteksi gempa yang berada di Indonesia, ” tutur Petrus.

Lanjut Petrus, sebenarnya gempa bumi bukanlah fenomena alam yang mematikan bagi masyarakat. Asalkan masyarakat dapat menyiapkan rumah huniannya yang tahan gempa. 

Baca Juga :  BTM: Sekolah dan Kantor Pemkot Harus Rutin Disemprot Desinfektan

“Selama ini sudah terdapat 26 alat pendeteksi gempa bumi di Papua dan Papua Barat. Dengan tambahan 17 alat, BMKG dapat lebih optimal menyampaikan peringatan tentang gempa di daerah Papua. Sebagaimana terdapat sebanyak 16 patahan gempa bumi di wilayah Papua,” pungkasnya. (fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya