JAYAPURA – Operasi Keselamatan Cartenz 2024 yang dicanangkan mulai 4 Maret 2024 terfokus pada bagaimana angka kecelakaan lalu lintas bisa berkurang. Dari data yang dipublis Mabes Polri disampaikan bahwa dalam setiap jam, bisa 3 hingga 4 orang yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.
Karenanya tidak salah jika jalan raya disebut sebagai mesin pembunuh paling aktif saat ini. Jika tak ada upaya penekanan, maka diyakini jumlah korban akan semakin bertambah.
“Data kecelakaan yang dikeluarkan Mabes Polri jumlah kematian tahun 2010 sebanyak 31.234 jiwa atau setiap 1 jam ada 3 atau 4 orang yang meninggal akibat kecelakaan,” beber Irwasda Polda Papua, Kombes Pol Yosi Muhamartha pada apel gelar pasukan dalam Pencanangan Operasi Keselamatan Cartenz 2024 dan Pencanangan Aksi Keselamatan Jalan di Lapangan Mako Brimob Polda Papua, Sabtu (2/3).
Sementara untuk Papua sendiri selama tahun 2022, data korban jiwa pada kecelakaan sebanyak 234 jiwa dan pada tahun 2023 korban kecelakaan sebanyak 239 jiwa. “Karena itu untuk menekan angka laka lantas presiden mengeluarkan instruksi nomor 4 tahun 2013 tentang program dekade aksi keselamatan jalan dengan 5 pilar,” sambung Yosi.
Lima pilar yang dimaksud adalah untuk managemen keselamatan jalan ditangani kepala Bapennas, pilar kedua untuk jalan yang berkeselamatan ditangani Menteri PUPR, ketiga, Kendaraan yang Berkeselamatan ditangani Menteri Perhubungan, pilar keempat Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan ditangani Polri serta pilar kelima Kondisi Pra dan Pasca Kecelakaan ditangani Menteri Kesehatan.
Diharapkan dari program aksi keselamatan akan memberi dampak positif bagi pengguna jalan. Disini Polri melalui koorlantas polri menjalanankan operasi terpusat kewilayahan selama 14 hari yakni Operasi Kecelamatan Cartenz mulai 4 hingga 17 Maret.
“Ini juga untuk cipta kondisi jelang bulan Ramadhan. Data perbandingan jumlah pelanggaran berupa teguran dan tilang dalam operasi keselamatan selama ini,” jelasnya.
Disebutkan untuk tilang mengalami penurunan sebanyak 887 kasus dimana dari 1338 kasus menjadi 510 kasus. Teguran mengalami kenaikan 27.555 kasus dari 11.453 kasus menjadi 3908 kasus. Laka lantas mengalami kenaikan 21 kasus dari 32 kasus menjadi 52 kasus. Kemudian meninggal dunia dari 6 orang menjadi 8 orang. Sedangkan luka berat mengalami penurunan dari 29 orang menjadi 24 orang dan luka ringan mengalami kenaikan 34 orang dari 16 menjadi 50 orang.
Yosi juga meminta dari pelaksanaan operasi keselamatan ini semua petugas bisa menjaga keselamatan dan tetap melakukan secara humanis. “Kaim berharap operasi ini bisa menurunkan angka kecelakaan namun anggota yang diturunkan juga harus bisa menjaga keselamatan,” tutupnya. (ade/tri)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos