Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Bisa Mobile ke Mana-mana, Sasaran Anak Muda yang Suka Ngumpul

Maraknya Usaha Menggunakan Mobil di Kota Jayapura 

Usaha menggunakan mobil, makin marak di Kota Jayapura selama pandemi Covid-19. Bagaimana perkembangan usaha mobile tersebut ?

Laporan: Priyadi, Kota Jayapura

MEMBUKA usaha saat ini sudah tidak harus memiliki tempat yang permanen, atau bahkan harus menyewa tempat dengan modal besar. Apalagi di Kota Jayapura yang sewa tempat setiap tahun seperti ruko sampai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Saat ini di Kota Jayapura sudah cukup banyak pelaku usaha jualan dengan menggunakan mobil yang telah dimodifikasi. Ditambah interior maupun aksesoris pendukung di dalamnya, usaha kuliner yang sudah banyak muncul di kota besar di Indonesia, juga mulai marak di Port Numbay.

Dalam membuka usaha ini, lebih mudah, praktis dan hemat modal dibanding membuka usaha toko, warung, rumah makan atau restoran. Hanya dengan menggunakan mobil yang telah didesain sesuai dengan usaha yang dilakukan, apakah itu kuliner dalam berjualan makanan dan minuman, menjual pakaian, aneka minuman dingin, snack dan barang lainnya yang sekiranya bisa ditempatkan di dalam mobil.

Saat ini usaha berjualan di mobil kini sudah mulai marak di Kota Jayapura khususnya di depan kantor Gubernur Provinsi Papua di Dok II Jayapura.

Dok II Jayapura memang tempat strategis untuk mengais rezeki. Pasalnya di lokasi yang berhadapan dengan pantai tempat nongkrong anak muda dan keluarga yang dilengkapi fasilitas bangku panjang (kupang), menjadi tempat para pemilik usaha yang berjualan menggunakan mobil mulai marak menjajakan usahanya.

Biasanya mereka berjualan mulai sore hari hingga tengah malam. Terlihat mobil yang sudah dimodifikasi ada yang berjualan minuman kekinian, aneka kopi, snack, nasi kuning dan pulsa. Ada juga yang jualan kebab cabang dari luar Papua. 

Keramaian pengunjung terasa pada saat weekend hari Sabtu dan Minggu atau hari libur. Karena di sana banyak pengunjung. utamanya kawula muda atau para komunitas motor dan mobil berkumpul.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, Sabtu (30/10) malam sekira pukul 20.00 WIT, pengunjung khususnya kawula muda sudah mulai memadati bangku panjang depan kantor Gubernur Papua. Ada beberapa pelaku usaha yang berjualan dengan mobil yang ramai pengunjung. Bahkan terlihat antrean warga di sekitar mobil tempat usaha. Salah satunyausaha Kebab Istanbul yang dibuka seorang pria bernama Ifan.

Ifan menjelaskan, berjualan di mobil yang marak di kota besar di wilayah barat  Indonesia,  kini juga mulai marak juga di  Kota Jayapura. Usaha kuliner keliling atau street food di mobil bisa dimanfaatkan dengan baik, sehingga pihaknya mencoba membikin street food mengikuti pasar.

Dirinya memilih makanan kebab karena lain daripada yang lain yang ada di Kota Jayapura. Inipun cabang dari luar Papua dan pertama kalinya hadir di Kota Jayapura.

Menurut Ifan, Kebab Istanbul sudah terkenal di wilayah Indonesia di bagian barat dan kini ia mencoba mengembangkan berjualan di wilayah Timur Indonesia di Papua yakni di Kota Jayapura.

Ifan menyebutkan Kebab Istanbul yang disajikan rasanya tetap sama seperti yang disajikan di kota-kota besar lainnya. Karena pihaknya tetap dijaga otentik rasanya semua bahan dan bumbu didatangkan dari luar Papua. Sehingga ia tinggal mengolahnya. 

“Prospek untuk kuliner di Jayapura lumayan ketat persaingan. Namun untuk berjualan kebab, saya  tetap jadi unggulan di sini, karena tidak begitu banyak menjual varian kebab,” tuturnya di sela kesibukannya melayani pembeli. 

Baca Juga :  Desak Pemprov Segera Keluarkan SK Tarif Dasar Angkot

Soal harga, dirinya mengakui sedikit berbeda dengan di Jawa. Karena di sini ini pengeluaran sedikit lebih besar, contohnya bahan baku didatangkan dari Jawa jadi butuh biaya transportasi yang mahal.

“Kita pilih usaha kebab Istanbul menggunakan mobil supaya bisa ke mana-mana. Di mana tempat ramai, kita bisa kunjungi seperti di Pantai Kupang Dok 2 dan lebih praktis. Tidak sewa tempat, tidak butuh modal besar dan semua fasilitas aksesoris di mobil Kebab Istanbul didatangkan dari Jawa. Selain itu dalam membuat kebab juga tidak dibutuhkan waktu lama sekira 5 menit untuk satu porsi kebab, sehingga dengan menggunakan mobil saja sudah bisa usaha kebab,” tambahnya.

Walaupun saat ini di Kota Jayapura juga banyak penjual kebab namun ia merasa tidak merasa tersaingi karena rezeki sudah dibagi-bagi. Sebab pihaknya tetap berpikir dalam hal kualitas cita rasa dan pelayanan walaupun saat ini kebab istanbul baru beroperasi sekira 1 bulan dan stand by hanya di Kupang Dok 2 mulai dari jam 14.00 WIT. 

“Kita ke depannya akan melihat potensi perkembangan pasar di Kota Jayapura kalau ramai kita akan membuka lagi di wilayah entrop, kotaraja dan sentani,”ujarnya.

Selain Ifan, usaha lain yang menggunakan mobil di Kupang Dok II juga ada yakni RN Kopi. Ersyan selaku owner RN Kopi mengakui, berjualan di mobil tentu akan lebih praktis, karena bisa mobile kemana-mana dan lebih efisien. Di mana ada keramaian menurutnya bisa ke sana.

Ersyan menyebutkan, usaha memggunakan mobil harus dibuat sesuai dengan usaha apa yang dijalankan. Seperti ia memilih usaha membuat kopi dan minuman kekinian serta snack.  Sehingga dalam mobil juga harus ada aksesoris atau fasilitas yang nyaman dan mendukung untuk bisa membuat minuman kopi dan snack serta tetap menjaga keselamatan.

 “Untuk mobil yang saya gunakan untuk usaha ini, saya  pesan langsung dari Jawa termasuk interior dan aksesorisnya. Usaha ini sudah berjalan sekira 6 bulan dan melihat prospeknya di Kota Jayapura bagus. Apalagi dengan dukungan adanya pantai Dok II yang menyediakan bangku panjang, banyak kaum muda yang datang, para komunitas motor dan mobil. Mereka asyik kumpul-kumpul sambil menikmati pemandangan dan pesan makan minum tanpa harus membayar yang mahal, karena harga yang ditawarkan sangat terjangkau,” katanya.

Menurut Ersyan, makanan dan minuman di jalanan ini, juga tidak kalah dengan yang ada di kafe maupun restoran atau di hotel. Karena bahan pilihan juga ada di datangkan dari luar Papua termasuk sajian aneka jenis kopi ada yang dari luar Papua dan juga dan dari lokal Papua. Sehingga pengunjung bisa menyesuaikan mana yang ia sukai termasuk minuman kekinian dengan berbagai varian rasa bahannya memang didatangkan dari Jawa namun sudah dijual di sini. 

Untuk jam berjualan biasanya dimulai dari pukul 18.00 WIT sampai pukul 23.00 WIT atau paling lama 24.00 WIT,  hanya di depan kantor Gubernur Dok II. Selama berjualan, ia mengakui walaupun banyak penjual kuliner menggunakan mobil justru ini juga akan semakin meningkatkan jumlah pengunjung. Karena banyak varian yang bisa dipilih pengunjung saat kumpul-kumpul di sini.

Baca Juga :  Pekan Depan, dr JM Akan Diperiksa Penyidik Polda Papua

Ia berharap peluang usaha di Kota Jayapura seperti ini bisa semakin banyak supaya pengunjung juga semakin banyak pilihan. “Usaha begini juga tetap membantu pemerintah karena mereka yang berjualan dikenakan uang kebersihan,” tambahnya.

Sementara itu, owner Kedai 579  Food Street, Nira mengakui, awal mula ia membuka usaha kuliner berjualan di mobil dan mangkal di Pantai Dok II Jayapura adalah untuk mendukung semarak PON XX Papua. Karena dipastikan pengunjung yang datang banyak. Oleh sebab itu, ia melirik usaha mikro kecil  terlibat dalam suksesnya PON XX Papua.

 “Daripada saya buka kios mending jualan di mobil yang bisa mobile, bisa pindah tempat. Di mana ada tempat ramai kita bisa ke sana dalam berjualan,”katanya.

Ia mengaku, mobil yang digunakan dalam berjualan di pesan dari Jawa, karena dulunya belum ada di Jayapura. Sekalian juga mobil dipesan sudah dimodifikasi sesuai permintaan untuk jualan kuliner. 

Untuk pemesanan mobil juga lama, bisa sampai 1 tahun. Tetapi biasanya normalnya hanya 6 bulan langsung jadi dan dikirim ke Jayapura.

 “Mobil yang saya beli juga second  dan dimodifikasi lagi untuk usaha. Saya lebih memilih jualan snack dan minuman, karena di Kupang banyak  anak-anak muda dan kòmunitas yang suka nongkrong. Jadi minuman dan snacklah yang cocok untuk dijual. Apalagi harganya tidak bikin kantong bolong semua yang dijual terjangkau,”akunya.

Semenjak berjualan, diakuinya respon pasar positif. Walaupun banyak usaha di mobil untuk kuliner ia mengaku tidak masalah. Dirinya bahkan melihat tidak sebagai kompetitor. 

“Yang penting pelayanan ditingkatkan, kualitas makanan dan minuman bagus tentu pengunjung akan bisa memilih sendiri. Dalam berjualan tetap harus memperhitungkan tempat, di mana anak muda suka nongkrong di situlah kita jualan,” tambahnya. 

 “Memang dalam berjualan dengan menggunakan mobil pasti ada kendala. Pertama jika hujan pasti kasihan pembelinya dan harus bisa melayani dengan cepat. Karena dalam membuat makanan dan minuman, langsung ditunggu pembeli, beda di kafe dan restoran. Hal lainnya setiap mobil harus selalu menyiapkan mesin genset karena dibutuhkan penerangan lampu, serta membuat minuman juice, kopi dan putar musik,” sambungnya.

Dua orang warga dari komunitas Army Jayapura, Damu dan Putri kepada Cenderawasih Pos mengaku, tempat nongkrongnya nyaman, santai dan spotnya indah. 

“Di sini bisa melihat laut dan bisa menjadi tempat refreshing anak-anak muda. Apalagi dengan adanya banyak kuliner dan penjual dengan harga terjangkau. Masakan ditawarkan juga bintang 5, harga kaki lima tentu akan menambah semangat muda untuk nongkrong di sini,” ucap Damu yang diamini Putri.

 Mereka juga berharap ke depanya bisa lebih dilakukan penataan lagi untuk parkir kendaraan bisa diatur dengan rapi supaya pengunjung bisa lebih nyaman dan tidak membuat macet.

Sementara itu, untuk usaha jualan di  mobil juga banyak ditemukan di  Jalan Kelapa Dua Entrop dan depan PTC Entrop. Aneka usaha dibuka seperti jualan pulsa, kartu perdana, masker, minuman dingin, snack dan makanan. Hal ini dilakukan tentu untuk lebih menghemat sewa tempat dan mengetahui titik mana saja yang memang banyak dilalui masyarakat sehingga dalam berjualan tetap laku. ***

Maraknya Usaha Menggunakan Mobil di Kota Jayapura 

Usaha menggunakan mobil, makin marak di Kota Jayapura selama pandemi Covid-19. Bagaimana perkembangan usaha mobile tersebut ?

Laporan: Priyadi, Kota Jayapura

MEMBUKA usaha saat ini sudah tidak harus memiliki tempat yang permanen, atau bahkan harus menyewa tempat dengan modal besar. Apalagi di Kota Jayapura yang sewa tempat setiap tahun seperti ruko sampai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Saat ini di Kota Jayapura sudah cukup banyak pelaku usaha jualan dengan menggunakan mobil yang telah dimodifikasi. Ditambah interior maupun aksesoris pendukung di dalamnya, usaha kuliner yang sudah banyak muncul di kota besar di Indonesia, juga mulai marak di Port Numbay.

Dalam membuka usaha ini, lebih mudah, praktis dan hemat modal dibanding membuka usaha toko, warung, rumah makan atau restoran. Hanya dengan menggunakan mobil yang telah didesain sesuai dengan usaha yang dilakukan, apakah itu kuliner dalam berjualan makanan dan minuman, menjual pakaian, aneka minuman dingin, snack dan barang lainnya yang sekiranya bisa ditempatkan di dalam mobil.

Saat ini usaha berjualan di mobil kini sudah mulai marak di Kota Jayapura khususnya di depan kantor Gubernur Provinsi Papua di Dok II Jayapura.

Dok II Jayapura memang tempat strategis untuk mengais rezeki. Pasalnya di lokasi yang berhadapan dengan pantai tempat nongkrong anak muda dan keluarga yang dilengkapi fasilitas bangku panjang (kupang), menjadi tempat para pemilik usaha yang berjualan menggunakan mobil mulai marak menjajakan usahanya.

Biasanya mereka berjualan mulai sore hari hingga tengah malam. Terlihat mobil yang sudah dimodifikasi ada yang berjualan minuman kekinian, aneka kopi, snack, nasi kuning dan pulsa. Ada juga yang jualan kebab cabang dari luar Papua. 

Keramaian pengunjung terasa pada saat weekend hari Sabtu dan Minggu atau hari libur. Karena di sana banyak pengunjung. utamanya kawula muda atau para komunitas motor dan mobil berkumpul.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, Sabtu (30/10) malam sekira pukul 20.00 WIT, pengunjung khususnya kawula muda sudah mulai memadati bangku panjang depan kantor Gubernur Papua. Ada beberapa pelaku usaha yang berjualan dengan mobil yang ramai pengunjung. Bahkan terlihat antrean warga di sekitar mobil tempat usaha. Salah satunyausaha Kebab Istanbul yang dibuka seorang pria bernama Ifan.

Ifan menjelaskan, berjualan di mobil yang marak di kota besar di wilayah barat  Indonesia,  kini juga mulai marak juga di  Kota Jayapura. Usaha kuliner keliling atau street food di mobil bisa dimanfaatkan dengan baik, sehingga pihaknya mencoba membikin street food mengikuti pasar.

Dirinya memilih makanan kebab karena lain daripada yang lain yang ada di Kota Jayapura. Inipun cabang dari luar Papua dan pertama kalinya hadir di Kota Jayapura.

Menurut Ifan, Kebab Istanbul sudah terkenal di wilayah Indonesia di bagian barat dan kini ia mencoba mengembangkan berjualan di wilayah Timur Indonesia di Papua yakni di Kota Jayapura.

Ifan menyebutkan Kebab Istanbul yang disajikan rasanya tetap sama seperti yang disajikan di kota-kota besar lainnya. Karena pihaknya tetap dijaga otentik rasanya semua bahan dan bumbu didatangkan dari luar Papua. Sehingga ia tinggal mengolahnya. 

“Prospek untuk kuliner di Jayapura lumayan ketat persaingan. Namun untuk berjualan kebab, saya  tetap jadi unggulan di sini, karena tidak begitu banyak menjual varian kebab,” tuturnya di sela kesibukannya melayani pembeli. 

Baca Juga :  Diduga Korsleting Rumah Kost di Perumnas III Ludes Terbakar

Soal harga, dirinya mengakui sedikit berbeda dengan di Jawa. Karena di sini ini pengeluaran sedikit lebih besar, contohnya bahan baku didatangkan dari Jawa jadi butuh biaya transportasi yang mahal.

“Kita pilih usaha kebab Istanbul menggunakan mobil supaya bisa ke mana-mana. Di mana tempat ramai, kita bisa kunjungi seperti di Pantai Kupang Dok 2 dan lebih praktis. Tidak sewa tempat, tidak butuh modal besar dan semua fasilitas aksesoris di mobil Kebab Istanbul didatangkan dari Jawa. Selain itu dalam membuat kebab juga tidak dibutuhkan waktu lama sekira 5 menit untuk satu porsi kebab, sehingga dengan menggunakan mobil saja sudah bisa usaha kebab,” tambahnya.

Walaupun saat ini di Kota Jayapura juga banyak penjual kebab namun ia merasa tidak merasa tersaingi karena rezeki sudah dibagi-bagi. Sebab pihaknya tetap berpikir dalam hal kualitas cita rasa dan pelayanan walaupun saat ini kebab istanbul baru beroperasi sekira 1 bulan dan stand by hanya di Kupang Dok 2 mulai dari jam 14.00 WIT. 

“Kita ke depannya akan melihat potensi perkembangan pasar di Kota Jayapura kalau ramai kita akan membuka lagi di wilayah entrop, kotaraja dan sentani,”ujarnya.

Selain Ifan, usaha lain yang menggunakan mobil di Kupang Dok II juga ada yakni RN Kopi. Ersyan selaku owner RN Kopi mengakui, berjualan di mobil tentu akan lebih praktis, karena bisa mobile kemana-mana dan lebih efisien. Di mana ada keramaian menurutnya bisa ke sana.

Ersyan menyebutkan, usaha memggunakan mobil harus dibuat sesuai dengan usaha apa yang dijalankan. Seperti ia memilih usaha membuat kopi dan minuman kekinian serta snack.  Sehingga dalam mobil juga harus ada aksesoris atau fasilitas yang nyaman dan mendukung untuk bisa membuat minuman kopi dan snack serta tetap menjaga keselamatan.

 “Untuk mobil yang saya gunakan untuk usaha ini, saya  pesan langsung dari Jawa termasuk interior dan aksesorisnya. Usaha ini sudah berjalan sekira 6 bulan dan melihat prospeknya di Kota Jayapura bagus. Apalagi dengan dukungan adanya pantai Dok II yang menyediakan bangku panjang, banyak kaum muda yang datang, para komunitas motor dan mobil. Mereka asyik kumpul-kumpul sambil menikmati pemandangan dan pesan makan minum tanpa harus membayar yang mahal, karena harga yang ditawarkan sangat terjangkau,” katanya.

Menurut Ersyan, makanan dan minuman di jalanan ini, juga tidak kalah dengan yang ada di kafe maupun restoran atau di hotel. Karena bahan pilihan juga ada di datangkan dari luar Papua termasuk sajian aneka jenis kopi ada yang dari luar Papua dan juga dan dari lokal Papua. Sehingga pengunjung bisa menyesuaikan mana yang ia sukai termasuk minuman kekinian dengan berbagai varian rasa bahannya memang didatangkan dari Jawa namun sudah dijual di sini. 

Untuk jam berjualan biasanya dimulai dari pukul 18.00 WIT sampai pukul 23.00 WIT atau paling lama 24.00 WIT,  hanya di depan kantor Gubernur Dok II. Selama berjualan, ia mengakui walaupun banyak penjual kuliner menggunakan mobil justru ini juga akan semakin meningkatkan jumlah pengunjung. Karena banyak varian yang bisa dipilih pengunjung saat kumpul-kumpul di sini.

Baca Juga :  Uncen Gelar Tes JMSB Bagi Calon Mahasiswa Baru

Ia berharap peluang usaha di Kota Jayapura seperti ini bisa semakin banyak supaya pengunjung juga semakin banyak pilihan. “Usaha begini juga tetap membantu pemerintah karena mereka yang berjualan dikenakan uang kebersihan,” tambahnya.

Sementara itu, owner Kedai 579  Food Street, Nira mengakui, awal mula ia membuka usaha kuliner berjualan di mobil dan mangkal di Pantai Dok II Jayapura adalah untuk mendukung semarak PON XX Papua. Karena dipastikan pengunjung yang datang banyak. Oleh sebab itu, ia melirik usaha mikro kecil  terlibat dalam suksesnya PON XX Papua.

 “Daripada saya buka kios mending jualan di mobil yang bisa mobile, bisa pindah tempat. Di mana ada tempat ramai kita bisa ke sana dalam berjualan,”katanya.

Ia mengaku, mobil yang digunakan dalam berjualan di pesan dari Jawa, karena dulunya belum ada di Jayapura. Sekalian juga mobil dipesan sudah dimodifikasi sesuai permintaan untuk jualan kuliner. 

Untuk pemesanan mobil juga lama, bisa sampai 1 tahun. Tetapi biasanya normalnya hanya 6 bulan langsung jadi dan dikirim ke Jayapura.

 “Mobil yang saya beli juga second  dan dimodifikasi lagi untuk usaha. Saya lebih memilih jualan snack dan minuman, karena di Kupang banyak  anak-anak muda dan kòmunitas yang suka nongkrong. Jadi minuman dan snacklah yang cocok untuk dijual. Apalagi harganya tidak bikin kantong bolong semua yang dijual terjangkau,”akunya.

Semenjak berjualan, diakuinya respon pasar positif. Walaupun banyak usaha di mobil untuk kuliner ia mengaku tidak masalah. Dirinya bahkan melihat tidak sebagai kompetitor. 

“Yang penting pelayanan ditingkatkan, kualitas makanan dan minuman bagus tentu pengunjung akan bisa memilih sendiri. Dalam berjualan tetap harus memperhitungkan tempat, di mana anak muda suka nongkrong di situlah kita jualan,” tambahnya. 

 “Memang dalam berjualan dengan menggunakan mobil pasti ada kendala. Pertama jika hujan pasti kasihan pembelinya dan harus bisa melayani dengan cepat. Karena dalam membuat makanan dan minuman, langsung ditunggu pembeli, beda di kafe dan restoran. Hal lainnya setiap mobil harus selalu menyiapkan mesin genset karena dibutuhkan penerangan lampu, serta membuat minuman juice, kopi dan putar musik,” sambungnya.

Dua orang warga dari komunitas Army Jayapura, Damu dan Putri kepada Cenderawasih Pos mengaku, tempat nongkrongnya nyaman, santai dan spotnya indah. 

“Di sini bisa melihat laut dan bisa menjadi tempat refreshing anak-anak muda. Apalagi dengan adanya banyak kuliner dan penjual dengan harga terjangkau. Masakan ditawarkan juga bintang 5, harga kaki lima tentu akan menambah semangat muda untuk nongkrong di sini,” ucap Damu yang diamini Putri.

 Mereka juga berharap ke depanya bisa lebih dilakukan penataan lagi untuk parkir kendaraan bisa diatur dengan rapi supaya pengunjung bisa lebih nyaman dan tidak membuat macet.

Sementara itu, untuk usaha jualan di  mobil juga banyak ditemukan di  Jalan Kelapa Dua Entrop dan depan PTC Entrop. Aneka usaha dibuka seperti jualan pulsa, kartu perdana, masker, minuman dingin, snack dan makanan. Hal ini dilakukan tentu untuk lebih menghemat sewa tempat dan mengetahui titik mana saja yang memang banyak dilalui masyarakat sehingga dalam berjualan tetap laku. ***

Berita Terbaru

Artikel Lainnya