Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Tak Boleh Ada Mahkota Cenderawasih Asli Dalam PON

Yunus Wonda: Kami Tak Pernah Merekomendasikan Satwa Dilindungi Jadi Souvenir

JAYAPURA – Desakan dan dorongan dan sejumlah penggiat lingkungan termasuk NGO lingkungan di Papua bahkan sampai di Jakarta  yang menolak mahkota Cenderawasih menjadi souvenir PON akhirnya dijawab oleh pihak PB PON. Melalui ketua PB PON nya, Dr Yunus Wonda dikatakan pihaknya sepakat agar tidak ada mahkota Cenderawasih asli yang diberikan kepada tamu maupun kontingen. Kalaupun ada oleh – oleh maupun souvenir yang diberikan, itu bukanlah diambil dari satwa dilindungi. 

 “Kami sendiri tidak pernah merekomendasikan memberikan mahkota Cenderawasih. Kami pikir itu salah dan PB PON meminta tak ada pemberian mahkota Cenderawasih dalam acara nanti,” ujar Yunus Wonda, Jumat (3/9). Yunus nampaknya paham jika Cenderawasih terancam punah sehingga ia meminta jika ingin memberikan kenang – kenangan bisa dengan bentuk lain. Apakah  mahkota imitasi ataupun noken dan lainnya. “Cenderawasih ini sudah terancam punah dan saya pikir tidak perlu lagi memberikan yang hampir punah. Ia kebanggaan Papua dan soal ini kami sendiri sudah pernah menyampaikan bahwa jangan sampai ada yang memberikan dalam bentuk mahkota asli,” jelas Yunus

Baca Juga :  Kapolda Kunjungi Posko Bantuan Korban Corona The Spirit Of Papua

 Untuk event PON nanti panitia kata Yunus tidak pernah menyiapkan mahkota Cenderawasih sehingga ia juga  meminta ini dipahami seluruh keanggotaan kepanitiaan termasuk dari Sub PB PON. Sementara  aksi penolakan ini juga makin massive menyebar di media social. Para penggiat seni budaya juga menyatakan dukungannya agar tidak ada bagian Cenderawasih asli  yang dijadikan souvenir. Beberapa pimpinan NGO juga menyepakati dan mendorong isu ini. “Sudah hampir 5000 orang yang mendukung aksi ini di media social dan sedang kami siapkan petisi untuk memastikan bahwa  kita tidak kecolongan,” kata Irwa Johan, salah satu penggiat lingkungan di Jakarta.

 CEO Eco Nusa, Bustar Maitar, Juru Kampanye Hutan Papua Greenpeace Indonesia, Nicodemus Wamafma juga ikut menyuarakan. Tak hanya itu, komunitas tattoo Indonesia termasuk sang designer nasional yang pernah  mewakili Indonesia di panggung Eropa, Retno Tan juga mendukung advokasi menolak mahkota Cenderawasih jadi souvenir PON. “Wah kok kayak gitu, kalau benar ada souvenir yang diberikan dari hewan dilindungi itu mencoreng dunia olahraga dan saya pikir tidak sepatutnya dilakukan,” bebernya. Irwan berharap upaya yang dilakukan ini bisa dipahami oleh panitia PON yang tidak hanya ditingkat provinsi tetapi juga kabupaten dan kota. 

Baca Juga :  Akibat Kebakaran, KM Labobar Tiba di Jayapura Kamis

 “Terkadang kita justru menggadaikan kesulungan kita saat ada acara yang dihadiri pejabat – pejabat. Saa tidak tahu itu kenapa bahkan terkadang kita sendiri yang menyerahkan. Itu bodoh namanya dan harusnya kebanggaan dan kesulungan ini kita jaga dan lestarikan, bukan seenaknya diberikan kepada orang yang tak paham soal apa makna dan filosofi dari mahkota tersebut apalagi ini dari satwa dilindungi yang regulasi atau produk hukumnya jelas,”  singgung Irwan. (ade/wen)

Yunus Wonda: Kami Tak Pernah Merekomendasikan Satwa Dilindungi Jadi Souvenir

JAYAPURA – Desakan dan dorongan dan sejumlah penggiat lingkungan termasuk NGO lingkungan di Papua bahkan sampai di Jakarta  yang menolak mahkota Cenderawasih menjadi souvenir PON akhirnya dijawab oleh pihak PB PON. Melalui ketua PB PON nya, Dr Yunus Wonda dikatakan pihaknya sepakat agar tidak ada mahkota Cenderawasih asli yang diberikan kepada tamu maupun kontingen. Kalaupun ada oleh – oleh maupun souvenir yang diberikan, itu bukanlah diambil dari satwa dilindungi. 

 “Kami sendiri tidak pernah merekomendasikan memberikan mahkota Cenderawasih. Kami pikir itu salah dan PB PON meminta tak ada pemberian mahkota Cenderawasih dalam acara nanti,” ujar Yunus Wonda, Jumat (3/9). Yunus nampaknya paham jika Cenderawasih terancam punah sehingga ia meminta jika ingin memberikan kenang – kenangan bisa dengan bentuk lain. Apakah  mahkota imitasi ataupun noken dan lainnya. “Cenderawasih ini sudah terancam punah dan saya pikir tidak perlu lagi memberikan yang hampir punah. Ia kebanggaan Papua dan soal ini kami sendiri sudah pernah menyampaikan bahwa jangan sampai ada yang memberikan dalam bentuk mahkota asli,” jelas Yunus

Baca Juga :  Presiden Akan Berikan Sambutan di Halalbihalal Lintas Umat Beragama

 Untuk event PON nanti panitia kata Yunus tidak pernah menyiapkan mahkota Cenderawasih sehingga ia juga  meminta ini dipahami seluruh keanggotaan kepanitiaan termasuk dari Sub PB PON. Sementara  aksi penolakan ini juga makin massive menyebar di media social. Para penggiat seni budaya juga menyatakan dukungannya agar tidak ada bagian Cenderawasih asli  yang dijadikan souvenir. Beberapa pimpinan NGO juga menyepakati dan mendorong isu ini. “Sudah hampir 5000 orang yang mendukung aksi ini di media social dan sedang kami siapkan petisi untuk memastikan bahwa  kita tidak kecolongan,” kata Irwa Johan, salah satu penggiat lingkungan di Jakarta.

 CEO Eco Nusa, Bustar Maitar, Juru Kampanye Hutan Papua Greenpeace Indonesia, Nicodemus Wamafma juga ikut menyuarakan. Tak hanya itu, komunitas tattoo Indonesia termasuk sang designer nasional yang pernah  mewakili Indonesia di panggung Eropa, Retno Tan juga mendukung advokasi menolak mahkota Cenderawasih jadi souvenir PON. “Wah kok kayak gitu, kalau benar ada souvenir yang diberikan dari hewan dilindungi itu mencoreng dunia olahraga dan saya pikir tidak sepatutnya dilakukan,” bebernya. Irwan berharap upaya yang dilakukan ini bisa dipahami oleh panitia PON yang tidak hanya ditingkat provinsi tetapi juga kabupaten dan kota. 

Baca Juga :  Apes, Asyik Nyimeng Malah Digeruduk Polisi

 “Terkadang kita justru menggadaikan kesulungan kita saat ada acara yang dihadiri pejabat – pejabat. Saa tidak tahu itu kenapa bahkan terkadang kita sendiri yang menyerahkan. Itu bodoh namanya dan harusnya kebanggaan dan kesulungan ini kita jaga dan lestarikan, bukan seenaknya diberikan kepada orang yang tak paham soal apa makna dan filosofi dari mahkota tersebut apalagi ini dari satwa dilindungi yang regulasi atau produk hukumnya jelas,”  singgung Irwan. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya