Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Di Kampung Engros Angka Kelahiran Terus Menurun

Tampak Kampung Engros dari ketinggian, Selasa (6/8). Di Kampung ini angka kelahiran menurun derastis.   ( FOTO : Noel/Cepos)

JAYAPURA – Kepala Kampung Engros,  Orgenes Meraudje  mengatakan masyarakat Kampung Egros Kota Port Numbay, terus saja mengalami pengurangan jumlah ibu hamil. Hal ini dikawatirkan akibat dari logam berat yang terkandung dalam hewan laut diwilayah itu, yang diakibatkan dari pembuangan sampah dan limbah ciar dari beberapa aliran air.

“Memang benar di Kampung Engros angka kelahiran semakin berkurang, air di kampung ini sudah mengandung logam berat sehingga kita lihat untuk kelahiran bagi masyarakat Engros sangat kurang sekali,” kata Kepala Kampung Engros,  Orgenes Meraudje di Jayapura, Selasa, (6/8).

Kata banyaknya ibu-ibu di Kampung itu menurutnya saat ini tidak ada satupun melihat masyarakat yang hamil. “Ini kenapa, apa sebap? kami juga bertanya, ini kok anak – anak muda juga baru -baru kawin macam tidak hamil juga,” katanya kuatir.

Baca Juga :  Pemilik Adat Ciberi Bantah Ada Pungli

Ia yang mengku masih bingung dan belum tau pasti penyebap kepastian berkuranya kemahilan di lingkungan masyarakat Egros.

“Kita akan kaji ini, apa sampai penyebab kepastian kehamilan berkurang,” katanya.

Ia mengaku dimasanya waktu muda proses kehamilan  hingga kelahiran sangat banyak dan pertumbuhan penduduk baik.

“Saya punya Bapa dan Mama lahirkan kami 11 anak, saya hanya melahirkan  tiga saja, apa lagi anak-anak saya mungkin tidak ada k apa?,”Ungkapnya kawatir.

Sementara soal adat kata dia, tidak ada pengaruh, namun ia merasa di Kampung Enggros ada yang salah dengan lingkungan perairan di Kampung itu sebagai akibat dari limbah cair dan padat di dari Kali Acai yang dibuang warga Kota Jayapura seenaknya tanpa memikirkan dampak.

Baca Juga :  Tokoh Agama Soroti Kriminalitas di Jayapura

“Kami punya Kebiasaan ada perkawinan tunggu dan makin hilang karena sekarang ada perkawinan tinta jadi ada kawin keluar jadi sekarang tinta yang banyak, tapi tidak ada larangan untuk punya anak dalam jumlah banyak jadi budaya tidak ada masalah,” katanya, (oel/gin).

Tampak Kampung Engros dari ketinggian, Selasa (6/8). Di Kampung ini angka kelahiran menurun derastis.   ( FOTO : Noel/Cepos)

JAYAPURA – Kepala Kampung Engros,  Orgenes Meraudje  mengatakan masyarakat Kampung Egros Kota Port Numbay, terus saja mengalami pengurangan jumlah ibu hamil. Hal ini dikawatirkan akibat dari logam berat yang terkandung dalam hewan laut diwilayah itu, yang diakibatkan dari pembuangan sampah dan limbah ciar dari beberapa aliran air.

“Memang benar di Kampung Engros angka kelahiran semakin berkurang, air di kampung ini sudah mengandung logam berat sehingga kita lihat untuk kelahiran bagi masyarakat Engros sangat kurang sekali,” kata Kepala Kampung Engros,  Orgenes Meraudje di Jayapura, Selasa, (6/8).

Kata banyaknya ibu-ibu di Kampung itu menurutnya saat ini tidak ada satupun melihat masyarakat yang hamil. “Ini kenapa, apa sebap? kami juga bertanya, ini kok anak – anak muda juga baru -baru kawin macam tidak hamil juga,” katanya kuatir.

Baca Juga :  Hutan Papua Bukan Utang Negara

Ia yang mengku masih bingung dan belum tau pasti penyebap kepastian berkuranya kemahilan di lingkungan masyarakat Egros.

“Kita akan kaji ini, apa sampai penyebab kepastian kehamilan berkurang,” katanya.

Ia mengaku dimasanya waktu muda proses kehamilan  hingga kelahiran sangat banyak dan pertumbuhan penduduk baik.

“Saya punya Bapa dan Mama lahirkan kami 11 anak, saya hanya melahirkan  tiga saja, apa lagi anak-anak saya mungkin tidak ada k apa?,”Ungkapnya kawatir.

Sementara soal adat kata dia, tidak ada pengaruh, namun ia merasa di Kampung Enggros ada yang salah dengan lingkungan perairan di Kampung itu sebagai akibat dari limbah cair dan padat di dari Kali Acai yang dibuang warga Kota Jayapura seenaknya tanpa memikirkan dampak.

Baca Juga :  Ditabrak dari Belakang, Mantan Wartawan Alami Luka Serius

“Kami punya Kebiasaan ada perkawinan tunggu dan makin hilang karena sekarang ada perkawinan tinta jadi ada kawin keluar jadi sekarang tinta yang banyak, tapi tidak ada larangan untuk punya anak dalam jumlah banyak jadi budaya tidak ada masalah,” katanya, (oel/gin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya