Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

MUI Minta Semua Pihak Menahan Diri

KH Syaiful Islam Alpayage ( FOTO : Priyadi/Cepos)

Jangan Lagi Bedakan Pendatang dengan OAP, yang Tinggal Disini Dia Orang Papua 

JAYAPURA-Untuk kembali menciptakan Papua Tanah Damai,  pasca kerusuhan di Kota Jayapura dan kota Wamena, maka  Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua KH Syaiful Islam Alpayage mengimbau kepada seluruh masyarakat Papua, agar menahan diri, masyarakat diajak sebarkan perdamaian, saling menghargai saling tolong-menolong.

 ” Jangan pernah kita menyebarkan berita berita yang tidak benar, berita hoks, karena itu akan merugikan kita sendiri dalam rangka menjaga persaudaraan kita di Tanah Papua,”katanya kepada wartawan,Jumat (4/10) kemarin.

Ia  menyampaikan, bahwa \sesungguhnya kejadian yang terjadi di Wamena itu bukanlah berkaitan dengan antar agama bukan berkaitan dengan antar suku, tapi itu merupakan murni kerusuhan yang mana semuanya tentu tidak menginginkan kejadian itu sendiri.

“Saya juga mengimbau kepada saudara kita yang muslim yang ada di Tanah Papua pada umumnya saudara kita muslim yang ada di luar Papua, agar menahan diri menyerahkan semuanya persoalan itu kepada pihak yang berwenang, itulah kebijakan yang arif dan bijaksana karena dalam agama mengajarkan tidak boleh mendatangkan masalah baru, tapi masalah yang ada saat ini harus diselesaikan dengan baik,”imbuhnya.

   Alpayage juga meminta kepada masyarakat di luar Papua dengan adanya masalah ini jangan termakan  berita-berita hoaks yang beredar, sehingga semua ingin ke Papua untuk melakukan Jihad.

Baca Juga :  Tahun ini, Jalan Pasar Youtefa Dipastikan Diperbaiki

 Dijelaskan,  di Papua ini tidak pernah ada masalah agama, pihaknya punya komitmen yang sangat tinggi, sebagai gubernur umat Islam ia selalu menjaga komitmen dengan para pendeta, para pastor, agar menjaga ukhuwah diniyah persaudaraan antar agama dan ini sudah komitmen dan tidak pernah ada kejadian,  mungkin kalau ada kejadian diselain agama, itu hanya bersifat politik, mungkin berkaitan dengan sosial kemanusiaan, sehingga ditegaskan pada kesempatan itu.

  “Saudara-saudaraku yang ingin berjuang jihad mungkin ada rencana ke Papua saya mengharapkan untuk menahan diri, jihad yang sebenarnya adalah mari saudara-saudaraku doakan kami anak-anak putra-putri bangsa Indonesia yang ada di Papua ini mudah-mudahan kita bangkit dari kejadian ini, kita lebih meningkatkan persaudaraan dan kesatuan bagi anak Papua ini,”imbuhnya.

  Alpayage juga meminta kepada para mahasiswa  Exodus yang belajar di luar Papua, kini ada di Papua diharapkan mahasiswa bisa kembali lagi sekolah ke kota studinya masing-masing, karena Papua ini adalah daerah yang sangat kaya, orang Papua harus berpendidikan, orang Papua harus pintar bisa menjadi tuan tanah sendiri karena harus berlandaskan pendidikan.

  Diakui,  yang berkaitan dengan kasus-kasus ini memang perlu sekali untuk disampaikan bahwa kita stop mulai detik ini membedakan antara pendatang dengan Orang Asli Papua (OAP), karena Papua ini adalah bagian integral yang tidak bisa dipisahkan, orang Sumatera ke sini dia orang Papua, juga orang Jawa ke sini dia orang Papua, jadi jangan pernah ada istilah-istilah yang memisahkan antara pendatang dan OAP karena semua sama. 

Baca Juga :  Kita Jangan Sampai Seperti Kota Kudus dan Jakarta

  “Kita sama-sama bangun Papua karena itu adalah kekuatan yang kita miliki untuk bangsa Indonesia dan saya harap  jangan pernah ada curiga mencurigai diantara kita, antara satu suku dengan yang lain, tapi kita mesti memiliki prasangka positif, prasangka baik sehingga menjaga tali persaudaraan,”imbuhnya.

 Alpayage juga menawarkan solusi supaya Papua tetap menjadi tanah damai, yakni Pemerintah pusat harus berani melakukan dialog bersama masyarakat Papua, tokoh-tokoh Papua, untuk memberikan informasi  sejarah-sejarah Papua ke NKR yang baik dan benar, yang kedua tentang ketidakadilan yang terjadi di Papua terutama orang-orang asli Papua yang memahami hal-hal ini, untuk diberikan penguatan.

  “Menyikapi masalah ini saya juga minta peran dewan Gereja yang ada di daerah pegunungan, para pendeta, para pastor, karena merekalah yang saat ini bisa memberikan kesejukan bagi OAP yang tinggal di pegunungan,”tandasnya.(dil/wen)

KH Syaiful Islam Alpayage ( FOTO : Priyadi/Cepos)

Jangan Lagi Bedakan Pendatang dengan OAP, yang Tinggal Disini Dia Orang Papua 

JAYAPURA-Untuk kembali menciptakan Papua Tanah Damai,  pasca kerusuhan di Kota Jayapura dan kota Wamena, maka  Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua KH Syaiful Islam Alpayage mengimbau kepada seluruh masyarakat Papua, agar menahan diri, masyarakat diajak sebarkan perdamaian, saling menghargai saling tolong-menolong.

 ” Jangan pernah kita menyebarkan berita berita yang tidak benar, berita hoks, karena itu akan merugikan kita sendiri dalam rangka menjaga persaudaraan kita di Tanah Papua,”katanya kepada wartawan,Jumat (4/10) kemarin.

Ia  menyampaikan, bahwa \sesungguhnya kejadian yang terjadi di Wamena itu bukanlah berkaitan dengan antar agama bukan berkaitan dengan antar suku, tapi itu merupakan murni kerusuhan yang mana semuanya tentu tidak menginginkan kejadian itu sendiri.

“Saya juga mengimbau kepada saudara kita yang muslim yang ada di Tanah Papua pada umumnya saudara kita muslim yang ada di luar Papua, agar menahan diri menyerahkan semuanya persoalan itu kepada pihak yang berwenang, itulah kebijakan yang arif dan bijaksana karena dalam agama mengajarkan tidak boleh mendatangkan masalah baru, tapi masalah yang ada saat ini harus diselesaikan dengan baik,”imbuhnya.

   Alpayage juga meminta kepada masyarakat di luar Papua dengan adanya masalah ini jangan termakan  berita-berita hoaks yang beredar, sehingga semua ingin ke Papua untuk melakukan Jihad.

Baca Juga :  Setiap Pelaku Usaha Wajib Sediakan Sistem Proteksi Kebakaran 

 Dijelaskan,  di Papua ini tidak pernah ada masalah agama, pihaknya punya komitmen yang sangat tinggi, sebagai gubernur umat Islam ia selalu menjaga komitmen dengan para pendeta, para pastor, agar menjaga ukhuwah diniyah persaudaraan antar agama dan ini sudah komitmen dan tidak pernah ada kejadian,  mungkin kalau ada kejadian diselain agama, itu hanya bersifat politik, mungkin berkaitan dengan sosial kemanusiaan, sehingga ditegaskan pada kesempatan itu.

  “Saudara-saudaraku yang ingin berjuang jihad mungkin ada rencana ke Papua saya mengharapkan untuk menahan diri, jihad yang sebenarnya adalah mari saudara-saudaraku doakan kami anak-anak putra-putri bangsa Indonesia yang ada di Papua ini mudah-mudahan kita bangkit dari kejadian ini, kita lebih meningkatkan persaudaraan dan kesatuan bagi anak Papua ini,”imbuhnya.

  Alpayage juga meminta kepada para mahasiswa  Exodus yang belajar di luar Papua, kini ada di Papua diharapkan mahasiswa bisa kembali lagi sekolah ke kota studinya masing-masing, karena Papua ini adalah daerah yang sangat kaya, orang Papua harus berpendidikan, orang Papua harus pintar bisa menjadi tuan tanah sendiri karena harus berlandaskan pendidikan.

  Diakui,  yang berkaitan dengan kasus-kasus ini memang perlu sekali untuk disampaikan bahwa kita stop mulai detik ini membedakan antara pendatang dengan Orang Asli Papua (OAP), karena Papua ini adalah bagian integral yang tidak bisa dipisahkan, orang Sumatera ke sini dia orang Papua, juga orang Jawa ke sini dia orang Papua, jadi jangan pernah ada istilah-istilah yang memisahkan antara pendatang dan OAP karena semua sama. 

Baca Juga :  Dianggarkan Rp 8,6 Miliar, Rehab GOR Waringin Mulai Dikerjakan

  “Kita sama-sama bangun Papua karena itu adalah kekuatan yang kita miliki untuk bangsa Indonesia dan saya harap  jangan pernah ada curiga mencurigai diantara kita, antara satu suku dengan yang lain, tapi kita mesti memiliki prasangka positif, prasangka baik sehingga menjaga tali persaudaraan,”imbuhnya.

 Alpayage juga menawarkan solusi supaya Papua tetap menjadi tanah damai, yakni Pemerintah pusat harus berani melakukan dialog bersama masyarakat Papua, tokoh-tokoh Papua, untuk memberikan informasi  sejarah-sejarah Papua ke NKR yang baik dan benar, yang kedua tentang ketidakadilan yang terjadi di Papua terutama orang-orang asli Papua yang memahami hal-hal ini, untuk diberikan penguatan.

  “Menyikapi masalah ini saya juga minta peran dewan Gereja yang ada di daerah pegunungan, para pendeta, para pastor, karena merekalah yang saat ini bisa memberikan kesejukan bagi OAP yang tinggal di pegunungan,”tandasnya.(dil/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya