Saturday, March 30, 2024
25.7 C
Jayapura

Kementerian PPPA Sediakan Dua Posko

Penanganan trauma healing bagi anak-anak korban banjir bandang di Posko pengungsian SIL, Selasa, (19/3). Untuk memaksimalkan kegiatan trauma healing bagi korban, terutama bagi anak-anak, Kementerian PPPA sedikan dua Posko. ( FOTO : Yewen/Cepos)

Untuk Memberikan Trauma Healing bagi Anak-anak dan Perempuan

SENTANI-Untuk menghilangkan trauma bagi para pengungsi korban bencana banjir bandang di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (16/3), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kementerian PPPA RI) menyediakan dua Posko trauma healing bagi anak-anak.

Trauma healing ini bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami anak-anak korban banjir di Kabupaten Jayapura. 

Hal ini diungkapkan oleh Menteri PPPA, Yohana Yembise yang diwakili Staf Khusus Kementerian PP PA RI, Pdt. Benny Naraha Lefaan, usai memberikan bantuan kepada korban banjir bandang kepada Pemkab Jayapura yang diterima oleh Kapolres Jayapura, AKBP Victor Dean Mackbon, di Posko Induk Gunung Merah, Kantor Bupati Jayapura, Sabtu (23/3).

Baca Juga :  Gerai Sako Ethnic Diharapkan Gandeng Pelaku UMKM Mama Papua

Menurut Benny, untuk menghilangkan trauma kepada anak-anak dan perempuan pasca banjir bandang ini, maka ada Satgas Pelawak dari Kementerian PPPA yang nanti akan hadir dan memberikan trauma healing di Kabupaten Jayapura.

“Kami sudah membuka Posko untuk trauma healing bagi anak-anak. Posko yang kami bangun ada di dua tempat, yaitu di Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Posko di jalan Hawai,” ucapnya.

Benny menyatakan, untuk trauma healing ini akan dilakukan selama satu minggu ke depan, karena yang banyak mengalami trauma adalah anak-anak. Oleh karena itu, pihaknya dari Kementerian PPPA tetap fokus untuk melakukan trauma healing bagi anak-anak pasca banjir bandang.

Baca Juga :  Panitia Gelar Pertemuan Bersama Forkom-LKN Papua

“Trauma healing ini kami lakukan selama satu minggu ke depan. Karena kami melihat yang paling banyak mengalami trauma itu anak-anak. Tidak hanya itu, kami juga tangani sekolah-sekolah, mengingat 6 April 2019, mereka sudah ujian,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Jayapura, AKBP Victor Dean Mackbon, berharap pendampingan terus dilakukan oleh Kementerian PPPA, karena pihaknya melihat banyak anak-anak dan perempuan yang trauma pasca banjir bandang.(bet/tho)

Penanganan trauma healing bagi anak-anak korban banjir bandang di Posko pengungsian SIL, Selasa, (19/3). Untuk memaksimalkan kegiatan trauma healing bagi korban, terutama bagi anak-anak, Kementerian PPPA sedikan dua Posko. ( FOTO : Yewen/Cepos)

Untuk Memberikan Trauma Healing bagi Anak-anak dan Perempuan

SENTANI-Untuk menghilangkan trauma bagi para pengungsi korban bencana banjir bandang di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (16/3), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kementerian PPPA RI) menyediakan dua Posko trauma healing bagi anak-anak.

Trauma healing ini bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami anak-anak korban banjir di Kabupaten Jayapura. 

Hal ini diungkapkan oleh Menteri PPPA, Yohana Yembise yang diwakili Staf Khusus Kementerian PP PA RI, Pdt. Benny Naraha Lefaan, usai memberikan bantuan kepada korban banjir bandang kepada Pemkab Jayapura yang diterima oleh Kapolres Jayapura, AKBP Victor Dean Mackbon, di Posko Induk Gunung Merah, Kantor Bupati Jayapura, Sabtu (23/3).

Baca Juga :  Jumlah Pengurus Kartu Kuning Turun

Menurut Benny, untuk menghilangkan trauma kepada anak-anak dan perempuan pasca banjir bandang ini, maka ada Satgas Pelawak dari Kementerian PPPA yang nanti akan hadir dan memberikan trauma healing di Kabupaten Jayapura.

“Kami sudah membuka Posko untuk trauma healing bagi anak-anak. Posko yang kami bangun ada di dua tempat, yaitu di Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Posko di jalan Hawai,” ucapnya.

Benny menyatakan, untuk trauma healing ini akan dilakukan selama satu minggu ke depan, karena yang banyak mengalami trauma adalah anak-anak. Oleh karena itu, pihaknya dari Kementerian PPPA tetap fokus untuk melakukan trauma healing bagi anak-anak pasca banjir bandang.

Baca Juga :  Panitia Gelar Pertemuan Bersama Forkom-LKN Papua

“Trauma healing ini kami lakukan selama satu minggu ke depan. Karena kami melihat yang paling banyak mengalami trauma itu anak-anak. Tidak hanya itu, kami juga tangani sekolah-sekolah, mengingat 6 April 2019, mereka sudah ujian,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Jayapura, AKBP Victor Dean Mackbon, berharap pendampingan terus dilakukan oleh Kementerian PPPA, karena pihaknya melihat banyak anak-anak dan perempuan yang trauma pasca banjir bandang.(bet/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya